17.(spesial konser,Lamaran Satrio)

6 0 0
                                    

Mereka bersiap untuk manggung, tadi pagi mereka melakukan gladibersih.
Mereka berangkat ke Kampus tempat mereka manggung. Jae sangat gugup karena di Surabaya sebagian anak kampus mengenalnya.

Tak menunggu lama mereka sampai dan sudah di tunggu panitia.

" Selamat datang kakak, mari saya tunjukan ruang tunggu kalian. "  Ucap salah satu panitia.

Mereka mengikuti si panitia menyusuri beberapa lorong.

" Kak Je.... Kak. " Teriak salah satu mahasiswa dari lantai dua.

Jae melambaikan tangan membalas sapaan si peneriak.

" Ini ruang kalian, saya tinggal dulu nanti kalo sudah mau tampil saya panggil. " Panitia tadi pamitan dan langsung pergi.

" Bang nyadar enggak tadi MC nya tadi Venti sama temenya? " Tanya Dido.

Jae seperti orang linglung  setelah mendengar pertanyaan Dido.

" Kak, sebentar lagi tampil. "

EnamHari langsung ke belakang panggung.

" Kita sambut "EnamHari" Beri tepuk tangan yang meriah.

Mereka naik ke panggung  mebuat beberapa mahasiswa khusus nya perempuan berteriak memanggil nama mereka.

" Halo saya Satrio,saya Jae atau bisa panggil Je, saya Iyan, saya Wira, halo saya Dido. " Sedikit perkenalan mereka.

Mereka langsung memegang instrumen masing-masing dan menyetel instrumen mereka.

" Untuk lagu pembuka " Hi Hello " Satu, dua, tiga. " Aba-aba Sungjin.

Setelah menyayikan dua lagu mereka turun untuk istirahat sejenak. Mereka menyayikan empat lagu dua lagu terakhir sebagai penutup.

" Hai Je, aku engga ngira bakal satu panggung sama kamu, good luck. " Venti langsung naik ke panggung.

Setengah jam kemudian  EnamHari menampilkan dua lagu  terakhir I  Wait dan You Were Beutiful, mereka juga memberikan semangat dan bercerita. Setelah selesai konser mereka langsung balik ke hotel dan terbang ke Jakarta k

13.00 WIB.

Satrio dan keluarga sudah siap untuk melamar Celin, pengiring lamaran Satrio tidak terlalu banyak cuma beberapa saudara dan anak " EnamHari".

" Mas, tak kiro  ra iso move on(mas, aku kira tidak bisa move on) " Adek Satrio seperti dedemit tiba-tiba datang.

" Seneng yo ngelokno mas mu iki(suka ya ngejek kakak mu ini). " njewer telinga sang Adik.

" Sakit mas, enggak ada yang ngomelin aku, enggak ada yang bangunin aku. " menggosok kupingnya.

"Nak ayo berangkat. " Suara Ibu Satrio membuyarkan percakapan adek kakak tersebut.

Satrio pun keluar  disusul dengan sang adik.

" Sudah siap semua kan, berangkat sekarang. " Perintah Ayah Satrio.

Mereka berangkat ke rumah Celin, tak menunggu waktu lama mereka sampai karena cuma beda komplek.

" Assalamu'alaikum. " Salam Satrio dan pengiring nya.

"Waalaikumsalam." Jawab pemilik rumah.

Mereka  di persilahkan masuk untuk Satrio tercengang dengan penampilan  Celin dengan balutan kebaya. Satrio langsung memutuskan pandang mata karena belum muhrim dan bisa di tabok Ayahnya.

Acara lamaran Satrio lancar, tinggal menunggu balasan dari pihak perempuan yaitu Celin.

" Bang.....  Gue mau ngakui sesuatu." ucap Dido takut.

" Gue sebener udah lamar Faya sebelum kita ke Surabaya. " Peryataan Dido membuat anak EnamHari kaget.

"Kagak bohong kan loe, selamat kapan nikah? " tanya Satrio.

" Dua bulan lagi bang. " ucap Dido.

" Yang udah pacaran lama kapan lamar kagak baek pacaran Lama-lama. " sindir Jae ke Wira.

"Kampret loe bang. " nabok Jae.

Walaupun mereka ada masalah mereka tetap tersenyum.

2 part terakhir

Smile Guys(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang