Epilog

1.9K 160 96
                                    

Happy Reading.









Mestinya tlak kusadari
Betapa perih cinta tanpa balasmu
Harusnya tak ku paksakan
Bila akhirnya kan melukaiku

Mungkin ku tak akan bisa
Jadikan dirimu
Kekasih yang seutuhnya mencinta
Namun kurelakan diri
Jika hanya setengah hati
Kau sejukkan jiwa ini

Lagu itu mengalun lagi. Menemani Iqbaal melewati jalanan lenggang Surabaya yang jarang dia rasakan. Hujan yang sedari sore mengguyur kota besar itu membuat penduduknya malas untuk keluar rumah. Dan Iqbaal malah memilih untuk mengitar kota dengan tumbukan air hujan yang membasahi tanah.

Sebulan telah berlalu. Hidupnya terasa berbeda dari bulan-bulan yang lalu.

Ini aneh. Iqbaal merasa aneh dengan keadaan yang dia rasakan. Ia tahu jika yang dia lakukan kali ini adalah hal yang salah. Iqbaal sadar. Di rumahnya ada Steffi dan Nicole yang mungkin telah menunggunya sejak tadi. Tapi lagi-lagi, Iqbaal memilih mendiamkan dirinya sejenak. Dia ingin mengambil space akan kegundahan yang dia rasakan.

Iqbaal gundah sejujurnya...

Satu bulan yang lalu, Salsha resmi bercerai dengannya. Wanita itu resmi menjadi mantan istrinya. Wanita itu... pergi dari hidupnya. Benar-benar pergi. Dan Iqbaal kehilangan wanita itu, mungkin untuk selamanya.

Kontaknya resmi diblokir. Tak ada yang bisa dia akses. Keluarganya menutup diri. Bahkan, ibunya sampai jauh-jauh datang dari Malang untuk memberikan satu tamparan baginya.

Iqbaal sadar. Saat itu, ada banyak orang yang dia lukai. Ada banyak orang yang terlibat dalam keegoisan dia dan Steffi.

Mungkin ku tak akan bisa
Jadikan dirimu
Kekasih yang seutuhnya mencinta
Namun kurelakan diri
Jika hanya setengah hati
Kau sejukkan jiwa ini

Lagu itu kembali berkumandang. Lagi dan lagi. Entah Iqbaal bodoh atau apa. Tapi dia baru sadar jika lagu yang pernah Salsha nyanyikan itu membawa makna besar untuknya.

Wanita itu... mencintainya. Wanita itu telah jatuh padanya untuk saat yang tak Iqbaal tahu kapan saatnya. Salsha memendamnya, memilih untuk membungkam mulut. Wanita itu memilih opsian untuk diam dalam perasaannya, menjadikan dia pecundang cinta.

Tapi dibalik itu, Iqbaal tahu Salsha sedang menjaga hati yang lain. Ada Steffi yang perlu dia jaga untuk perasaannya. Serta ketidakmungkinan yang Salsha takutkan jika perasaannya tak berbalas.

Lalu sekarang, setelah berhasil memporak porandakan hatinya. Salsha pergi begitu bebasnya. Meninggalkan dia yang kesetanan mencarinya. Meninggalkan dia yang gundah gulana dijerat perasaan bersalah.

Mungkin nanti, di kehidupan atau waktu selanjutnya. Iqbaal berjanji akan membalas kesakitan wanita itu. Iqbaal berjanji akan menggantikan rasa sakitnya. Dan mungkin, untaian kata yang belum Iqbaal sampaikan akan terucap.

Kata, "Maaf. Aku mencintamu, Salsha."



***



Herlina menggendong bayi mungil itu, mengayunkannya dengan gerakan pelan. Satu hal yang tak dapat siapapun elak adalah paras cantik bayi di gendongannya begitu mirip dengan papanya. Wanita separuh baya itu mengusap pipi sang bayi. Begitu kasihan dengan nasib yang diterimanya.

"Ibu, nggak pulang?" Salsha baru saja tiba dari pasar. Sayur segar di keranjang belanjanya dia taruh di meja. "Anak bunda..." katanya menyapa si bayi di gendongan sang ibu.

A Half-HeartedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang