𝒫ℯ𝓇𝒶𝓈𝒶𝒶𝓃 𝒩𝒶𝓊𝓇𝒶?♥

83 24 17
                                    

𝒥𝒶𝓉𝓊𝒽 𝒹𝒶𝓇𝒾 𝓈ℯ𝓅ℯ𝒹𝒶 𝒶𝒿𝒶 𝓈𝒶𝓀𝒾𝓉, 𝒶𝓅𝒶𝓁𝒶ℊ𝒾 𝓀𝒶𝓁ℴ 𝒿𝒶𝓉𝓊𝒽 𝒸𝒾𝓃𝓉𝒶?

"Hestu!" Teriak Naura ke Hestu.

Hestu yang dari tadi mengerjakan pekerjaan rumah mereka pun menoleh.

"Mau minum?" Tanya Naura lugu.

"Engga Nar,"

"Kenapa?"

"Gak haus."

"Loh gak capek ngerjain Pr terus? Kepala Naura aja pusing baru liat soalnya."

Hestu terkekeh kecil, Naura yang baru melihat soalnya saja sudah pusing apa kabar dengan dia yang mengerjakan?

"Engga ko." Akhirnya Hestu menjawab.

"Ahhh Hestu emang terbaekk. Kalo Hestu capek kan Naura gak enak." Kekehnya.

"Mau makan?"tanyanya lagi.

"Naura kalo kamu ngajak aku ngomong terus ini Pr gak akan kelar."

Naura terkekeh.

Di ambilnya kipas angin mini, dengan telaten tangannya menggerakkan kipas angin itu ke arah wajah Hestu.

"Enak gak?"

Hestu mengangguk, Naura yang awalnya hanya ingin membuat Hestu nyaman malah matanya dengan nakal memandang setiap inci wajah Hestu.

Tai lalat di dekat alis membuat Hestu tampak manis.

Apa lagi alisnya yang tebal, dengan hidung yang mancung. Dan rahang yang kokoh.

Kadar ketampanan Hestu semakin bertambah. Apa lagi sekarang rambut hitam legamnya Hestu sedang berlambai lambai karena terkena angin.

Deg!

Itu bunyi apa?

"Hes," panggil Naura gugup.

"Apa lagi Nar?" Bosen Hestu.

"Jantung Naura Ko berdetak yah."

Hestu memutarkan kedua bola matanya jengah.

"Kalo gak berdetak, yah mati!"

Naura langsung mengangguk.

Iya yah, kalo gak berdetak dia mati. Tapi ko ini rasanya kayak lebih cepat gitu.

"Bukannn gitu ihh,"

"Tapi ini loh, detaknya lebih cepat."

"Kamu punya penyakit jantung?" Tanya Hestu khawatir.

Naura membelalakkan matanya.

"Gak tau," cicitnya.

"Sana tanya mami kamu."

"Mami!" Teriak Naura nyaring sembari melangkah pergi meninggalkan Hestu yang terkekeh. Hestu taulah bahwa keluarga Naura itu tidak memiliki keturunan penyakit jantung itu hanya akal akalannya saja agar Naura tidak mengganggunya terus menerus.

"Jadi gitu," sang mami yang mendengar cerita anaknya mengangguk ngangguk.

Cukup konyol sebenarnya cerita anaknya ini. Tapi apa boleh buat, anaknya memang masih terlalu polos. Terlebih, Naura itu sekolah pun di rumah, yah Naura home schooling masa putih biru dan dia pun masuk sekolah umum saat menjejakkan kaki di masa putih abu-abu.

"Kamu gak sakit jantung," jelas maminya.

Naura langsung menghela nafas lega.

"Tapi lagi jatuh cinta,"

Naura kaget.

"Naura jatuh cinta? Sama siapa?" Jeritnya tertahan.

"Hestu mungkin," kekeh maminya sambil mengetuk ngetuk dagunya seperti berpikir.

Naura membelalakkan matanya.

Hari ini, adalah hari terkaget Naura!

❣◕ ‿ ◕❣

Gimana sama nih chapter? Beri kesannya dong hihi

𝘏𝘪𝘫𝘳𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘕𝘢𝘶𝘳𝘢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang