"Hes!" Teriak Naura lantang."Apa Nar?"
"Naura liat tadi Hestu di gerbang kayak sakit gitu, itu kenapa?" Tanyanya kepo.
"Ohhh itu, tadi gak sengaja tangan aku kepentok pagar sekolah, terus maaf yah aku kayak ngusir kamu gitu. Soalnya aku pengennnya si Nilla yang bantuin hehe," kekehnya.
Naura mengerutkan kedua alisnya.
"Emang ikan bisa bantuin Hestu?" Herannya.
"Ha?"
"Ha apa?"
Oke! Mereka ini sebenarnya sedang membahas apa?
"Ikan? Maksudnya Nar?"
"Ituuu, tadi kata Hestu, kamu maunya di bantuin sama Nila, emang ikan bisa bantuin Hestu? Nila kan ikan? Ikan Nila?" Tanyanya beruntun.
Hestu terkekeh.
Dasar si Naura, masa iya pujaan hatinya di bilang ikan? Gak enak banget.
"Nila itu bukan ikan tapi nama orang lagi pula namanya Nilla bukan Nila, bye the way, dia itu orang yang aku suka loh. Idaman banget! Tipe aku banget!" Jelas Hestu gembira.
Naura mengerutkan dahinya, ko tiba tiba dia ngerasa ada perasaan sesak yah pas si Hestu muji muji ikan itu?
Masa iya Naura harus cemburu sama orang yang namanya mirip ikan?
Tapi, mau siapapun namanya, kalo dia bisa buat Hestu jatuh hati. Naura bisa apa?
Tapi, tetap aja. Nyesek!
"Emang si Nila Nila itu dia gimana sih? Kalian dah pacaran?" Tanyanya kepo.
Beginilah wanita, sudah tau makin banyak yang dia ketahui pasti makin sakit hati. Tapi tetap saja di lakuin.
"Dia itu adem di pandang... "
Naura rasa dia juga adem untuk di pandang.
"Suaranya lemah lembut,"
Ah! Bahkan suara Naura dia rasa selembut sutra.
"Dia tau agama,"
Naura juga tau. Dia gini gini, salat lima waktu loh.
"Pakai kerudung juga,"
Oke, Naura emang gak pake. Cuman kan nanti dia bisa pake.
"Dan paling penting,"
Naura mengangkat alisnya.
"Alhamdulillah, dia Soleh. Kayak bidadari surgakuuu,"
Oke! Hestu halu! Hestu kan modelannya kayak tuyul, masa iya Nila yang kayak ikan mau? Eh- kayak bidadari itupun menurut Hestu.
"Hes,"
"Hem?"
"Kalian pacaran?" Tanya Naura kepo.
"Nah itu tuh! Aku makin kagum sama dia, karena dia nolak orang seganteng dan sekeren aku. Karena katanya pacaran itu hukum nya haram."
"Ko haram? Kan Hestu bukan daging babi." Tanya Naura heran.
Ko Naura nanyanya gitu? Ko pertanyaan Naura buat Hestu ngerasa pengen nampol yah?
"Is! Yang haram itu bukan daging babi aja Nar!"
"Jadi apa aja?"
"Yang nikah sama saudara kandung juga setau aku hukumnya haram,"
"Kita saudara bukan Hes?"
"Bukanlah,kita cuman sahabat."
"Berarti halal lah bagi Naura untuk mencintai Hestu?"
Hestu yang mendengar pertanyaan lugu Naura terkekeh.
"Kita itu sahabat, gak ada cinta di antara sahabat selayaknya cinta perempuan pada laki-laki, adanya cinta persahabatan."
Naura tertegun.
"Hestu gak sayang Naura?"
"Sayang lah!"
Naura tersenyum.
"Sebagai sahabat."
Oke, dari sini Naura paham. Bahwa, cintanya bertepuk sebelah tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘏𝘪𝘫𝘳𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘕𝘢𝘶𝘳𝘢
Teen Fiction𝒯ℯ𝓇𝓃𝓎𝒶𝓉𝒶, 𝓂ℯ𝓃𝒸𝒾𝓃𝓉𝒶𝒾 𝒸𝒾𝓅𝓉𝒶𝒶𝓃 𝓉𝒶𝓀 𝓈ℯ𝒾𝓃𝒹𝒶𝒽 𝓂ℯ𝓃𝒸𝒾𝓃𝓉𝒶𝒾 𝓈𝒶𝓃ℊ 𝓅ℯ𝓃𝒸𝒾𝓅𝓉𝒶 **** Bagi Naura, Hestu itu segalanya. Hestu cinta pertamanya, dan sahabat pertamanya. tapi, bagaimana bisa Naura tetap memupuk perasaa...