"
Mau kemana?" kata gue pas liat Vernon ngeluarin vespa sprintnya lengkap dengan jaket denim dan traning.
"Ngopi"
"Ikut dong, udah lama ngga ngopi"
"Ayo"
Gue cuman ngambil jaket gue trus keluar lagi nyamperin Vernon, dia pun memberikan helm yang biasa Sofia pake.
Kita pun sampai di kedai kopi setelah adalah 20 menit menempuh perjalan.
Gue ngekor dibelakang Vernon saat dia bertos dengan teman-temannya dan gue juga salaman sok asik gitu.
"Gue pesen dulu ya" kata Vernon ketemen-temennya.
"Gue pikir ngopinya sama Seungkwan apa Seokmin gitu" kata gue saat kita berjalan ke arah kasir untuk pesan minuman.
"Dolce latte sama Caramel latte ka yang grande ya" kata Vernon mengabaikan kebingungan gue barusan.
"Non ih, kacang"
"Bentar dong gue lagi pesen ini, iya kak atas nama Vernon" katanya ke gue trus balik lagi ke kasir.
"Ya lu ngga nanya gue mau ngopi sama siapa?"
"Harusnya jangan lu iyain"
"Kalo ngga di iyain nanti lu bawel" katanya menjitak kepala gue.
-
Setelah memesan kopi dan gue nambah sepotong cheese cake kita duduk di tempat temen-temen Vernon yang rame banget itu.
"Siapa nih Ver?" kata temen Vernon yang gue ngga tau namanya.
Gue pun menjulurkan tangan gue hendak mengenalkan diri gue.
"Ngga usah lama-lama, cewe gue" ngga kaget, emang kebiasaan kalo ngomong tuh gitu dia.
"Oke sob, ngga lama ini" kata temennya Vernon dan tertawa.
Temennya Vernon ada 2, mereka lagi ngomongin musik dan gue dengerin aja ada kali sejam kemudian kita pulang.
-
"Kebiasaan ya lu, emang ngga bisa banget bikin gue deket sama cowo ganteng apa?" kata gue memberikan helm gue padanya.
"Ngga bisa"
"Kebiasaan tau ngga?"
"Ngga papa kali, gue tuh baik ya melindungi lu dari jeratan cowo fakboi. Gue tuh tau banget temen gue yang barusan track record dalam percintaannya tuh gimana"
"Lu jangan-jangan ..??" gue mendekatkan badan gue mepet dia yang masih duduk di motor dan badan dia condong kebelakang.
"Apa?"
"Ah ngga mungkin" gue balik lagi ke posisi awal.
"Coba bentar" gue kembali mencondongkan badan gue ke depan dan menatap matanya, asli sebenernya gue deg-degan.
"Aw!" aduh gue karena jidat gue baru aja dikeplak sama dia.
"Apasih lu?" katanya.
"Lu ... suka ya sama gue?"
"Hah?" katanya membuang muka kemudian ketawa, asli mukanya ngeselin banget.
Ini pertama kalinya gue ngomong kaya gini di perteman kita yang udah dari tk dan sekarang masing-masing udah kuliah, sebenernya walaupun kita seumuran kita ngga pernah satu sekolah dari dulu bahkan kita ngga satu kampus.
Tawanya reda dan kembali menatap gue.
"Iya"
"Iya?"
"Iya"
"Apasih?"
"Iya, gue suka sama lu bolot banget sih"
"Gue ngga denger apa-apa" gue menutup telinga gue dan berlari ke dalam rumah.
"Mba pacar ngga usah salting gitu dong" teriaknya.
"Ya! You're crazy!" teriak gue sebelum menutup pintu rapat-rapat.
ting!
Vernon:
I'm serious
and i am not crazy
Lets talk about this later :)Iya lu ngga gila, tapi gue yang gila
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Friendzone? - SEVENTEEN
Short StorySeventeen and their (girl) friend 310520 Ranking 13 #seventeen