Perkiraan yang Tak Sesuai Harapan

75 22 6
                                    

“Ooh, yaudah. Kirain belum disiapin. Ya kan siapa tau kamu cuma ajak main aja tapi gak siapin” kata Clara.

“Ok lah, nah ini kertas untukmu. Kamu tulis harapan yang mau kamu lakukan untuk 5 tahun lagi, terus kamu taruh itu di dalam botol ini.” Ucapku sambil memberikan kertas dan botol pada Clara.

“Lah, penanya mana? Kan mau nulis nih, masa ga ada pena sih?” ujar Clara.

“Oh iya, aku lupa kasih ke kamu. Nih, penanya. Maap tadi terlalu semangat mau main sampai lupa kasih penanya ke kamu.” Ucapku tersipu malu.

“Ehh, yaudah gapapa kok.” Kata Clara.

Kami pun menulis harapan kami masing-masing.

Aku pun juga ikut untuk menulis harapan.
Harapanku adalah…

***

Kami pun akhirnya selesai menulis harapan kami masing-masing.

Kami duduk sejenak menikmati indahnya sunset.

Tak terasa hari sudah mulai malam.
Kami pun pulang ke rumah.

“Eh, Rev, kamu tadi nulis apa di time capsul mu?” tanya Clara penasaran.

“Issh, ada deh. Pokonya kamu ga usah kepo deh, kan 5 tahun lagi kita bisa liat isi dari yang kita tulis tadi.” Kataku.

“Yaudah deh, siap ini kita tidur ya” kata Clara yang lelah.

“Ehh, kamu aja duluan tidur, gapapa kok. Aku masih mau nonton lagi nih” ucapku sambil melihat jam yang mulai menunjukkan jam 10 malam.

“Ishh, kamu mau begadang yaa?” ucap Clara.

“Mana ada aku mau begadang. Siaran kesukaanku itu cuma tayang setengah jam, jadi aku tidur nanti paling lama jam setengah sebelas” ujarku.

“Ohh, yaudah aku tidur duluan yaa” kata Clara yang berjalan menuju tempat tidur.

“Iya iya” ucapku datar.

Aku pun menonton TV yang sekarang merupakan siaran kesukaanku.

Setelah siaran kesukaanku selesai, jam menunjukkan pukul setengah sebelas atau jam 10.30

Aku pun pergi tidur…

Keesokan paginya…

“Claraa, bangun udah jam enam nih, cepat makan, nanti terlambat lho” teriakku untuk membangunkan Clara yang masih tertidur nyenyak.

“Ngg, iyaa aku bangun nihh. Hwaaaa” kata Clara yang masih terlihat ngantuk.

“Ishhh, udah pagi, masih ngantuk” ujarku untuk meledek Clara.

“Ehh, manaada yaa. Kamu ini!! Hwaaaa” ucap Clara yang masih baru bangun tidur.

“Yaudah tuh, cepetan mandinya. Biar seger sikit tuh mukamu, hehe” kataku.

“Ngg, iya deh” kata Clara.

Sementara Clara mandi, aku mempersiapkan sarapan untuk kami berdua.

“Aku udah siap” kata Clara yang mulai bersemangat untuk memulai hari.

“Nah, gitu dong dari tadi. Semangat sikit kan bagus” pujiku.

“Hehe, iya Rev” ujar Clara.

“Tuh makan, udah aku siapin untuk kamu sarapannya” kataku sambil memberikan sepiring nasi beserta lauk kepada Clara.

“Iya, makasih ya Rev”

“Iya, masama”

Setelah kami siap-siap,
Kami pun langsung pergi ke sekolah bersama.

Kami lakukan hal ini setiap hari.
1 minggu pun berlalu…

***

Minggu ini merupakan minggu yang paling ditunggu-tunggu, yaitu ujian nasional atau yang disingkat UN.

Akhirnya minggu yang menakutkan ini pun berlalu.

Ibuku pun menelepon lagi kepadaku.
“Nak, mama mau bilangin, kalo mama sama papa mau pulang ke Indonesia sebentar lagi…” ucap mama.

“Fyuhh, syukurlah mama udah selesai kerja” kataku di dalam hati.

“Tapi mama cuma 1 minggu aja di Indonesianya, setelah itu mama harus pergi lagi ke London sama kamu, Kan kamu mau kuliah di London, terus mama lanjutin kerja” sambung mamaku.

Akupun panik.

JARAK TAK AKAN MEMISAHKAN KITA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang