"Mark!" sapa Haechan ketika melihat Mark yang sedang sedang santai di Rubem.
Mark yang sedang memainkan ponselnya pun menengok, "Gak ada sopan-sopan nya lo sama senior." ujar Mark sambil bergeleng-geleng kepala.
Haechan terkekeh, "Ah gak kaya biasa aja lo. Bang Jungwoo ngapain lo?"
"Ya lo pikir aja dah, gue disini ya mau rapat lah tolol pake nanya lagi." jawab Jungwoo ngegas.
"Santuy bang santuy, basa-basi aja. Yang lain mana dah? " Jungwoo terkekeh ia juga hanya bermaksud bercanda.
"Lagi pada belum kelar kelas. Tadi sih ada Dejun, Bang Winwin, Bang Doyoung, Kak Jennie sama Kak Mina juga tapi kayanya lagi pada keluar pada makan." balas Mark.
"Kemaren motor lo gimana? anak-anak pada bantuin gak?" lanjut Mark.
Kemarin pas ia tahu ban motornya bocor Haechan langsung menghubungi teman-temannya tapi teman tongkrongan nya itu pada gak bisa dan ada aja alesannya.
"Udah kebengkel. Boro-boro anjing, gue di anterin Jeno doang sampe tukang tambal ban terus dia balik. Untung bisa di tungguin motornya, coba kalo kagak gua baliknya gimana coba." keluh Haechan.
"Maaf ya chan, kemaren gua ketiduran balik ngampus makanya gak tau lo ngechat gue. Bang Jae, Bang Yuta, Bang Taeyong, Jaemin, Renjun pada kemana emangnya? gak bisa juga. Terus elo bang? kemana lo?" ujar Mark sambil bertanya kepada Jungwoo.
"Hp gue mati anjir, jadi gak baca pesan nya si Echan."
"Gak apa-apa bang, kalem. Tau tuh yang lain banyak banget alesannya, untung si Jeno ada duit dua puluh rebu kemarin pas mau ke bengkel duit gua tinggal ceban masalahnya."
"Kok bisa dah bocor gitu? nginjek paku?" tanya Jungwoo.
Haechan memasang wajah bete nya, "Dikempesin ama si lampir kampret."
"Yeri? HAHAHA KOK BISA?" tawa Jungwoo dan Mark.
"Balas dendam dia. Gua tinggalin kemaren, ampe mau di alfain katanya gara-gara telat."
"Lo anjir biadab banget jadi adek." kata Jungwoo.
"Lah dianya bang kesiangan, yaudah gua jemput Ryujin aja eh iya Ryujin marah sama gua lagi."
"Mampus, tuh akibat durhaka sama Teteh lo." ujar Mark.
Haechan tersenyum jahil, "Kampret. Iyadah pasti elu mah Bang belainnya si lampir pasti." ujar nya.
"Mana ada." jawab Mark malu.
Jungwoo ikut menatap Mark jahil, "Bucin gak kesampena gini nih"
Mark menabok Jungwoo sedangkan Jungwoo dan Haechan asyik tertawa terbahak-bahak.
-
Untungnya hari ini Yeri tidak ada kelas jadi ia tidak usah repot-repot menunggu kakak tercintanya itu.
Haechan berjalan ke parkiran niatnya sih mau nongkrong dulu dirumah nya Bang Yuta main ps.
Langkah Haechan terhenti ketika berpapasan dengan seseorang.
"Somi?" sapa Haechan ke Somi yang sedang berdiam diri di parkiran.
Somi menengok, "Eh Kak? mau pulang?"
Haechan mengangguk. Sejak terakhir kali obrolan mereka Somi memang tidak pernah mencari Haechan lagi bahkan tidak pernah mengechat Haechan lagi. Somi menghindar. Haechan agak merasa bersalah atas sikapnya waktu itu.
"Ngapain disini?" tanya Haechan melihat Somi yang sedari tadi sendirian.
Somi menunjukkan sebuah berkas yang Haechan tidak tahu itu apa, "Nungguin Minji mau ngasih ini." ujar Somi sambil tersenyum tipis.
Haechan bingung, perkataannya waktu itu mungkin cukup membuat Somi sakit hati pikirnya. Tapi nyatanya Somi masih tetap ramah kepadanya.
"Pulang sama siapa?" tanya Haechan lagi dengan wajah datarnya.
"Eum naik gojek sih kayanya."
"Pulang sama gua mau gak?" tawar Haechan yang membuat Somi melongo.
Somi tersenyum terpaksa, "Enggak deh kak. Kakak kan udah ama Kak Ryujin masa ia nganterin cewek lain."
"Ryujin bukan cewek gua."
"Oh iya lupa. Gebetan kakak dari sekian banyak gebetan ya? lagian juga kakak gak percaya komitmen kan?" ujar Somi sarkas.
Haechan tertohok mendengar perkataan Somi. Ia sadar ia sudah banyak mempermainkan perasaan wanita yang hanya untuk bersenang-senang.
Haechan hanya diam menatap Somi.
"A-ah maaf kak maaf. Bercanda doang sumpah." kata Somi melihat tatapan Haechan yang cukup tajam kepadanya.
Haechan menghela nafas nya panjang. "Gak usah minta maaf som, lu emang bener. Gue gak percaya komitmen." ujar Haechan.
"Tapi tetep—"
"SOMI!" teriakan Minji yang membuat ucapan Somi terpotong.
Minji datang lalu melihat Somi dan Haechan secara bergantian.
"Kok ada dia?" bisik Minji pelan ke Somi tapi bisikan itu masih terdengar oleh Haechan.
"Ekhem!" dehem Haechan merasa di omongin.
"Gak sengaja tadi gue ketemu Kak Haechan. Ini punya lo" balas Somi sambil memberi barang itu kepada Minji.
"Makasih ya Som. Udah ya gue balik duluan, lo gak balik Som? awas jangan lama-lama disini banyak setan." ujar Minji menyindir Haechan.
Haechan hanya bisa mengelus dada, untung cakep tuh cewek batin Haechan.
"Hah? yaudah sono, gue naik gojek. Hati-hati! " kata Somi sambil melambaikan tangan ke Minji yang sudah menjauh.
"Kak gak usah dengerin Minji dia emang gitu."
"Hm. Balik bareng gua kan?"
"Ya-yaudah deh."
"Nah gitu dong." ujar Haechan sambil menarik tangan Somi menuju motor nya.
Haechan gak sadar apa perlakuannya hampir aja buat Somi pingsan ditempat karena deg-deg an?
Masalah Minji yang judes ke Haechan ya karena Minji tau apa yang udah Haechan buat ke Somi. Memang Haechan ini tipe-tipe udah sayang tinggalin, ya jadi begitulah.
Somi sejujurnya udah sukses ngejauh dan ngehindar dari segala pesona nya Haechan. Eh tapi sekarang bisa-bisa ia luluh lagi kalo Haechan gini terus.
Tapi sekarang Somi harus berhati-hati, Somi memantapkan hatinya kalo ia hanya ingin berteman saja dengan Haechan tidak lebih.
TBC~
guys makasih banget vote dan komennya!!! luf banyak banyak!!!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
siblings;
Fanfictionkeseharian dan kisah hidup haechan dan yeri sebagai adek kakak. /bahasa/ /semibaku/ ©sept2019