Pagi-pagi buta sosok Vie telah meninggalkan Kastil Bolivar menuju pusat negeri Alyss, kota metropolitan, kota St.Caroline untuk menemui Jordan. Dia berjalan menyusuri kota tanpa mengenakan topengnya karena sedang tidak bertugas. Suasana kota yang sepi juga membuatnya bisa lebih santai.
Vie sangat hafal jalan menuju tempat kerja Jordan, rumah tua yang berada di ujung pasar dengan plakat besar tertuliskan 'Iron Forges de Jordan'. Sejak kecil Vie sering bolak-balik ke sana untuk membuat senjata pada pria tua yang mendapat julukan sang dewa besi itu. Vie mengetukkan besi yang mengantung pada pintu, suara berat Jordan menyambutnya dari dalam.
"Oh, Vivian, lama tidak melihatmu?" sapanya pada Vie saat pemuda itu memasuki tokonya. Dia adalah satu-satunya orang yang memanggil Vie dengan nama kecilnya.
"Tuan Lucifer menyuruhku kemari," jawab Vie sembari memberikan bungkusan Londsdaleite pada Jordan. Pria dengan jenggot putih panjang itu membulatkan mata.
"Astaga! Ini benda yang langka!"
"Dia bilang kau tahu apa yang harus dilakukan."
Jordan tertawa senang. "Kau tahu? Ini adalah bahan terbaik untuk membuat senjata. Aku akan membuatkanmu senjata istimewa, apa yang kau inginkan?"
"Mungkin pedang," jawab Vie.
"Satu minggu, pedang istimewamu akan sempurna," Jordan menimpali dengan semangat.
Vie mengangguk dan berpamitan, namun Jordan menariknya. Ia memaksa Vie untuk duduk sebentar dan mengopi dengannya. Jordan sangat tahu Vie tidak banyak bicara, bahkan tidak bicara sama sekali. Tapi, dia senang karena Vie akan mendengarkan semua ceritanya tanpa protes.
***
Matahari semakin tinggi menaiki cakrawala. Jalan jalan di kota metropolitan ini pun mulai dipadati penduduknya. Vie berjalan melawan arus, menyusuri pertokoan di pasar. Hari ini ia bebas dari tugas, ia berpikir untuk menghabiskan waktu sejenak dengan berjalan-jalan di kota. Tapi dia tidak menyukai keramaian. Ia memilih untuk melangkahkan kakinya menuju daerah kumuh st.Caroline.
Seperti kota besar lainnya yang memiliki sisi gelap, st.Caroline juga bukan pengecualian. Wilayah di belakang pasar kota yang terkenal adalah perkampungan kumuh. Mereka dengan perkonomian rendah, anak jalanan dan gelandangan tinggal di wilayah ini. Distrik kecil inipun terkenal dengan kriminalitasnya yang tinggi. Kaum bangsawan pastinya enggan melangkahkan kaki mereka disarang penjahat ini.
Lihat saja di depan sana, ada seorang wanita yang menjerit karena pencuri cilik menarik paksa tas miliknya. Orang-orang yang melihat tidak ada yang berniat menolong. Vie berjongkok, mengambil batu kecil di dekat kakinya. Ia membidik, lalu mejentikkan batunya tepat mengenai leher pencuri. Pencuri itu kesakitan hingga mangsanya berhasil lepas. Tindakan Vie barusan menarik perhatian sejumlah bocah yang bersembunyi di gang. Mereka dengan cepat mengerubungi sosok Vie.
"Kau tidak terlihat seperti bangsawan, tapi kau tidak terlihat miskin. Beri kami uang." Mereka menyodorkan tangan pada Vie.
Vie terdiam menatap mereka satu persatu. Ia mengeluarkan beberapa keping Seniree, ia akan membagikannya pada bocah-bocah itu. Namun, seseorang berteriak dari kejauhan.
"Hei, memalak pejalan kaki itu tidak baik anak-anak!"
Vie menoleh untuk melihat seseorang itu. Dia tidak asing, gadis berambut pirang panjang itu adalah Emilia, salah satu rekannya di Kastil Bolivar.
"Vie?" Gadis itu berjalan mendekat dan terkejut. "Kau korbannya? Bocah sialan, beraninya memalak temanku!"
Vie mengangkat tangan menahan Emilia yang siap menerkam bocah-bocah dihadapan mereka. Vie tidak suka bicara dan tidak suka keributan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Angel [ Hiatus ]
FantasyDia bersayap hitam. Dia membantai pasukan dalam sekali aksi. Dia mengembara, menjelajahi setiap sisi dunia. Siapa dia? Malaikat yang terjatuh? Bukan. Iblis? Bukan. Lalu, apakah siluman? Bukan juga. Dunia mengenalnya sebagai Vie of Arc, sang ma...