Chapter 3

35 4 2
                                    

Ketika matahari masih mengintip malu-malu digaris horizon, sosok Vie telah memenuhi langit dengan sayap gagahnya. Hari ini ia berangkat menuju tanah para ogre yang berada jauh di ujung negeri Alyss. Waktunya hanya satu jam dan bukan hal mudah menemukan tempat persembunyian monster besar pemakan daging itu.

Ogre adalah makhluk antisosial. Mereka tidak suka menunjukkan diri, itu sebabnya cukup sulit untuk mencari mereka. Hanya ada petunjuk bahwa mereka tinggal di wilayah Sihr. Hutan belantara yang tak pernah terjamah di ujung Alyss. Tapi, tidak ada yang tahu lokasi tepatnya.

Vie mendarat di muka hutan. Mulai dari sini ia akan berjalan kaki menyusuri jalan kecil disela-sela pepohonan. Hutan ini lebat dan diselimuti kabut, hanya setitik cahaya yang mampu menembus dedaunan. Jika manusia yang memasuki wilayah ini sudah dipastikan akan tersesat dan jadi mangsa binatang buas. Vie teringat pada sesuatu. Ogre adalah monster kanibal, mereka menyukai daging manusia. Daripada susah payah mencari ada cara lain yang lebih efektif.

SRAAK! SET!

Vie menginjak jebakan dibalik dedaunan hingga tubuhnya tertarik ke atas pohon dengan kedua kaki terikat. Topengnya terjatuh, membuat wajah rupawannya tidak tertutupi. Tubuhnya tergantung dengan posisi terbalik untuk waktu yang cukup lama, sampai beberapa makhluk sebesar kerbau dengan rupa buruk menghampirinya. Mereka tertawa memamerkan barisan gigi besar yang tidak rata. Salah satu dari mereka menurunkan Vie, lalu mengikatnya pada sebatang kayu panjang.

Mereka mengangkatnya, membawa Vie seperti kambing guling menuju kawanan yang berada dalam gua di hulu sungai. Jumlah mereka cukup banyak, bahkan ada yang terlihat seperti anak-anak. Satu diantaranya yang paling besar, terlihat seperti pimpinan mereka menghampiri Vie saat kayu yang mengikatnya ditancapkan ke tanah. Tangan kotornya mencengkeram wajah Vie, terlihat mengamati calon mangsanya itu.

  Tangan  kotornya  mencengkeram  wajah  Vie,  terlihat  mengamati  calon  mangsanya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masak dia!" Ia berseru dengan suara seraknya. Kawanan berseru dengan suara geraman. Sepertinya hanya pimpinan mereka yang bisa bicara.

Mereka menaruh banyak kayu di bawah kaki Vie, lalu menyiramnya dengan cairan minyak. Sudah jelas Vie akan dipanggang hidup-hidup. Tapi Vie tidak terlihat gentar dan entah kenapa wajah datar Vie membuat pimpinan mereka kesal. Dengan kasar ia mencengkeram wajah bak porselen itu.

"Wajahmu menyebalkan! Akan kuhancurkan wajahmu setelah kau matang," ujar monster ogre sembari melemparkan obor pada tumpukan kayu tempat Vie berpijak. Api pun menyebar dengan cepat.

"Kalian telah masuk jebakan." Vie membalas dengan datar.

"Apa?"

WHUUSS!

Vie memunculkan sayapnya hingga tali yang mengikatnya putus. Perapiannya pun terhambur ke segala arah akibat kibasan sayapnya yang begitu kuat. Ogre besar itu terpukul mundur, melindungi wajahnya dari percikan api.

The Dark Angel [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang