Wendy sudah merencanakan pernikahannya dengan Chatura secara matang, tapi persiapan pernikahan yang menguras emosi ditambah kehadiran Yoga, mantan kekasihnya yang terang-terangan menginginkannya untuk kembali, membuat keyakinan Wendy goyah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I fall in love so easily I fall in love too fast I'm fall in love so terribly hard Fall in love to everlast
***
Tennis Indoor Senayan, Agustus 2010
Satu hari sebelum sebelum pentas seni kebanggaan almamaternya, Sky Avenue, diselenggarakan, Wendy sudah harus standby di tempat acara. Ia datang untuk mengurusi beberapa hal termasuk melunasi tagihan beberapa vendor, mengurusi persiapan penjualan tiket on the spot, dan mengantisipasi beberapa kebutuhan dadakan sehingga ia harus izin untuk tidak masuk sekolah. Perannya sebagai bendahara membuat Wendy harus pandai-pandai mengatur cash flow acara itu.
Selain panitia inti seperti dirinya, anak-anak bagian logistik pun terlihat sibuk hari itu. Termasuk Ceye, yang sejak pagi sudah terlihat bergerak kesana kemari mengomandoi pengaturan backdrop panggung hingga berbincang dengan orang sound soal gema dari speaker yang cukup mengganggu.
Sejak persiapan acara dimulai pertengahan tahun lalu, Wendy cukup sering berurusan dengan Ceye, si tidak bisa diam yang juga favorit semua orang. Sebab, bendahara dan bagian logistik memang harus berkoordinasi soal budget dan bolak-balik mengurus pencairan dana untuk membayar vendor.
Tak terkecuali hari ini. Sedari pagi, Ceye bolak-balik memastikan kepada Wendy soal jumlah tiket early bird yang terjual untuk finalisasi posisi barikade.
Hal ini tentu membuat Wendy sangat senang. Sebab, komunikasinya dengan Ceye yang terjalin beberapa bulan belakangan sudah membuat Wendy menyimpan rasa kagum pada teman satu angkatannya itu.
Ceye sebenarnya sama saja seperti remaja SMA kebanyakan yang jahil dan banyak bercanda. Namun entah kenapa, ia terlihat begitu superior di mata Wendy. Padahal kalau bicara soal tipe, gadis ini biasanya suka dengan lelaki pendiam dan fokus ke akademik, yang jelas-jelas tidak seperti Ceye.
"Ric, Ceye pake baju bebas lucu banget!" bisik Wendy gemas saat melihat Eric berjalan mendekatinya.
"Elah nyet, dia mau dikuncir kek neneng pe'a juga lo bilang lucu," sahut Eric tidak tertarik. Lelaki itu lalu pergi ngeloyor sambil sebelumnya merebut botol air mineral dari tangan Wendy.
"Sialan lo ya, Ric! Ambil minum sendiri napa jangan punya gue!"
"Hi baby~" Sapa Joy ceria sambil mengecup pipi kiri Wendy cepat.
"Baba baby! Kemana aja lo baru dateng jam segini?" tanya Wendy galak.
"Jumpa kekasih dulu dong baby mumpung nggak masuk sekolah hari Jumat..." ujar Joy manja.
"Cih emang ada bedanya pacaran hari Jumat sama hari lain?"
"Beda dong Wendy baby, biasanya kan gue Jumat pagi sekolah, dia kosong di kampus. Gue Jumat siang pulang sekolah, dia Jumat siang baru ada kelas sampe sore. Kamu mengerti kan baby sulitnya?"