CHAPTER THREE : MOMMY RANGER
"Hei baby," ucap Nora dengan isak tangisnya, "Kuberi nama Zane dan aku akan melindungimu dari mereka."
Nora melahirkan bayinya seorang diri di rumah yang berada di tengah hutan. Ia menjauhi dirinya dan juga bayinya dari malaikat yang akan melacaknya dikeramaian kota. Raguel telah dibunuh 2 hari lalu karena mereka pikir Raguel telah mengkhianati bangsa mereka. Sebelum itu suaminya telah memberikan buku mantra agar anak mereka berubah menjadi 100% manusia.
Para malaikat takkan membiarkan anak nephilim tumbuh besar di bumi. Maka Nora harus menyembunyikan Zane dari dunia luar selama 7 tahun agar mantra dan semua yang ia siapkan berhasil dan Zane tidak perlu pergi. "Kau anak manis, ayahmu telah merawat ibu dan dirimu selagi kau dikandungan dengan sangat ketat sehingga kau bisa terlahir. Maafkan aku, aku tidak bisa mengajakmu keluar dari sini. Tapi aku memastikan kau tercukupi."
...
7 Tahun kemudian.
"Zane, apakah kau siap? Besok aku akan mengajakmu ke sekolah." tangannya sibuk memotong halus biji-biji yang baru ia dapatkan dari penyihir ramuan.
Anak lelaki bermata biru dan berambut coklat berlari ke arah ibunya dengan gembira. "Ibu. Aku tidak perlu sekolah. Nanti kau sendirian, aku gak mau ibu sendirian."
Nora mengusap kepala anaknya prihatin, "Zane, kita akan hidup normal besok. Kau akan memiliki kamar yang terang dengan kasur yang empuk. Kau akan sekolah dan memiliki teman. Aku tidak sendirian sayang, kau akan pulang dan menemuiku setelah pulang sekolah."
Zane tersenyum melihat ibunya sangat senang hari ini. Nora ibu yang hebat baginya. Dia mengajari Zane membaca dan belajar mengenai banyak hal tentang dunia. Dia yang pergi jam 3 pagi untuk mencari bahan makanan lalu memasaknya. Dia yang selalu memperbaiki rumah kayu yang selalu bocor ketika hujan datang. Dia mengajari Zane memburu hewan memotong daging. Dia yang telah menunggu bertahun-tahun dengan sabarnya hanya untuk melindungi anaknya.
Dan hari ini adalah hari yang telah ia siapkan. Zane sebenarnya takut. Dia sering melihat mata biru yang menyala di setiap mimpinya setahun terakhir. Mereka terus berkata, "Kau tidak seharusnya berada di sana. Ayahmu seorang pengkhianat. Dan ibumu adalah jembatan menuju kematianmu". Dia terus memikirkan kalimat itu.
Zane mengetahui makhluk apa ayahnya. Dan dirinya adalah campuran dari kedua jenis makhluk hidup. Zane tidak diinginkan. Zane tidak seharusnya ada. Pikirannya kacau setiap kali memikirkan mmpi itu. Tetapi ibu memeluknya setiap pagi dan selalu berkata, "Zane, kau anakku yang paling tampan dan berani. Kau hebat dan pintar. Kau baik dan tidak ada duanya. Ayo bangun dan kita siap belajar hari ini."
Itu hanya mimpi. Mereka yang ada dimimpi tidak nyata. Mereka tidak bisa membuat ibu sendirian, karena dirinya akan selalu menjaga ibunya seperti yang ayah telah lakukan.
"Ayo, apa kau siap?"
Zane tersenyum lalu mengangguk. "Aku selalu siap."
Dia duduk dan ibunya menyiapkan air dingin dengan ramuan yang telah dia buat. "Maafkan ibu, ini akan menyakitkan bagimu, aku akan membuatnya cepat agar kau cepat kembali. Okay?"
"Aku akan baik-baik saja."
Zane harus mengahabiskan napasnya di dalam air. Dia mati sebagai nephilim dan akan hidup kembali sebagai manusia. Semua tanda lahir nephilim dan pelacak malaikat yang akan siap setelah ia genap 7 tahun akan muncul. Nora sudah memberi sigil darah di setiap sisi rumahnya agar malaikat tidak bisa masuk dan menggagalkan rencananya.
Nora meneteskan air matanya sambil menahan kepala anaknya agar tetap di dalam air. "Ibu minta maaf sayang. Ini semua akan berakhir. Sebentar lagi kita akan hidup normal di luar sana."
Zane mulai meronta dan makin membuat Nora tak kuat menahan tangisnya lagi. Pintu dan jendela riuh karena gedoran para malaikat. Dia makin panik dan terus melihat cairan abu-abu yang ada di dalam bak. Cairan itu harus habis terserap ke dalam tubuh Zane.
"Ayolah cepat, cepat, sebentar lagi selesai."
Sampai akhirnya cairan abu-abu itu habis. Dia mengangkat tubuh Zane dan mengeringkan tubuhnya. "Okay, kau hebat Zane. Satu tahap lagi dan kita selesai." Nora menyiapkan suntikan untuk Zane karena itu adalah tahapan terakhir dari ini semua.
Tetapi dia terjatuh menghantam lemari kayu karena malaikan telah masuk ke ruangan tersebut. Dengan cepat Nora menyuntikkan itu pada kaki Zane. "Cepat Zane kau harus bangun" ucap Nora berkali-kali.
Salah satu malaikat menusuk perut Zane dengan pedang yang bersinar redup itu. Nora berteriak histeris, "Kau malaikat sialan! Kau membunuh anakku! Apa itu tugas makhluk suci sepertimu?" Nora memukul malaikat itu dengan kayu.
"Kau ingin anak dari perbuatan terhinamu hidup? Maka kau harus membiarkan kami menyembuhkannya. Dengan ini." Ucap salah satu dari mereka sambil menunjukan botol kaca kecil yang berisi cahaya biru.
"Tidak. Aku tidak akan membiarkan anakku menjadi bagian dari kalian!"
Malaikan dengan setelan jas putih itu mendekat dan mulai menangkup wajah Nora dengan kasar, "Oh? Kau berpikir kami mahkluk hina? Sedangkan kau menghasilkan anak ini dengan salah satu dari jenis kami?"
"Kau makhluk tidak berempati! Apa yang kau inginkan dari anakku?"
"Kau sudah cukup untuk hidup bersama anak ini. Maka kami akan menghidupkannya kembali dengan karunia milik Raguel yang telah kusimpan selama 7 tahun. Kau kuberi tawaran." Malaikat itu melepaskan cengkramannya. "Kubiarkan anak ini hidup dan tumbuh dewasa dalam semalam lalu kalian akan bertemu setiap akhir pekan. Bagaimana?"
Nora melihat anaknya mulai sadar dan kesakitan, "Ibu... Ibu...."
"Nora, kau tidak punya banyak waktu. Dalam semenit dia akan mati, karena dia telah menjadi manusia. Tidak dengan karunia ini. Karunia milik ayahnya yang akan memberikan kehidupan kedua."
"Apa yang akan kalian lakukan setelah itu?" Tanya Nora menahan isaknya.
"Dia akan menjalani tugasnya, menggantikan tugas sang ayah. Karena dia akan menjadi bagian dari kami."
"Baiklah. Kau sembuhkan anakku. Kita sudah sepakat kalau aku akan memiliki waktu dengannya tiap minggu."
Malaikat tersenyum mendengarnya lalu memberika karunia itu pada luka Zane yang seketika anak itu sembuh. Zan diselimuti cahaya hingga tidak seorangpun dapat melihat dirinya. Dia melihat sekitar yang penuh dengan lelaki berjas putih.
Dia berlari ke arah ibunya yang menangis. "Ibu, kita berhasil!" Zane menyeka pipi Nora lalu dia berbisik pada ibunya, "Ibu mereka semua siapa?" Nora makin membanjiri pipinya.
Salah satu dari mereka menarik Zane dari pelukan Nora dengan paksa. Zane mengerang dan memukul dengan tenaga yang ia punya. Lalu malaikat lainnya mendekati Nora. Tepat di depan Zane, Nora dibunuh dengan sadis. Ruangan itu sudah penuh dengan darah.
Mulai saat itu Zane membenci dirinya sendiri. Zane akan membalas semua ini. "Kalian baru saja membunuh ibuku. Kalian juga membunuh ayahku. Jadi selesaikan rencana kalian, bunuh aku juga."
...
Diimeeyah note's :
Zane nya ga jadi metong guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mess You Made
FantasyHidup ketiga Miner bersaudara berubah drastis dengan kekhawatiran akan kehancuran Kota Pinedale. Kedatangan cowo berjas putih yang misterius itu membuat mereka ikut andil dalam menyelamatkan kota bahkan dunia. Karena kesalahan cowok itu bisa merembe...