Terbiasa^^

18 9 8
                                    

Haii Reader's^^

Aku balik lagi:}heheh

Langsung aja skip kebawah*)

-

-

-

Selalu berusaha untuk menghubunginya,pesan singkat tak pernah lupa disetiap harinya untuk disampaikan.Namun,tak pernah ada balasan,hingga hati terasa seperti terbiasa dalam kesedihan.Satu bulan selepas kepergian Arham,Rachela mulai memahami jika,ia tak akan pernah keluar dari lingkup kesedihannya bila ia selalu larut didalammnya.Membiasakan diri dan tak mengingat masalalu,membuat Rachela mampu menjalani semuanya.

Melangkahkan kakinya untuk pergi kesekolah seperti biasanya,dengan sedikit senyum dipipi merahnya,mengenakan beberapa gelang di tangan kiri,rambut hitam panjang yang terikat kebelakang,membuat percaya diri Rachela naik beberapa derajat.

-

-

Beruntungnya disekolah,Rachela tak terlalu merasa sendiri dan kesepian karena,ia masih memiliki teman,yang bernama  Abi dan Dinda.Dua orang yang selalu menemani Rachela semenjak kepergian Arham,mereka adalah teman,yang menurut Rachela sangat gila dan menjengkelkan.Apalagi Dinda,sih cewek cantik,berambut sedikit kemerahan yang sering sekali menggodanya.Namun,merekalah yang selalu menguatkan Rachela di saat ia bersedih.

" Haii.." Ucapan yang keluar dari mulut Rachela dengan penuh semangat,sembari menghampiri kedua temannya itu.

" Haii..Hel!" Jawaban yang dikeluarkan Abi dan Dinda secara bersamaan,sembari menatap wajah Rachela yang penuh semangat.

" Ada apa nih! tumben banget wajah loh berseri-seri gitu,apa jangan-jangan...." Ucap Dinda dihadapan Rachela.

" APA!! pasti loh mau ngomong yang macem-macemkan!" Kata Rachela sambil mengangkat alisnya dengan sombong.

" Apa sih,Hel! negatif aja kerjaannya pikiran loh yang kotor kayak,air diselokan belakang sekolah."

Dinda dan Abi menertawakan Rachela yang saat itu hanya,mampu menahan rasa kesal pada mereka.

Saat itu bel sekolah sudah berbunyi,penanda bahwa,jam pelajaran akan segera dimulai.Namun,mereka bertiga masih berada didepan lapangan,seolah tak menggubris bel yang telah berbunyi.

Abi yang tak terlalu mengerti,tentang apa yang kedua temannya bicarakan,menyadari bahwa ini adalah saatnya masuk kelas,dan memulai pelajaran pertama.

" EH...bel udah bunyi kali,ngapain kita masih disini! entar guru marah lagi."

" WOLES! kan ada Rachela,iya enggak Hel..?" Ujar Dinda sambil mengangkat satu alisnya keatas, seakan mengejek Rachela.

" Apa sih! udah Bii,kita tinggalin aja,cewek steres ini!!" Rachela melangkahkan kakinya menuju kelas.

-

-

-

Jam pelajaran pertama sudah berlalu,entah kenapa Rachela yang tadinya begitu bersemangat,mendadak menghilangkan senyumannya.Alasanya pasti,tak lain dan tak bukan adalah Arham,namun Abi dan Dinda tak akan membiarkannya terlarut dalam kesedihan lagi.

" Loh kenapa?" Tanya Abi sembari merubuhkan bokongnya keatas kursi yang berada di sebelah Rachela.

" Yah..biasalah Bii,pasti lagi  mikirin dia yang jauh dimata namun,dekat dihati (wkwkwk)." Sorak Dinda dari arah belakangnya,yang seakan mengejek Rachela.

" Apa sih loh,gak jelas banget!! udahlah,kita kekantin aja." Cara Rachela untuk menutupi semua kesedihannya di hadapan Abi dan Dinda.

Abi dan Dinda hanya mampu saling bertatapan karena,melihat tingkah temannya yang satu ini.

-

-

" Hell,loh pesen apa?" Tanya Abi,seraya memegang buku menu yang ada diatas meja.

" Gue..kayaknya pesen mie ayam aja deh!"

" KARBOHIDRAT oh KARBOHIDRAT...!" Lagi-lagi Dinda mencibir dan meledek Rachela,tetapi...ini semua ia lakukan sebagai bentuk hiburan untuk Rachela,yang saat itu sama sekali tidak merasa terhibur melainkan,jengkel terhadap ulah Dinda yang selalu saja menggodanya.

" Diem loh,BERISIK!!" 

Kekesalan Rachela mulai memuncak,ditambah lagi dengan tingkah Abi,yang seakan melanjutkan cibiran yang Dinda berikan tadi.

" Jadi gimana? masih mau mesan,KARBOHIDRATNYA...?"

" Enggak jadi!! pesenin gue es jeruk aja,gak usah banyak-banyak gulanya,gue udah manis!!" Dengan percaya dirinya Rachela mengangkat alisnya dengan sombong.

-

-

Bel masuk lagi-laginya berbunyi,kali ini sebagai penanda jam pelajaran selanjutnya akan mereka hadapi.Dengan perut yang kenyang,mereka langsung masuk kedalam kelas namun,Rachela yang menyesali semuanya,harus menahan rasa lapar sebab, ia tidak makan tadi karena,terlanjur merasa jengkel dengan kedua temannya.

-

-

-

Semua jam pelajaran telah mereka lalui,tiba saatnya bel pulang berbunyi dan betapa senang hati Rachela karena,ia akan berpisah dengan Dinda sih cewek menyebalkan itu hari ini.

" YES! akhirnya....pulang juga! gue udah gak tahan dekat-dekat dengan loh,bisa-bisa darah tinggi,gue kalo disini lama-lama." Ujar Rachela sambil menoleh kearah Dinda yang persis berada di sebelahnya.

" Loh! darah tinggi,Hell? kenapa loh enggak bilang dari dulu sih,entar kalo loh meninggal secara mendadak gimana? ihhh..gue takut banget dehh." Cibiran yang Dinda keluarkan,untuk membalas semua yang telah Rachela katakan.

" Shuuuut... gila loh!! omongan adalah doa!" Ujarnya sambil menutup mulut Dinda dengan kelima jarinya.

" Loh juga sih,guekan pinter jadi,cepat mencerna omongan! bukan salah gue dong." Balas Dinda sembari menjulurkan lidahnya keluar,dihadapan Rachela.

" Udah ahh! gue mau pulang,BAYYYYY!!" Rachela melangkahkan kakinya dengan cepat,mengarah ke parkiran motor.

Hari ini,Rachela mampu menjalani harinya dengan senang walaupun,ia sempat teringat dan hampir saja terlarut didalam kesedihan lagi tapi,untungnya ada dua orang temen yang sangat menjengkelkan dalam hidupnya,yang mampu membuatnya kesal dan melupakan semuanya.

-

-

-

" ADUH...sumpah,hari ini sangat menjengkelkan dan melelahkan banget,ehh...tapi kalo diingat-ingat hari ini,gue gak ngerasa sedih sama sekali,apa mungkin gue udah terbiasa dengan semuanya?" Gumam Rachela yang saat itu sedang mengganti pakaian sekolahnya.

" Untung deh,kalo kayak gitu!" Ucapnya lagi sambil mensyukuri,apa yang telah Tuhan berikan padanya hari ini.

Merubuhkan tubuhnya,diatas kasur yang terasa begitu dingin dan terlelap dalam tidurnya.

TERBIASA,kataitulah yang sekarang ada didalam benab Rachela.Sedang melatih sebuah perasaan agar,tak terus merasa sakit,menghadapi semuanya dengan semangat menjadi suatu hal,yang sangat penting baginya saat ini.

Cinta SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang