Chapter 1

70 15 1
                                    

Happy Reading😊

🌈🌈🌈

Cahaya mentari pagi menelisik dari sudut ventilasi udara seolah menyampaikan pada dunia bahwa di pucuk timur sana matahari dengan anggun menampakkan dirinya.

Suara gaduh alarm bersaut-sautan dengan dering ponsel di sudut nakas, membuat gadis dalam gulungan selimut itu bangkit dari ranjang empuknya walau dengan kedua mata yang masih terpejam. Diusapnya pelan ujung mata bulat itu berusaha mengumpulkan kesadaran.

Tangannya terulur meraih ponsel dengan logo gigitan apel berwarna hitam itu setelah mematikan alarm tentunya.

Matanya membulat setelah menyadari banyaknya notifikasi panggilan dari kontak yang ia beri nama 'Papa❤', serta banyaknya pesan singkat yang diterimanya pagi ini.

Setelah membuka beberapa pesan dari papanya, dengan secepat kilat ia berlari keluar kamar.

"Papa!" teriaknya saat menemui sosok pria yang tengah duduk santai di ruang tamu apartemen nya dengan kacamata dan secangkir kopi di tangan.

Kemudian ia segera menghambur kearah papanya, jujur ia sangat merindukan sosok di depannya ini.

Sang papa melirik kearah putri semata wayangnya yang kini berada di pelukannya, tangannya terulur untuk mengusap rambut sang putri. "Kamu tidur apa pingsan? Masa daritadi papa telfon gak diangkat."

"Hehehe aku kan tidur Pa, semalem juga abis begadang ngerjain tugas," jawabnya disertai cengiran.

Papanya kembali mengelus rambut putri kecilnya ini. "Jangan kebanyakan begadang Azea! Kamu tau kan kalau begadang itu gak baik buat kesehatan?"

Azea hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti. "Eum Papa tumben pagi-pagi udah ada di sini? Ada yang mau diomongin ya sama Azea?"

"Papa mau ketemu anak papa dulu sebelum berangkat ke Jepang," jawab papanya lembut setelah meletakkan cangkir kopi nya.

Azea mendongakkan kepala bermaksud protes. "Papa kan baru pulang! Kenapa mau berangkat lagi?"

Sang papa hanya tersenyum lembut dan mengeratkan pelukannya. "Papa kan harus kerja sayang. Proyek Papa yang di Jepang kan lagi naik daun, lagian kamu kenapa gak tinggal di mansion utama aja sih? Kan disana ada maid sama supir juga jadi kamu gak kesepian."

"Gak mau! Nanti kalau di mansion malah inget mama terus," jawabnya pilu.

Menyadari raut wajah sendu dari putrinya ia lantas menghela nafas dan menarik wajah Azea agar melihatnya. "Mama kan bahagia di surga dan sekarang pasti mama lagi  senyum liatin princess kecilnya yang makin cantik ini."

Azea tersenyum lembut, setelah mamanya meninggal beberapa tahun yang lalu hidup Azea memang terasa kosong. Azea yang dulunya sangat manja kepada mamanya kini berubah menjadi pribadi yang lebih mandiri.

"Udah jam 8 papa harus ke bandara sekarang," ujar papanya setelah melirik ke arah jam Rolex hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Harus banget hari ini Pa?" balas Azea setelah melepaskan pelukannya pada sang papa.

"Sayang please! jangan buat papa makin bersalah dan gak tega ninggalin kamu disini," jawab papanya lirih.

"Papa berangkat ya? Uang bulanan juga udah papa transfer ke rekening kamu."

"Iya," balas Azea singkat.

"Yaudah papa pergi. Kalau kesepian kamu boleh nginep di rumah temen-temen kamu atau mereka suruh nginep aja di sini."

"Papa peluk!" teriak Azea sebelum papanya benar-benar keluar dari pintu apartemennya.

Setelahnya gadis dengan rambut panjang sebahu itu bergegas mandi dan berangkat ke kampusnya.

Anathema University adalah salah satu kampus paling bergengsi di Bandung. Bagaimana tidak? Jika UKT perbulannya saja bahkan bisa digunakan untuk membeli 2 mobil baru sekaligus.

Bahkan di setiap sudut kampus pun tak jarang ditemui mahasiswa maupun mahasiswi dengan barang-barang branded yang melekat di tubuhnya.

Azea, Aurel, Khansa, dan juga Alexa adalah contohnya. Mereka adalah kumpulan gadis cantik yang disebut-sebut sebagai primadona kampus dengan gaya berpakaian yang sangat mengikuti perkembangan zaman.

Louis Vuitton, Gucci, Chanel adalah barang-barang yang wajib mereka pakai tiap harinya. Tapi siapa sangka dibalik glamour-nya ternyata mereka juga termasuk dalam jajaran mahasiswi berprestasi di kampus.

Azea yang menyukai fotografi tak jarang di dapuk sebagai model di kampus nya, begitu pula dengan Aurel yang sering kali mewakili kampus dalam ajang Olimpiade, dan jangan lupakan Khansa dan juga Alexa yang merupakan mahasiswi unggulan dalam bidang seni dan juga musik.

Meskipun digadang-gadang sebagai primadona kampus tak membuat mereka memiliki sikap yang buruk maupun anti sosial.

Seperti saat ini, Azea dan juga teman-temannya sedang menikmati makan siang di kantin kampus dengan sesekali tersenyum dan membalas sapaan orang yang lewat di depannya.

"Denger-denger Olimpiade lo mau dimajuin ya Rel?" tanya Azea

Aurel melepas kacamata dan sesekali memijat pangkal hidungnya lirih. "Iya nih, pusing gue. Padahal harusnya Olimpiade itu tuh bulan depan tapi sama panitianya malah dimajuin dua minggu lagi."

Khansa menyeruput jus jambu nya sekilas sebelum menanggapi keluhan Aurel. "Emang kenapa dimajuin? Ada masalah?"

Aurel menggelengkan kepalanya pelan "Katanya kalo bulan depan banyak acara di kampus takutnya nanti malah yang Olimpiade gak keurus."

"Orang pinter emang beda ya," gumam Alexa.

"Lo pada abis ini ada kelas gak?" tanya Azea yang dibalas gelengan dari ketiga temannya.

"Jalan yuk! Bosen gue ngadep buku mulu," ajak Aurel.

Azea yang masih sibuk mengunyah makanannya pun hanya menganggukan kepala tanda menyetujui ajakan Aurel.

Sore itu setelah keluar dari pelataran kampus, tempat yang mereka tuju adalah salah satu mall di kota Bandung.

Selama perjalanan pun mereka tak hentinya mengobrol maupun bernyanyi di dalam mobil, entah itu di lampu merah ataupun saat mobil kembali melaju membelah jalan kota.

"Eh puter lagunya Justin dong!" seru Alexa dengan badan yang sedikit ia condongkan ke arah depan.

"Lagunya Justin yang mana?" tanya Khansa yang kini mengutak-atik playlistnya.

Alexa berpikir sejenak, kira-kira lagu apa yang ia hafal dan enak didengar. "Lagu yang-"

"That should be me," sela Azea.

Aurel melirik sekilas kearah Azea dengan alis yang munukik. "Patah hati lu?" tanyanya random.

Azea memutar bola matanya malas. "Lagi pengen denger aja," sautnya malas.

Setelahnya perjalanan mereka diisi dengan lagu-lagu milik Justin Bieber, Taylor Swift, dan sesekali lagu milik artis-artis Korea kesukaan Alexa dan juga Khansa.

🌈🌈🌈

To be Continued

Writing Septidkrn

222Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang