- Tantangan dijadikan pedoman, mencari jati diri dijadikan alasan tanpa mereka sadari hal itu akan membunuh mereka secara perlahan apabila tak bisa menanganinya-
Ayah : Eliz maaf gabisa jemput. Pekerjaan ayah masih banyak
Eliza menghela nafas melihat pesan dari ayahnya. Pesan yang muncul tak lama berselang setelah Alfa pulang. Rasanya mau teriak tau gitu dia meng-iyakan ajakan pulang bareng dari Alfa. Nasi sudah jadi bubur. Akhirnya dia memilih untuk menunggu angkutan umum di halte yang tidak jauh dari gerbang sekolah.
Tiba di halte sekolah, Eliza duduk menunggu angkutan umum berwarna hijau -perintah ayahnya- yg akan membawa dia ke jalan menuju komplek perumahannya. Menunggu dua puluh menit akhirnya angkot yang dia tunggu muncul juga. Eliza segara menaiki angkot tersebut bersama penumpang lain yg juga ikut masuk ke dalam angkot.
"Mang kenapa lama? biasanya juga sebentar."
"Maaf bu tadi ada tawuran antar SMA. Jadi, saya jalannya mutar arah." jelas sang sopir kepada seorang ibu yg kira-kira berumur empat puluh tahunan. Eliza yang tidak sengaja mendengar pembicaraan itu terpengarah dan diam – diam ikut menyimak pembicaraan mereka.
"Aduh udah ada tawuran lagi? Anak – anak zaman sekarang kenapa senang sekali menantang maut? Heran saya" sang sopir hanya terkekeh mendengar pernyataan ibu tersebut dan menyahut setuju.
Eliza yang mendengar itupan ikut setuju memikirkan betapa mirisnya anak-anak yang ikut tawuran. Entah untuk apa mereka mengorbankan nyawa dengan bertarung di jalanan. Apakah mereka tidak taku akan bahaya?
Tiga puluh menit berlalu, akhirnya Eliza sampai juga di rumah. Memasuki rumah dia hanya melihat perabotan tanpa ada tanda tanda kehidupan kecuali ikan arwana di aquarium dekat meja makan. Setelah melapas sepatu Eliza berlari menuju tangga yang akan membawa dirinya ke kamar tidur. Berganti pakaian dengan pakaian casual kemudian kembali lagi menuju lantai mencari makan di dapur.
"Gabut banget." setelah makan Eliza duduk di sofa ditemani televisi yang menyala untuk membunuh rasa sunyi yang sedari tadi menghantui.
Saat ini fokusnya hanya kepada layar handphone yang dia gemgam. Tayangan teve di depan dia acuhkan. Eliza sibuk bolak balik buka aplikasi sosial medianya terus seperti itu hingga ada sebuah undangan grup di aplikasi line. Grup itu bernama 'jomblo high quality' yang sudah terpampang jelas di aplikasi linenya, segera dia acc nya undangan tersebut ketika melihat anggota yang masuk adalah ketiga teman barunya Alfa, Naura, dan Gita.
ElizaMahnoor bergabung dengan obrolan
Elizaa : Hallo semua, Liza yang imut dan rajin menabung ini telah bergabung
Alfaniaz : Iw :(
Gitata : Mau Gw kick kayanya
Nauraks : WKWKW
Elizaa : baru juga di undang L
Gitata : sehari sama si Alfa udah kena virus lebay juga ni anak
Alfaniaz : gw diem ya anjir
Nauraks : idup lo emang selalu salah fa
Eliza : sabar ya alfa :(
Alfaniaz : iya gapapa ko aku kuadh
Gitata : DIH
Nauraks : AHAHAHA
Elizaa : maap ka gita
Elizaa : Eh iya pada tau ga tadi ada tawuran?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Tentang Faisal
Dla nastolatkówKisah ini bermula ketika Eliza tidak sengaja masuk ke dalam dunia Faisal. Faisal Raheesh Kakak kelas di sekolah baru Eliza. Biasanya orang - orang manggil dia Ical. Orangnya sembrona. Sukanya nongkrong di warung mamih ditemani teman - temannya. Dan...