Sore yang redup Iyan sudah rapi dan wangi biasanya cuma baju santai mandi pun kalo udah Azan Magrib.
" Mau kemana bang, mau apel? "Tanya Langit.
Iyan menggaruk lehernya yang tidak gatal karena ketauan mau ngapel.
" Assalamu'alaikum. " Dido membawa belanjaan lumayan banyak.
"Waalaikumsalam, belanja apa itu kaya mau ada acara sunatan? " tanya Iyan.
" Mau gue sunnat lagi bang. " Menaruh belanjaan di meja dapur.
Iyan meringis karena membayang kan jika di sunnat lagi.
"Tadi gue di telpon bang bareng katanya nanti orang tua bang Naren mau jenguk. " Dido sudah ada didepan kamar.
Tak lama Dido keluar menggunakan kaos oblong dan celana pendek, dan langsung masak.
" Gue keluar bentar, gue usahain pulang cepet. " pamit Iyan yang sudah menghilang dari pintu.
" Kak aku bantu apa nih? "tanya Langit.
" Kupasin bawang aja. " ucap Dido.
Mereka berkutat di dapur hampir 2 jam dan akhirnya selesai mereka memasak beberapa makanan, tak lama Naren pulang.
"Assalamu'alaikum." ucap Naren.
" Waalaikumsalam. " jawab Dido dan Langit.
"Wah masak apa kalian? " menuju dapur.
" Nanti kan ada ayah sama bunda bang naren, aku masak makanan kesukaan mereka. " jelas Dido.
" Makasih udah repot masakin, abang ganti nanti abang bantu. " Naren masuk kamarnya.
Dido menyelesaikan memasak Oseng Teri Medan sedangkan Langit menumbuk daun singkong.
🌕🌕🌕
Penghuni kos sudah terkumpul termasuk Iyan yang sudah pulang dari acara kencan, Iyan kencan bersama adek Satrio walaupun harus drama dulu sama Satrio."Gimana bang lancar kencanya? " tanya Langit.
" Satrio tau gue suka adiknya. " dengan muka bete nya.
" Nih pasti ulah Wiro nih mulut kaya petasan. " Lanjut Iyan.
" Namanya Wira, masalah bang Je gimana? "tanya Dido penasaran.
" Kalian tau siapa cewek yang di bawa ngamar temen kos nya Jae? " pertanyaan Iyan bikin penasaran
Hayo tebak siapa cewek itu.....