[10]

14.5K 1.9K 349
                                    

Hinata memainkan jemari sang istri. Sesekali diangkatnya telapak tangan lembut itu untuk diciumnya.

Wangi.

[Name] mengerjap sambil merasakan hembusan nafas sang suami di tangannya. Dadanya menghangat diiringi kekehan gemas sang suami.

Hinata begitu soft pagi ini.

Saat [Name] bangun, sang suami sudah memeluknya manja sambil mengecupi keningnya. Mengelus pipinya sambil membisikkan ucapan selamat pagi yang hangat.

Sebuah hal langka pertama yang didapatkan [Name] sebagai seorang istri karena menurutnya [Name] lebih dominan daripada sang suami.

Dominan dalam artian, dalam hal suami-istri [Name] lebih sering bertindak lebih dulu daripada Hinata yang notabene pemalu.

"Ada sesuatu, Shouyou-kun?" tanya [Name] lembut. Mengelus surai jingga pekat yang menempel di pangkuan [Name].

"Aku sedang mencoba bertindak lebih. Seperti kata Atsumu-san, aku harus menyayangi istriku seperti ini agar aku tak kehilangannya."

Polos sekali. Sangat blak-blakan.

"Jadi selama ini, Shouyou-kun meminta saran Miya-kun ya?"

Hinata langsung bangkit lalu menatap sang istri. "Tidak selalu. Kadang aku melakukan sesuatu yang menurutku bisa membuatmu senang atau tersipu."

"Misalnya ?"

"Menggodamu."

[Name] mencubit gemas pipi sang suami. Ternyata selama ini itu niat dari hatinya, bukan dari Atsumu.

Ya biarpun ada sedikit hasutan juga.

"[Name], ayo kita kencan."







_____





Akhir pekan kali ini tidak begitu ramai. Setelah berkeliling di taman dan membeli beberapa cemilan yang diinginkan [Name], kini keduanya duduk di kursi taman.

Klasik, tapi [Name] sangat senang.

Karena sang suami yang mengajaknya. Dan hal itu merupakan hal langka kedua yang didapatkannya hari ini.

"Hei, ada yang main voli!" pekik Hinata saat melihat sekelompok anak di lapangan kecil yang memantul-mantulkan bola di udara dengan tangan.

"Ayo kesana!"

Dengan cepat Hinata dan [Name] berjalan ke lapangan itu. Dan langsung disambut riang oleh anak-anak disana.

"H-Hinata Shouyou!"

"E-eh?! Maksudmu Ninja Shouyou itu?!"

"W-wahh! Pemain Nasional!"

Hinata tertawa kaku lalu mengangguk-angguk. "Boleh aku bergabung ?"

"Tentu! Ayo tanding 3 lawan 3!"

[Name] duduk di kursi taman yang menghadap langsung ke lapangan. Matanya menatap senang sang suami yang bergerak lincah di lapangan.

Sesekali menyeka keringatnya lalu menatap ke arah [Name] sambil tersenyum senang. Sampai bola mendarat di wajahnya.

"AHAHAHA! ASTAGA SHOUYOU-KUN!"

"J-Jangan tertawa, [Name]-san!"

Hari itu berlalu begitu cepat. Keduanya pulang sambil bergandengan tangan. Soft sekali, membuat orang disekitarnya gemas.

Termasuk penulisnya.

"Shouyou-kun juga bisa kalah ,ya, melawan anak-anak." [Name] terkekeh. Hinata cemberut.

"Aku tidak benar-benar kalah. Aku hanya ingin membuat mereka senang. Toh mereka anak baik."

[Name] mengangguk-ngangguk. "Shouyou-kun juga bisa mengalahkan Kageyama-kun ya."

"Kalau itu pasti!" Pekik Hinata semangat. Lalu tiba-tiba melembut lalu menatap iris sang istri.

"Aku bisa memenangkan apapun." Hinata menggenggam lembut jemari sang istri.

"Tapi aku tidak bisa menang melawanmu."

[Name] merona. "Eh? K-kok tiba-tiba?"

Beberapa orang yang berjalan di daerah taman berhenti. Karena suara Hinata yang cukup besar, mereka menyimak.

"Selamat hari jadi pernikahan kita yang pertama, Hinata [Name]. Istriku, Wanita ku, Dunia ku."

"Aku sangat mencintaimu.."





===





"Shouyou-kun, k-kita sedang ditatapi banyak orang."

"Mereka tidak akan mengganggu mu. Karena kau adalah istriku."

-end.

Wife! - Hinata ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang