01.Sajak Cakra

31 6 6
                                    

Sorry for typo :)

"Treng teng teng teng teng"suara Vespa butut menggema di halaman SMA Ganesha.Para murid yang sedang berlalu lalang dihalaman sontak saja menoleh pada si pemilik Vespa yang tak akan membosankan untuk dilhat.

Cakra mematikan mesin motornya dan melepas helm yang terpasang di kepalanya lalu turun dari motor Vespa kesayangan nya itu.Ya,sosok itu adalah Cakra.Cowok rupawan dengan segudang prestasi dan jangan lupakan senyum manis yang setia bertengger di bibirnya.

Entah apa alasan Cakra tidak mau menggunakan mobil mewah pemberian Papa nya.Dia lebih memilih bertahan dengan Vespa legendaris dari sang Eyang yang memang turun temurun.

***
Cakra melangkahkan kaki menuju kelasnya.Dia sesekali tersenyum dan berbasa-basi pada siswa yang menyapa.Langkahnya terhenti saat melihat gadis yang sudah dikejarnya selama kurang lebih 2 tahun terakhir.

Dia memutuskan untuk menghampiri gadis yang tengah menyapu teras depan kelasnya.'Mungkin dia lagi piket kelas' begitu pikir Cakra.Saat sampai didepan gadis pujaannya dia mulai menunjukkan senyum terbaiknya.

"Selamat pagi Senja,lagi piket ya?"tanya Cakra berbasa-basi.

Senja yang disapa hanya melirik sekilas pada Cakra dan menjawab"Udah tau ya nggak usah nanya" jawab Senja ketus sambil berlalu dari hadapan Cakra untuk kembali ke dalam kelas.

Cakra yang melihat senja akan beranjak langsung mencekal tangan mungil Senja yang langsung di tepis oleh gadis manis itu.

"Ngapain sih Lo gangguin gue mulu!?emangnya gak ada kerjaan lain apa!?"
Senja muali menaikkan nada bicaranya satu oktaf.

Cakra yang sadar bahwa senja mulai naik pitam pun tersenyum canggung dan menggaruk kepala bagian belakangnya.

"Emm...ja,gue kan mau ngasih sesuatu dulu ke lo" Cakra mulai mengeluarkan alasannya pada Senja.

"Ish apalagi sih Cak,paling juga puisi Lo itu kan?"Senja sudah hafal betul kebiasaan Cakra setiap pagi,dirinya akan memberikan Senja beberapa bait puisi yang berbeda setiap harinya.

"Hehe...iya,cieeee Senja udah hafal kebiasaan Cakra setiap pagi" Kekeh Cakra yang dibalas lirikan sinis Senja.
'ya gimana gak hafal Lo tuh udah lakuin ini selama 2 tahun lebih' Balas Senja dalam hati.

"Nih ... Puisi sepesial untuk senja,lo tau gak ja? Sajak di dalam puisi itu mewakili perasaan gue buat lo"Jelas Cakra pada Senja yang hanya menatapnya malas.

"Gak tahu dan gak mau tahu"Balas Senja singkat padat dan jelas sambil berlalu dari hadapan Cakra tak lupa membawa puisi Cakra.karena kalau tak diterima maka Cakra akan memaksa Senja sampai puisi itu diterimanya.

Cakra hanya tersenyum miris melihat kepergian Senja.Ini memang konsekuensi mencintai tanpa dicintai menurutnya.Jadi sebisa mungkin dia akan bertahan sampai mendapatkan Senja.Walaupun Cakra tak tahu sampai mana dia akan sanggup bertahan mengejar Senja yang sedikit pun tak menoleh padanya.

Kemudian Cakra melanjutkan langkah menuju kelas nya yang tadi sempat tertunda.

***

Senja mendudukkan diri di bangkunya.Kemudian dia membuka kertas yang berisi puisi pemberian Cakra itu.Dia membaca dalam hati dan meresapi setiap lariknya.

Biarkan aku

Biarkan aku berdiri menantang waktu

Karena tak seorangpun mampu menghentikan ku

Biarkan langkahku melawan arah

Karena rasaku tak mampu dicegah

Biarkan aku bertahan dalam tikam

Perfect PitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang