Saat ini kelas Ayra sedang belajar pelajaran bahasa Indonesia. Bu kinan yang sedang menerangkan materi tentang puisi. Tapi, Ayra menengok kearah tempat duduk Faza. Faza kenapa? Dia sakit? Kenapa ga masuk ya? Pertanyaan itu kini berada di pikiran Ayra.
"Ayra, kemari sebentar" suruh bu kinan.
Ayra yang tadinya bengong mendengar panggilan bu kinan pun berdiri dan menuju ke meja bu kinan "iy, iya bu?"
"Tolong ambilkan beberapa buku puisi di meja perpus, ibu sudah bilang ke penjaga perpus kok"
"Iya, bu" ayra mengangguk dan berjalan keluar kelas.
Entah bagaimana ruang perpustakaan itu berada di samping lapangan upacara. Setelah berjalan menyusuri koridor sekolah. Ayra pun sampai di perpustakaan tetapi mata Ayra mengarahkan matanya ke orang yang sedang berdiri di depan tiang benderang dan berhadapan dengan guru.
"Faza? Dia telat?" Gumamnya dalam hati.
Sontak Ayra teringat bahwa ia disuruh mengambil buku puisi di perpus. Lalu Ayra langsung membuka sepatu dan memasuki ruang perpustakaan.
Setelah mengambil beberapa buku Ayra meletakan buku itu di kursi samping pintu perpus, selesai memakai sepatu Ayra menatap kearah lapangan. Faza sudah tidak ada mungkin saja Faza udah selesai hukumannya dan kembali ke kelas.
Dan tiba-tiba seseorang menabrak Ayra dia adalah Faza. Bagaimana biasa ia kira Faza sudah ada di kelas. buku puisi yang Ayra bawa berjatuhan ke sekitaran Ayra. Dan seketika juga Faza langsung membersihkan dan di ikuti oleh Ayra.
"Udah sini biar gue aja yang bawa" ucap Faza detik ini mereka sedang menatap dan Ayra yang menyadari seketika memutuskan pandangan nya.
"Udah gapapa, biar gue aja" Ayra berusaha merebut buku itu dari Faza
"Yaudah setengah setengah tapi gue yang banyak" Faza membagi dua buku puisi itu dan berjalan menuju kelas.
Dengan setuju mereka pun berjalan menuju kelas dengan posisi Faza di depan Ayra. Sedari tadi Ayra menatap kearah punggung Faza dan pada akhirnya mereka sampai dikelas. Terdapat bu kinan yang masih menerangkan di depan.
"Faza?" Ucap kaget Bu kinan. "Kenapa baru dateng?"
"Saya telat bu, tadi abis di hukum pak Tito Terus saya nabrak Ayra" ujar Faza lalu semua murid menyoraki bukan karena Faza telat masuk tapi karena kata Faza menabrak Ayra.
"Yaudah kalian berdua bagiin buku puisinya" perintah Bu kinan. Lalu Ayra dan Faza pun membagikan.
"Kenapa telat lagi za?" Bisik Ezra pada Faza.
"Biasa kesiangan" jawab santainya.
##
Setelah mendengar suara bel istirahat berbunyi. Faza dan kawan kawan langsung menuju kantin untuk menghilangkan penat dan lelah setelah pelajaran yang membuat mereka mengantuk.
Setelah mereka memesan makanan dan minuman. Faza langsung menyantapnya dengan kawan kawan. Meskipun tadi pagi Faza tidak sarapan, tetapi faza masih kuat saat dihukum tadi.
"Za, jangan lupa pulang sekolah kita latihan basket" ucap Gibran yang selesai makan.
"Oh iya, untung lo ngingetin"
"Kita Bantar lagi tanding antar sekolah kan?" Tanya Ezra
"Iya"
"Btw udah di tentuin yang tanding pertama siapa?" Tanya Ezra pada Faza.
"Udah kita lawan SMA Taruna Nusantara" ucap Faza.
SMA Taruna Nusantara adalah SMA nya Garet dan kawan kawan dan tidak salah lagi jika nanti tanding basket pasti mereka tidak mau kalah apa lagi SMA Alverius sudah dua kali memenangkan pertandingan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekertaris: Sekolah
Teen Fiction⚠️budayakan follow sebelum membaca⚠️ Upload setiap malam Minggu Faza Daffin Adriell si cowo cool, bertubuh kekar, cuek, dingin. Sikapnya itu membuat siapapun enggan bermasalah dengan nya. Dan tentang gadis bernama Ayra Zareena Maeva. Seorang gadis...