Kebetulan, Jaemin tak mempunyai acara pada malam itu.
Jeno sedang ada meeting dan Jaemin mempunyai rencana untuk melihat-lihat pertokoan saat menunggu pacarnya selesai. Jadi ketika Haechan meneleponnya, Jaemin merasa sangat senang.
Haechan dengan manis menunggu dengan sabar di depan sebuah restoran lalu setelahnya dia tidak bisa melakukan apa-apa selain hanya menganga saat Jaemin sampai. Jaemin terlihat jelas semakin tampan saat ini. Haechan berseru dalam ke kaguman saat mereka berpelukan dan memekik heboh satu sama lain seperti anak kecil.
Haechan makan banyak malam itu. Ia merasa harus menghilangkan kedespresiannya mengenai Mark dengan memasukan banyak makanan ke dalam mulutnya. Saat mereka selesai, mereka memutuskan untuk melanjutkan obrolan mereka dengan pergi ke tempat lain. Mereka terus berjalan saat sesuatu yang menarik perhatian Jaemin membuat mereka masuk ke sebuah toko. Haechan mengikuti di belakang.
"Sebentar lagi natal ya..."
"Udah punya rencana mau ngasih Jeno apa?"
"Nggak juga sih," ujar Jaemin sambil menghela nafas. "Waktu dia ulang tahunpun gue nggak ngasih hadiah."
"Jeno santai sih orangnya," Haechan menggeser pandangannya dari Jaemin pada sebuah mantel bulu hitam. "Jeno punya lo aja udah bikin dia bahagia."
Jaemin mendengus dengan wajah jengkel dan membuka mulutnya untuk membalas dengan pedas sampai tiba-tiba seseorang yang sangat familiar di luar toko tertangkap oleh pandangannya dan matanya pun melebar. Jaemin bisa melihat figur tersebut dengan jelas dari pantulan kaca besar, Jaemin merasa heran sekali dari banyaknya toko kenapa harus melihatnya disini. Jaemin dengan segera menahan nafasnya dan berdoa agar Haechan tidak melihatnya. Mark sedang tertawa dengan seorang perempuan yang dia tidak kenal—dan Jaemin yakin Haechan tidak kenal orang itu juga.
Jangan lihat kesana. Jangan lihat—sial
Saat Haechan hampir mengalihkan pandangannya menuju Mark, Jaemin dengan segera merebut tangan Haechan meminta perhatian.
"Kenapa?", Haechan terlihat heran.
"Ini nih bagus! Coba yang ini deh!" Jaemin secara acak mengambil sesuatu dan mendorongnya ke depan Haechan.
Haechan terlihat semakin heran. "Jaemin. Ini kan rok."
"Oh," Jaemin mencoba terlihat biasa-biasa saja. "Rok juga cocok buat lo kok..."
"Jangan bercanda deh udah malem!"
Jaemin mencoba untuk memblok pandangan Haechan dengan pindah ke depannya. Dia sadar bahwa Mark masih berada disana, sepertinya pria itu sedang menunggu si perempuan sampai ia mendapatkan taksi.
Jaemin merasa putus asa dalam acara memblok pandangan Haechan, beruntung ia memiliki tinggi yang lebih dibandingkan pemuda manis itu. Haechan terlihat kebingungan dengan aksi itu dan menaruh rok yang diambil Jaemin tadi ke tempat semula. Jaemin melakukan yang terbaik untuk tak membiarkan mata Haechan menyimpang ke zona terlarang. Jaemin berbicara lagi tanpa berpikir. "Em-i itu! Lo tau gak mungkin Jeno bentar lagi mau ngelamar gue!"
"Hah? Yang bener!" Haechan kelihatan berseri-seri. "Bagus dong!"
"G—gue bilang mungkin," Jaemin tersenyum masam. "Maksudnya...um...kalau gue butuh saran, gue selalu bisa hubungin lo kan?"
"Jangan konyol, bisalah. Tapi gue nggak yakin saran kayak apa yang bisa gue kasih ke lo..."
Haechan pelan-pelan mengambil langkah ke samping dan Jaemin mati-matian memegang bahu Haechan lagi.
"Sepupunya Jeno, yang namanya Taeyong inget gak? Dia udah punya pacar baru loh! Udah tau belom?"
"Kirain gak bakal bisa move on tuh dia dari yang lama." Jawab Haechan tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF | MARKHYUCK FIC [Completed]
RomanceKadang terlalu posesif itu nggak baik buat hubungan mereka berdua.