Wendy sudah merencanakan pernikahannya dengan Chatura secara matang, tapi persiapan pernikahan yang menguras emosi ditambah kehadiran Yoga, mantan kekasihnya yang terang-terangan menginginkannya untuk kembali, membuat keyakinan Wendy goyah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I know people make promises all the time Then they turn right around and break them When someone cuts your heart open with a knife and you're bleeding But I could be that guy to heal it over time And I won't stop until you believe it Cause baby you're worth it
***
"Yeeeaaaay Taman Safari!" pekik Wendy kegirangan sewaktu Ceye selesai memindai uang elektroniknya di pintu tol Jagorawi.
Akhir pekan ini, Ceye tidak lagi harus menyambanginya ke Cirendeu. Kondisi kaki Wendy yang sudah jauh membaik, membuat mereka berdua bisa pergi jalan-jalan lebih jauh dan akhirnya memutuskan untuk mengunjungi kebun binatang di daerah Bogor tersebut.
"Ih baru juga masuk tol."
"Udah lama banget nggak ke Taman Safari tau!"
"Biasa aja ah lagian. Terakhir kesana aja hewan-hewannya kayak pada kurus-kurus gitu."
"Let me enjoy my thing deh, Ye." Wendy memajukan bibirnya, merajuk.
"Iya, iya, yeay Taman Safari, yeaaayyy!!!" Pria itu mendaratkan telapak tangannya yang besar ke perempuan di sebelah yang pagi itu terlihat segar dan cantik dengan kaus putih polos yang dimasukkan ke dalam boyfriend jeans-nya.
"Ih, banyak kuman ini di tangan tau!" Wendy berusaha menyingkirkan telapak yang hampir menutupi seluruh wajah mungilnya.
"Dasar raksasa," gumamnya lagi saat telapak tangannya bersentuhan dengan telapak tangan Ceye yang ukurannya mungkin dua kali lipat lebih besar dibanding miliknya.
"Yang ini aja kali yang kekecilan!" sahut Ceye sambil menautkan jari-jari mereka.
Wendy kembali memperhatikan jari laki-laki itu yang terasa sedikit kasar di ujungnya, "Masih main gitar, Ye?"
"Masih dong kalo enggak kaku entar. Kenapa? Kerasa banget kapalannya ya?" Pria itu terkekeh.
Wendy lalu mengeluarkan hand cream dari tasnya dan mengoleskannya ke tangan Ceye.
"Enak deh baunya nih. Kelapa ya?" Ceye mengendus tangannya.