Kekecewaan Rachela

20 9 6
                                    

" Jika memang kita ditakdirkan bersama,tak ada yang mampu menghalanginya dan jika kita tidak ditakdirkan bersama maka,jadikanlah kisah ini sebagai kenangan yang terindah antara kita." -Arham Abinugroho

Haiii Reader's^^

Aku balik lagi;)hehehe

Jangan bosen yah,baca cerita Arham dan Rachela^^

Kuy...kita langsung kebawah aja:*)hehee

-

-

Bandung,7 Juli 2001

Pagi yang cerah dengan sinar mentari yang tak terlalu mencolok,Rachela terbangun dari tidurnya karena,mendengar suara telfonnya yang berdering.Awalnya ia enggan untuk membangkitkan tubuhnya dari tempat tidur namun,Rachela penasaran siapa gerangan yang membuat handphonenya berdering pagi-pagi gini.

" Driiitt....dritt..drittt...driiit..." Suara deringan yang keluar dari handphone Rachela,dan ia langsung bergegas mengangkat telfonnya,yang ternyata itu adalah telfon dari Arham.

" Hallo..." Ucap Arham mengawali telfonnya.

" Iya! ada apa pagi-pagi gini nelfon?" Tanya Rachela kepada Arham.

" Hel...hari ini kita jalan yuk,kamu mau enggak?" Ujar Arham.

" Jalan kemana? pagi ini,Ham..? Tanya Rachela dengan nada sedikit bergetar karna ia menguap.

" Enggaklah! ya kali jalan pagi-pagi,gue mau ngajak loh ke mall sihh,itu aja kalo loh mau!" 

" Yaudah...emang jam berapa?" Jawab Rachela.

" Hmm..kayak jam 12.15 aja!biar nanti sekalian makan siang disana,loh mau?" Ucap Arham.

" Iyaa!tapi loh jemput guekan?" 

" Iya..entar gue jemput loh,sekalian ada yang mau gue omongin sama loh." Kata Arham dengan sedikit ragu.

" Yaudah..gue tunggu loh nanti,jam 12.15 dirumah gue,BEYYY!" Kata terakhir,sebelum Rachela menutup telfonya.

" BEYYY..."Kata Arham,yang tak sempat Rachela dengar karena,ia langsung menutup telfonya.

Rasa ragu dan takut selalu menyelimuti perasaan Arham,ia ragu apakah mulutnya nanti mampu mengatakan yang sebenarnya,dihadapan Rachela saat mereka bertemu.Namun tak ada pilihan lain bagi Arham selain memberitahunya jika ia,akan pergi ke Surabaya besok.Dengan penuh rasa kecewa didalam hati Arham saat pertama kali,ia mendengar pernyataan dari papanya bahwa,ia harus pergi dan meninggalkan Rachela sang sahabat sekaligus cintanya.

Waktu menunjukkan pukul 11.45 WIB

Arham yang masih berada dirumahnya,bergegas pergi untuk menemui Rachela.Namun,saat Arham tetap didepan pintu,papa Arham memanggilnya,dengan raut wajah yang sedikit tegang namun tenang.

" Arham..?" Ucap papanya.

" Iya!pa..." Jawab Arham sambil membalikkan badan kearah papanya.

" Ham!jangan lupa besok kita udah harus berangkat keSurabaya,papa juga udah nemuin SMA yang baru untuk kamu." Ujar papa Arham,sembari memegang bahunya Arham.

" Aku gak mungkin lupa pah! ini adalah pilihan terberat dalam hidup Arham,jadi enggak mungkin banget aku lupa!" Jawab Arham dengan menundukkan kepalanya.

" Maafin papa yah Ham,papa ngerasa bersalah banget,karena udah buat kamu kecewa." Ucapan papanya yang semakin membuat Arham tertunduk.

" Yaudahlah pah! gak ada yang berubah jugakan dengan papa minta maaf ke Arham,jadi gak perlu pah.." Jawab Arham dengan cepat.

Cinta SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang