The Reason - Jung Jaehyun

16. Pergi

Siapa yang kangen sama ff ini?🙋‍♀️

-

🅃🄷🄴-🅁🄴🄰🅂🄾🄽
.
.
.

"Kak Chaeng, kak, halo? Disini ada orang gak?" Tanya Renjun sambil mengetuk-ngetuk jidat Chaeng karena bengong saja sejak tadi, bahkan Renjun panggil pun tetap tidak digubris.

"Apa sih Njun ah! Jangan pegang-pegang, tangan lo kotor, kalau jidat jerawatan gimana?!" Chaeng menepis tangan Renjun lalu mengelus-elus jidatnya sendiri.

"Ya lagian gue panggil diem aja." Balas Renjun tak mau disalahkan. "Lo bengong kenapa lagi sekarang?" Tanya Renjun kepo.

"Semalem gue abis ketemu Bu Yejin." Jawab Chaeng kembali murung.

"Bu Yejin guru SMA kita? Yang musuhan sama lo itu?!" Tanya Renjun kaget.

"Kita gak musuhan ih! Itu mah cuman rumor aja!" Sanggah Chaeng.

"Ya terus kenapa lo jadi murung gini abis ketemu bu Yejin. Berantem lagi ya lo?" Tuduh Renjun.

"Njun bisa gak serius dulu?" Balas Chaeng.

"Iya iya maaf. Kok lo bisa ketemu lagi bu Yejin? Ketemu dimana? Bukannya beliau udah pindah kota pas lo mau lulus ya?" Tanya Renjun kembali serius.

"Ketemu di rumah sakit."

"Rumah sakit? Bu Yejin lagi sakit?"

"Iya, bu Yejin kena gagal ginjal. Kata Jaehyun penyakitnya udah kronis dan gak bisa diselamatin lagi." Balas Chaeng kembeli menundukan kepala, seperti begitu menyesal asal musibah yang terjadi pada gurunya.

"Hah?! Kok bisa?!" Sahut Renjun kaget mendengar kembali kabar Yejin yang kurang baik.

"Njun, kata lo gue harus gimana?" Tanya Chaeng kebingungan.

"Eh lo jangan nangis dulu kak." Renjun panik saat melihat mata Chaeng sudah berkaca-kaca, siap menangis.

.
.
.
🅃🄷🄴-🅁🄴🄰🅂🄾🄽
.
.
.

Tok tok tok

Atensi Yejin yang awalnya tengah membaca buku jadi teralihkan oleh suara ketukan pintu, diliriknya ke arah sana, ada Cheng yang datang menjenguknya lagi dan Yejin menyambut kedatangan Chaeng dengan penuh senyum. Tangannya yang terpasang infus melambai-lambai, menyuruh Chaeng untuk masuk.

"Ini untuk ibu. Maaf kemarin saya gak bawa apa-apa pas jenguk ibu. Semoga ibu suka." Kata Chaeng memberikan sekeranjang parsel buah-buah kepada Yejin.

"Gak apa-apa, terimakasih banyak Chaeyoung." Balas Yejin tidak mempersalahkan.

"Ibu mau makan apel? Biar saya yang kupasin." Tanya Chaeng menawarkan diri dan langsung mencari pisau buah dan piring.

Saat Chaeng dengan telaten mengupas kulit apel, sedangkan Yejin asik menatapi Chaeng dengan netra yang begitu hangat.

"Chaeyoung, gimana kehidupan kamu sekarang?" Tanya Yejin membuat Chaeng mendongkakan kepalanya dan kebingung, bingung kenapa Yejin tiba-tiba bertanya tentang keadaannya.