"Bagaimana keadaanmu?"
Soobin tertawa pelan. Akhirnya, setelah tiga hari ia pun bisa tertawa meski sebentar. Aku meletakkan botol yang baru diisi air minum dan duduk sambil mengupas jeruk. Ketika aku menoleh, tampak presensi Soobin yang dibalut pakaian rumah sakit yang kebesaran. Tangannya masih diberi gips, kepalanya dibalut perban, kakinya baik-baik saja meski ada bekas kebiruan di sana-sini.
Setelah selesai mengupas jeruk, aku memberikannya pada Soobin untuk dimakan. Pria itu mendadak kurus dalam kurang dari seminggu. Melihatnya masih perlu dirawat, aku makin merasa bersalah.
"Jangan coba-coba membelaku di depan pria itu lagi. Kau bisa dipukul nanti," kata Soobin sambil mengunyah jeruk.
Aku hanya tertawa. "Bajingan itu memukuliku setiap malam, Soobin-ah. Kau lupa? Dan aku juga sudah memperingatkanmu supaya tidak datang. Sekarang lihatlah hasilnya."
"Tapi, aku tidak menyesal. Setidaknya, luka yang aku terima sudah terbayarkan."
"Benar juga."
Aku melarikan diri dari rumah sambil menahan rasa sakit di dadaku. Bayangan itu masih terlihat sangat jelas dalam ingatanku.
Kepala itu menunduk dengan wajah membiru dan mata yang terbuka lebar. Tubuhnya menjuntai seperti lampu gantung dan bergerak sedikit ke kanan dan ke kiri ditiup angin. Di bawahnya ada selembar kertas yang dirobek asal dari buku.
❝
Kau benar. Hubungan kita tidak akan pernah berhasil. Maafkan aku. Aku sangat mencintaimu, Mio-ya.
❞Aku membuka pintu rumah, berlari keluar tanpa alas kaki. Air mataku mengalir deras sekali hingga aku mencapai kantor polisi dan menjelaskan yang kulihat. Dua petugas pergi menggunakan mobil. Aku menetap dengan dada yang sesak.
Meneguk ludah dengan kepayahan, aku sudah meninggalkan Kak Yeonjun yang tergantung pada langit-langit rumah menggunakan tali tambang yang biasa ia gunakan untuk mengikatku di ranjang.
ᵗᵃᵐᵃᵗ
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN'T YOU SAVE ME? | cyj,csb ✔
Fanfictionmaincasts: yeonjun,soobin,mio type: shortstory code: 30052020-31052020 img: -pinterest ⚠️warning: mentalillness,lgbt,frienship,family,maturecontent