enam- kelompok

4 0 0
                                    

***

Setiap sekolah, pasti ada paling tidak satu guru yang seenaknya. Datang memberi tugas lalu duduk santai di balik meja guru. Memberi tugas tanpa menerangkan, dinilai tanpa di koreksi.

Makan gaji buta, istilahnya

Kejadian itu sekarang terjadi di kelas Asya, ipa 5. Guru yang seenaknya itu masuk kelas, menuju bangkunya, kemudian memanggil ketua kelas agar mendekat.

Tanu, selaku ketua kelas melangkah maju malas.

Hera berdecak, "disuruh ngapain lagi tuh. Enak banget yah, main hape di kelas. Leyeh-leyeh"

Anti menyahut, "Gaji buta emang enak, Ra"

Yang mendengar hanya menyahut setuju. Setelah beberapa menit, suara tanu menginterupsi.

"Kita dapet tugas kelompok. Buat presentasi minggu depan. Bahannya bisa kalian cari di buku bab terakhir. Satu bab aja gapapa."

"Berapa anggota?"

"Jadi empat kelompok.Karena kita krisis cewe dikelas, cewe nya dibagi. Masing-masing kelompok nanti, dua kelompok dapet dua cewek"

Semua mulai riuh. Beberapa siswa memilih merundingkan siapa yang akan menjadi anggota mereka.

"Anggota per kelompok udah gue bagi, lo pada jangan kaya cacing gitu", Tanu terkekeh saat mendapat sorakan dari para cowo dikelas. Ia segera membuka buku dan membacakan masing-masing anggota kelompok

"April dapet kelompok satu. Lo sendiri ya? Keberatan?"

"Hm."

Kali ini, Tanu menunjuk hera, "Hera lo sama mida, kelompok dua"

Hera dan mida beradu tangan, mereka bersorak ria.

"Gantinya, kalian dapet dhani ya?, biar adil" dhani- cowo tulalit di kelas. Mida hanya mengangguk pasrah

Kali ini, atensi tanu tertuju pada cewek bohay dikelas, "Lo sama sita. Tapi jangan ngerumpi"

"Kayak lo aja" anti mencibir

Terakhir, tinggal asya. Semua siswi sudah terdaftar kecuali asya. Itu artinya dia sendirian, lagi.

"Asya, tinggal lo doang. Sendiri ya?"

Asya menghela nafas, mau bagaimana lagi? Sebenarnya, asya mau-mau saja sendirian. Tapi masalahnya, harus asya sendiri juga yang mengerjakan. Cowo di kelasnya itu memang malas tiada dua.

"Hm,"

"Kalian jangan ada yang protes. Ini udah gue data yang paling adil. Jangan lupa besok minggu depan. Gak boleh ngaret"

"Jangan suudzon gitu, kita gak protes kok" celetuk eza.

"Iya tuh," ila menyahut. "Paling juga demo"

"YA GAK?!"
"YOIIII!"

Mereka tertawa. Sebagian yang melihatnya ikut tertawa, sisanya hanya mendelik.

"Receh" mida mencebik

"Nugas mulu gak pernah materi", Mamud menyeletuk.

"Orang sibuk mud!"

"Lo sibuk ya nal?"

"Lo ga tau?"

"Sibuk ngapain emang?"

"Mengais rejeki lah"

"Lagak Lo udah kaya kang somay"

"Dia bapak gue soalnya"

"Bercanda Lo masih garing nal, ganti deh", ila menyeletuk.

"Apaan emang?"

"Guru itu, pahlawan tanpa tanda jasa. Gaji nya dapet, jasanya ilang"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FriendstiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang