VII: [Tawaran Taeyeon]

418 53 18
                                    

Taeyeon tidak bisa tidur karena air matanya merembes jatuh ke pipi dan membasahi bantal tiap kali berkedip.

Tentu saja Sunny tak sampai hati membiarkan sahabatnya insomnia sendirian, tenggelam dalam gelap menuju pagi sedangkan hatinya patah, nyaris hancur. Sunny pernah mencicipi apa yang Taeyeon rasakan ketika Sooyoung memberitahu dunia bahwa ia telah memiliki kekasih bernama Jung Kyung Ho. Dulu Taeyeon mengorbankan waktu istirahatnya untuk menemani Sunny main game sampai pagi agar lupa kegalauan-maka malam ini Sunny akan melakukan hal yang sama supaya Taeyeon tahu ia tak sendiri.

"Tiffany benci sama aku," Taeyoen bergumam dengan mata kosong menatap dinding. Sunny menggigit bibir bawah, berguling mendekatinya. Mengusap rambut Taeyeon seakan ia adalah putri kecilnya sendiri. Penuh sayang dan iba yang bercampur aduk menjadi kemelut cemas.

"Enggak, Taeyeon. Mana mungkin Tiffany benci sama wanita yang hampir setengah hidupnya ada untuk dia di kala bahagia ataupun duka?" Sunny menenangkan, berbisik lembut dari belakang kuping Taeyeon dengan hati-hati. Semata-mata dilakukannya karena Si Ketua mudah terjatuh dan sulit berdiri lagi dengan kedua kaki kecilnya yang ringkih. Sunny ingin menjadi topangan. Tangan yang terjulur untuk membuatnya mampu bangkit dari suram yang menelan.

"Tapi Tiffany mau aku berhenti hubungin dia, Sunkyu. Dia menghindar dari aku-dan maksa aku untuk ikut menghindar darinya," tubuh Taeyeon yang mungil berbalik untuk menghadap Sunny. Memperlihatkan bagaimana kacaunya ia dengan bekas air mata yang memenuhi wajah. Hidung merah, mata bengkak, terlihat lebih lemah dua kali lipat.

Sunny tahu Taeyeon seorang wanita yang hebat dan kuat. Ia bahkan menjadi dominan untuk banyak hal. Namun Tiffany adalah titik mati untuknya. Tiffany pergi, maka dirinya sulit hidup. Sunny mafhum dan tak keberatan. Patah hati itu manusiawi. Hanya saja ia takut Taeyeon terlalu patah hingga enggan kembali utuh.

"Ada alasan jelas di balik ini semua. Kamu gak boleh memutuskan sesuatu sembarangan. Benci itu kata yang kuat dan terlalu berlebihan, Taeng. Kamu pikir Tiffany sejahat itu untuk membenci kamu setelah banyak kisah yang kalian ukir selama ini? Mungkin Tiffany hanya-butuh sedikit ruang untuk dirinya sendiri," Sunny menegaskan, menampar Taeyeon dengan intonasi suaranya yang mengeras. Sayangnya Taeyeon tak mudah menerima alasan ketika dirinya sedang kalut.

Dua mata tajam Nona Kim memandang Sunny menusuk sebelum digenangi air yang ditahannya dengan geraham yang mengerat.

"Berhenti ngasih aku harapan, Sunkyu. Dia mau memulai semuanya dari awal. Dia gak mau aku ganggu kehidupannya. Dia bukan lagi Hwang Miyoung yang mencintai aku. Dia-dia pribadi baru; Tiffany Young, yang kali ini tanpa seorang Kim Taeyeon menyertainya," Kid Leader tak kuasa menahan air mata yang meluruh bersama kata terakhir. Tangisnya menderas cepat. Sesenggukkan. Membumbung di langit dini hari yang terlalu hening dan dingin.

Letupan napas tersembul dari dua belah bibir cantik Sunny, "Kalau itu adalah hal yang ingin kamu percaya, maka percayailah. Aku gak bisa tepis pemikiran buruk orang yang lagi patah hati. Tapi Taeyeon, ingat; ketika kamu menyerah, kamu akan kehilangan banyak kesempatan-dan kamu gak akan bisa memutar waktu untuk memperbaiki segalanya," Sunny memperingati, serius memperingati, benar-benar memperingati.

Dengan perhatian, ia kecup perlahan pipi sahabatnya sebelum melingkarkan tangan di pinggang kecil itu. Lantas menempelkan kepala mereka untuk mendengarkan lebih saksama tangisan Taeyeon yang belum mereda, amat penuh kepedihan.

Semalaman suntuk, tanpa rasa kantuk.

***

Ketika matahari akhirnya menyembul dan menyeka wajah Sunny, wanita itu mengerjap-ngerjap silau. Ia menyadari bahwa suara isak Taeyeon tak lagi terdengar semenjak beberapa menit lalu. Dengan hati-hati, Sunny berusaha bangkit dari ranjang dan mencondongkan kepalanya ke arah Taeyeon menghadap. Sabit kecil tersungging di bibir Sunny.

d e e p  (Sooyoung x Sunny Girls' Generation)Where stories live. Discover now