0.4 Thalita bukan bonekaㅡ Thalita

90 42 44
                                    

"Jangan sok²an deh, umur gada yang tau, siapa tau umur lo tinggal 2x adzan."
_

__☆VOTE HYUNG☆__

"Kalo lo baik lo ughtee." Hmm coba tebak gue ada di mana? Tau nggak,njing?

Jawap aku mas! Jawap.

Gue di perpustakaan, gegara nggak ngerjain Tugas bahasa indonesia. Ngerangkum novel heung males banget ges. Mana gue kebagian novel yang tebelnya kayak dosa kelen, di kasi waktu 2 hari doang, demi apa?!

"Kalo lo jahat lo naughty."

Sepersekon gue noleh ke sumber suara kan, nggak sopan banget sama nyai, main sambung pidato gue.

"Hih anjir, nggak ada got main nyambung nyambung aja,lo."

Bruk.

Lucas ngelemparin bukunya di depan gue, habis itu dia duduk di samping gue sambil ngeletakin kakinya di atas pahanya.

"Sekalian dong, kei."

"..."

"Kei, ntar gue beliin costume badak."

"Enak aja lo dahak onta. Gue aja ngerjain ini udah kayak di tanyain malaikat mungkar nankir."

"Gitu amat, oke gini aja deh. Ntar Thalita  suruh ke sini, nah abis itu dia suruh kerjain tugas kita."

"Yang terhormat Bapak Lucas bryan Alvaro. Saya menolak ajakan bapak, karna saya masih berperi kehewanan."

"Yaudah gue pergi aja lah, males disini."

" sana hush, jauh jauh lo."

Author pov's

Lucas ngehela nafas kasar, dia kira si Keisha bakalan ngelarang Dia pergi kayak 'Andwe oppa,jebal' sambil narikin tangannya. Tapi nyatanya enggak. Miris.

"Ah kaga jadi lah gue, males di kelas ada Bu Ika."

"Bilang aja lo pengen nempel sama gue, ya kan?!"

Lucas salting, dia ngebuka buka novel yang ada di depan keisha, pura pura membaca tulisan yang ada di dalemnya.

"Heh paok, sini novelnya gue mau ngerangkum."

"Noh ambil noh, pelit amat lo."

"Lah baru tau?"

"Y-ya enggak si."

"Kei."

"Napa lagi, hah?!" Keisha ngedongakin kepalanya, soalnya Lucas berdiri. Maklum lah, lucas kan tinggi.

"Keikeiyi."

Bugh

Satu buku tebel berhasil mendarat di lengan Lucas dengan mulus. Nggak tinggal diam, lucas ngebales gebukannya Keisha pake majalah yang digulung gulung. Terjadilah kericuhan di perpustakaan.

Sampai sampai pak edi, penjaga perpustakaan, menangis sampai air matanya mengalir ke ujung kaki gara gara perpusnya jadi berantakan.

KEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang