CHAPTER FOUR : YOU OWE ME.
••
Judith sebenarnya gapapa hidup dengan 3 pria di rumah ini. Ada Jaxen yang selalu bikin emosi, Jonah pemalas tapi untungnya dia memiliki banyak akses untuk kemudahan hidup jauh dari pemukiman dan Troye pengisi hidup Judith untuk saat ini.Tapi kenapa Tuhan mendatangkan cowok aneh yang terlaku katro disaat mendadak begini? Masalahnya, Zane itu makin berisik kalo ingin tau sesuatu. Jonah aja sampai gak mau keluar buat nonton series Friend bareng kemarin malam sebelum Jaxen meminta dia untuk tidur di bawah. Capek katanya jawabin pertanyaan Zane.
Seperti tadi pagi, dia baru saja mencuci pakaiannya yang kumal. Dia diam berdiri mengamati Judith memasukan pakaian kotor ke mesin cuci. Zane melirik aneh padanya seakang-akan mesin cuci yang bergetar akan melahapnya.
"Benda itu cuma memutarkan pakaian dengan sabun. Tidak akan bersih." Dia mengambil sikat dan ember berisi air untuk mencuci pakaiannya.
Padahal Judith menyuruhnya ke sana untuk membantunya membilas pakaian agar cepat selesai. "Berikan pakaianmu, kita harus mencari bahan masakan untuk makan nanti."
"Lalu benda ini kita tinggalkan?"
"Iya."
Dia mengamati sekitar, "pakaianku yang gak akan bersih dengan ini akan ikut dicuri juga kalau kita tinggalkan sendirian."
"Zane, please. There's my idiots brothers looking after it. Waktuku bisa habis kalau harus nunggu mesin ini berhenti."
"Ya sudah. Aku tunggu di sini, kau pergi belanja sendiri"
"Hah, kau tau, ada 4 orang--3 setengah orang yang akan makan seperti babi nanti siang. Aku butuh tanganmu untuk membawa belajaan yang berat."
"Okay."
Okay katanya. Dia sepertinya sangat menikmati Judith marah-marah. Oh iya, semalam itu karena ada penghuni baru--penghuni lama maksudnya, yang telah datang setelah 50 tahun suasana rumah ini jadi mencekam. Tau kenapa? Karena Jaxen semalaman gak tidur untuk mengawasi Zane dengan memegang tongkat baseball untuk jaga-jaga.
Judith dan Jonah terpaksa tidur di ruang tv. Oh tentu tidak lupa dengan tv yang terus menyala semalanan karena Zane fokus nonton semua acara. Tapi cowok itu tidak terlihat kalau dia kelelahan karena nonton terlalu lama. Bahkan gak minta makan! Jaxen sedikit bersyukur.
Sampai di pasar petani Zane terlihat sangat kegirangan. Serius, bahkan dia jadi pusat perhatian. Gak tau, tiba-tiba ketampanannnya yang biasa aja itu langsung berubah jadi luar biasa. Tapi tenang, bagi Judith Troye ada di puncak pria tertampan dalam hidupnya.
Parahnya, dia bikin Judith malu. Malu banget. Dia menyapa semua orang! "Hai tuan, hai nyonya, semoga harimu menyenangkan!" dengan senyum lebar dan tangan melambai kaku.
"Apa besok kau akan mengajakku ke sini lagi?" Tanya dia dengan nada girang menatap Judith yang sudah lusuh. Lusuh mukanya.
Judith yang setengah menunduk hanya menggerakkan bola matanya menatap Zane, jadi horor, "Tidak. Kau enyah saja sana dari hidupku."
Huh, emosi yang meledak-ledak tidak bagus untuk moodnya. Nanti siang ada Troye dan mereka sudah merencanakan untuk nonton film di halaman belakang. Judith harus bilang pada kedua saudaranya yang pemalas itu untuk bangun dan memasukkan Zane ke dalam sangkar burung agar gak kemana-mana. Bercanda.
Lagian Zane tuh bawel banget. Katro.
Setelahnya Judith mengajari Zane untuk membilas pakaian dan menjemurnya. Mesin cuci ini hasil dari rongsokan yang didapat Jaxen, dia membetulkannya. Untuk sementara pakai itu. Tapi sementara nya udah jalan dua tahun. Bilang aja irit.
Urusan pakaian sudah ditangani Zane dan Judith akan memasak. Eh, melihat Jax dan Jonah masih goleran di matras membuat Judith menyipit. Langkah besar untuk membangunkan mereka dengan raket berujung sempurna.
"JONAH TOLONG POTONG TANGAN JUDITH UNTUK BERHENTI! AKU BUTUH ISTIRAHAT!" Teriak Jaxen menggeliat dengan mata masih terpejam.
Judith mendekat, "Ha! Ini sudah jam 11. Waktu tidurmu sudah habis Tuan-Muda." mencubit telinga mereka berdua untuk bangun.
"Hey, i kept my eyes last night to take care your ass . You owe me." balas Jaxen.
"Zane dimana?" Tanya Jonah memecah kemarahan Judith pada Jaxen.
Judith segera mengecek area cuci, "He's gone. HE'S GONEEEE!"
Okay. Siang itu jadi kacau. Judith dan Jaxen lari-larian mencari Zane yang hilang. Sedang Jonah duduk santai dengan semangkuk sereal yang 2 hari lagi kadaluarsa. "Bodoh. Aku punya kakak yang bodoh.
Zane muncul dari dalam, dia mengecek basement yang katanya itu tempat ia tinggal dulu. "Kemana mereka?"
"Mencarimu."
"Oh, apa aku boleh nonton tv? Kayaknya aku butuh banyak latihan menelaah dosa-dosa, seperti malaikat superior lain."
"What?"
Zane tetap menatapnya berharap sedangkan mata Jonah yang tajam siap kapan saja menusuk tenggorokan Zane.
"No, kau ingat? Kau punya urusan permalaikatan--whatever--yang harus kau selesaikan. So, no! Selesaikan lalu kau pergi."
Oh, Jonah cukup to the point.
"Okay."
Dia melangkah lalu berhenti menoleh lagi pada Jonah yang mengembuskan napas berat, "Pakaianku belum cukup kering. Dan aku tidak suka memakai ini, seperti narapidana."
"Astaga"
...
Judith capek.
"Jaxen, apa kau orang baik?" Dia merangkul kakaknya seraya tersenyum.
"Hah? Tidak, Ju. Aku akan jadi penjahat, aku akan memgambil pisaumu lalu kugoreskan pada ginjal bocah itu!"
"Jax, aku capek. Sini, gendong aku." setelahnya Jaxen menyingkirkan tangan Judith dari lengannya.
Jaxen bertolak pinggang "Ha ha, kau lihat nih alisku kusut gara-gara tertiup angin! Aku belum mandi dan sarapan lalu kau minta ditenggelamkan?"
"Digendong Jax, di belakangmu. Ayolah, kalau aku capek aku gak bisa masak, dan kau akan kelaparan."
"Fine."
Judith melompat ke pundak Jax seperti monyet yang bergelantungan.
...
Saat Zane berdiri menunggu pakaiannya kering seorang yang memakai kaos putih dengan jaket kuning muda. Dia tersenyum ketika melihat Zane menyadari dia datang.
"Oh hi buddy, kau sepupunya Judith kah?" Namanya Troye McBrayer, dia langsung merangkul pundak Zane seolah dia adalah teman lama.
"Bukan, aku Zane." Jawabnya tanpa merasa risih.
"Ohh kau temannya Jonathan? Waw, apa kau bisa main alat musik? Atau menyanyi?"
"Aku tidak pernah mencoba semua itu."
"Hmm, great! Kau butuh aku untuk belajar gitar, paling mudah. C'mon, kita akan pesta kecil-kecilan di dalam" Troye menariknya untuk ikut masuk ke dalam.
Zane teringat wajah ketus Jonah padanya, "Tidak, aku harus pergi."
"Acaranya baru mau di mulai, dan kau kelihatan belum makan, masakan pacarku enaaakk sekali."
"Aku tidak mak--"
Telat. Akan ada perang setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mess You Made
FantasyHidup ketiga Miner bersaudara berubah drastis dengan kekhawatiran akan kehancuran Kota Pinedale. Kedatangan cowo berjas putih yang misterius itu membuat mereka ikut andil dalam menyelamatkan kota bahkan dunia. Karena kesalahan cowok itu bisa merembe...