Luntur

1.5K 186 185
                                    

ShikaYodo Oneshoot

> Luntur <

.

.

Author POV

...

Rute dari perjalanan kasih sayang adalah mengagumi, menyukai, mencintai, dan jika diteruskan bisa saja membenci.

Tapi…

Seberapa lama rute mencintai bisa berubah membenci bila bersamanya waktu tak pernah bergerak?

Takdir memang salah telah mempertemukan Yodo dengan Shikadai. Salah yang berkelanjutan sebab membuat mereka bertengkar, akrab, lalu menyandang status sebagai sahabat masa kecil. Waktu-waktu tanpa perasaan pun hilang hingga persahabatan menjadi alasan mengagumi dalam diamnya Yodo.

Meski digadang-gadangkan keduanya sudah menjalin asmara, namun itu kesalahan terbesar yang mereka bicarakan. Yodo tahu persis bahwa Shikadai tak pernah terang-terangan memberikan rasa padanya, atau mungkin tidak memberikan rasa sukanya pada gadis itu. Tak masalah, sepeser pun Yodo tak berharap dibalas cintanya.

Yang menjadi masalah hanya satu.

"Aku sudah punya pacar."

Ritme jantungnya dibuat tidak teratur. Bola matanya membulat serentak memasang senyum geli. "Bohong!"

"Aku serius!" cecar Shikadai mengacak rambut pirang sahabatnya.

Dengan telak, hatinya di pukul kenyataan. "Pfttt…" Masih saja Yodo merasa dibohongi. Lagian mana mungkin si kukang pintar ini mampu meluluhkan hati perempuan selain dirinya?

"Hmph!"

"Oke, oke, aku akan percaya. Jadi pacarmu itu guling, kan?"

"Kalau tidak percaya, besok akan kukenalkan denganmu!"

Inilah usaha yang didapat ketika mencintainya berarti mengikhlaskannya. Yodo sudah mempersiapkan segala hal untuk masa-masa sulit yang mungkin akan terjadi. Dia tak keberatan semisal Shikadai lebih mementingkan pacarnya. Sama sekali dia tak keberatan. Menjadi keberatan pun dia tak bisa lantaran dia mengerti betul posisinya.

Sekarang yang bisa Yodo lakukan adalah mendukung Shikadai. Memberikan dorongan dari belakang punggung lebarnya. Hari ini semuanya telah ditutup, baik hati pemuda itu, maupun kesempatan si gadis.

"Sela… matnya?"

"Benar harus begitu?" tanya Yodo masih setia mengukir senyum samar, "aku gak mau!"

"Kenapa?" tukas Shikadai mengerucutkan bibirnya.

"Ya karena kamu pasti bohong!"

Shikadai merotasikan netranya menjadi kebiasaan. Atensinya beralih pada bintang yang mereka lihat dari gedung pencakar langit. Sinarnya redup-redup menenangkan, membiasakan diri mereka untuk bungkam.

Jemari lentik nona berusia kurang lebih dua windu itu menangkup pipi gembulnya. Menatap pada setiap melodi yang diciptakan benda langit. Khayalannya bagaikan tengah berjalan-jalan. Rasa yang terbengkalai sampai sulit diuntai menimbulkan penyesalan jauh di seluk beluk benaknya. Satu tetes air mata pun siap lolos dari indra penglihatannya.

Tidak ada euforia yang lebih indah dari cinta. Melainkan cinta bersahabat dengan patah hati, jadi mau tidak mau euforia harus sanggup luntur. Orang yang merasakan cinta lah yang menjadi korban dari euforia sesaat. Tentu saja Yodo adalah bagian dari korban, kan?

Luntur [ShikaYodo Oneshoot] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang