Sorry for typo :)Cakra melangkahkan kakinya menuju kantin.Dia merasa lelah dan ingin segera mengisi perutnya sehabis ulangan pagi tadi.
Cakra tak sendiri,dia di temani kedua sahabat setianya,Rendy dan Andre.Mereka sudah berteman sejak SMP.Jadi,tak heran jika mereka sangat dekat,bahkan bisa dikatakan seperti saudara.
Mereka mulai mencari meja kosong untuk diduduki.Namun,langkah Cakra terhenti ketika melihat Senja bergurau bersama seorang pria.Hati nya merasa sakit tapi mau bagaimana lagi,ini resiko yang harus ia tanggung jika masih mencinta Senja.
Ia memutuskan untuk mendekat kearah Senja,Wulan dan pria itu.
Teman-teman nya yang melihat Cakra beranjak pun tersenyum mafhum.
Kadang mereka merasa kasihan melihat Cakra yang cintanya bertepuk sebelah tangan.Tapi mau bagaimana lagi ,selagi Cakra masih mau berjuang untuk mendapatkan Senja,Rendy dan Andre akan tetap mendukung.“Hai senja”suara Cakra berdengung merdu menyapa Senja.
Senja yang merasa namanya dipanggil pun menoleh pada Cakra dengan tatapan malas khasnya.
“Mau ngapain?”Tanya Senja to the point.Ia hanya malas melayani omongan Cakra yang kadang suka membual.
“Ih,Senja maaah kan gue mau nyapa Lo,kok Lo sinis banget gitu sih?”Cakra bertanya seolah-olah dia baru mengenal Senja beberapa hari. Padahal dia paham betul Senja akan selalu berkata sinis dan jutek padanya.
“Ngapain sih Lo ganggu kak Senja,seharusnya tuh Lo sadar kalo kak Senja gak mau Lo ganggu”Ucapan itu keluar dari mulut pria yang sedari tadi bercanda dengan Senja.Wajah cerianya berganti dengan wajah sinis ketika berbicara dengan Cakra.Entah kemana hilangnya sifat hangat pria itu.
“Gib,biarin ajalah gak usah diganggu merekanya” Wulan yang Sedari tadi terdiam kini membuka suara.
Pria yang dipanggil “Gib” itu masih saja menatap tajam kearah Cakra.Sedangkan Senja tak acuh dan kembali menyantap Siomay nya.
“Emang nih adek kelas satu gak mau diem”Cakra membela ucapan Wulan.Dirinya memang sedikit tak suka pada pria yang disebut nya sebagai adik kelas itu.
“Eh ini tuh bukan salah Gibran ya,lo aja emang yang keganjenan,gangguin orang makan aja”Sahut Senja yang tak suka Cakra berada di mejanya.
Cakra mempoutkan bibirnya membuat siswi SMA Ganesha yang berada di kantin memekik gemas.Cakra yang dipuja itu masih saja tak peduli pada sekitar. Dia memandangi Senja dengan pandangan yang sulit diartikan.
Sedangkan Gibran tersenyum mengejek padanya merasa bahwa Senja telah membela dirinya.“Yaudah deh kalo Lo gak mau gue ganggu gue balik kemeja gue aja,oh iya gue mau pesen satu hal sama lo” Cakra menatap lekat manik mata Senja.Dan yang ditatap malah menatap nya balik dengan pandangan malas.
“Mau pesen apa lagi sih?” tanya Senja yang mulai geram karena Cakra tak kunjung pergi dari hadapannya.
“pesenya adalah......Lo jangan kangen gue ahahahaha”Cakra menjawab sambil tertawa receh bahkan bisa dikatakan benar-benar receh.
Senja menatap Cakra datar begitpun Gibran dan Wulan.Mereka merasa Cakra ada gangguan kejiwaan yang menyebabkannya menjadi aneh seperti ini. Sedangkan yang ditatap masih saja tertawa sambil berlalu dari hadapan mereka.Cakra melangkah kan kaki kemeja dimana teman-teman nya berada sambil terkekeh-kekeh.
Temanya memandang Cakra aneh.Tentu saja karena mereka mendengar lawakan Cakra yang receh tadi.Sedangkan Cakra duduk dan mengambil posisi di samping Rendy.
“Gue dah dipesenin makan kan?”Tanya Cakra pada kedua sahabat nya.
“Nih udah,yang kek biasa,baek kan kita mau pesenjn Lo makan walau Lo gak minta pesenin” Andre yang tengah makan membuka suara menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Cakra.
Tawa Cakra sudah terhenti dan kini dia memakan nasi goreng yang ada dihadapannya dengan hikmat.
Setelah selesai makan dia berkata pada kedua sahabatnya bahwa dirinya akan membolos.Rendy dan Andre hanya mengangguk ,mereka sudah biasa mendengar kalimat “gue mau bolos aaah” dari Cakra.
Masih beruntung Cakra dikaruniai otak yang jenius,jadi sesering apapun dia membolos dia tak akan bodoh.Itu juga dikarenakan Cakra yang rajin membaca buku pelajaran selain membaca buku-buku sastra kesukaannya.***
Kini Cakra berada di rooftop sambil memangku sebuah gitar yang telah usang. Tak ada yang tahu dirinya bisa memainkan alat musik itu kecuali kedua sahabat baiknya.
Cakra termenung memikirkan kejadian yang dilihatnya sebelum kesini tadi.
Flash back on
Selepas makan di kantin Cakra memutuskan untuk pergi ke rooftop dalam rangka pembolosan.Dirinya melangkah dengan santai sambil memikirkan beberapa hal yang membuat nya sedikit kehilangan konsen.Ya,dirinya tengah memikirkan kedekatan Gibran dan Senja.
Karena kedekatan itu,mereka sukses membuat seorang Bintang Cakrawala Adisatya galau.Ketika tengah memikirkan hal ,itu ternyata dua orang tersebut sudah berdiri didepannya.
Posisi mereka membelakangi Cakra.Sedangkan tangan kekar Gibran bertengger manis di pundak mungil Senja.Ya,Gibra jelas-jelas merangkul Senja didepan mata Cakra.
Pemandangan yang membuat hatinya sesak.Cakra mengikuti langkah Gibran dan Senja yang akhirnya berhenti di ruang musik.Mereka berdua memang sudah dikenal seluruh warga sekolah sebagai Queen and King of music SMA Ganesha.D an sekarang mereka akan berlatih untuk pertandingan musik yang akan diselenggarakan satu bulan lagi di sekolah tetangga SMA Djayakarta.
Cakra mengikuti mereka dan mengintip dari jendela apa yang terjadi di dalam.Disana terlihat Senja sedang tertawa lepas digoda Gibran.
Hati Cakra terasa perih.Dia tersenyum miris dan memutuskan untuk kembali melanjutkan langkahnya menuju rooftop.
Flash back of
Kini Cakra coba menghilangkan hal yang membebani pikirannya tersebut .Dia bernyanyi untuk melepas segala sakit yang dirasakannya.Sedetik kemudian, suara Cakra terdengar mengalun merdu bersanding dengan semilir angin.
Dan benar seorang Bintang Cakrawala Adisatya tengah cemburu.
TBC
hai gaes aku balik lagi nih.maaf ya kalo ngaret banget.soalnya akhir-akhir ini aku lagi males banget buat ngetik.
Maapkeun yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Pitch
Fiksi Remaja"Lo tuh kenapa selalu gangguin gue dengan omong kosong Lo itu sih?!" Senja meneriaki Cakra yang berjalan dibelakangnya sambil bersungut-sungut. "Harus gue bilang berapa kali sih ja , kalo semua itu tuh bukan omong kosong." Cakra yang berjalan dibela...