[1].

3.3K 174 111
                                    

"Jatuh lalu mencinta, harus siap dengan segala konsekuensinya"

-Atha Rafki Shafar-

***

Disepanjang jalan menuju kelasnya, Navisha selalu menebar senyum setiap kali berpapasan dengan semua orang. Navisha menunjukkan bahwa ia adalah orang yang paling bahagia dibumi, padahal, kenyatannya tidaklah begitu. Setiap kali berbicara perihal Atha, Navisha selalu menjadi manusia yang tidak memiliki hati sama sekali, ia sangat geram dengan manusia satu itu, yang selalu saja mengejarnya tanpa lelah.

Setelah sampai didepan kelas dalam waktu yang terbilang tidak cepat, dengan nametag classnya yang bertuliskan XII-Mipa 3. Dalam kelas itu berada paling ujung dari kelas-kelas lainnya, posisinya berada disamping tangga. Sehingga tidak membuatnya harus berjalan lebih jauh dan menguras tenaga pastinya. Tanpa mengulur-ulurkan waktu, Navisha langsung memasuki kelasnya dengan sedikit ngos-ngosan.

Dengan nafas yang masih sedikit gusar, mau tidak mau Navisha mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kelas. Ternyata, penghuni kelasnya terbilang cukup banyak dari yang dibayangkan. Wajar saja, Navisha hampir terlambat. Ia menuju mejanya dan disana sudah bertengger dengan santai kedua sahabatnya, ya.. Adara Vergita dan Anggita Verari. Yang sangat bertolak belakang dengan Navisha.

"Pagi guys!" Sapa Navisha dengan suara yang masih terdengar ngos-ngosan.

Kedua sahabatnya pun menjawab dengan penuh heran, bisa-bisanya Navisha datang dan dengan keadaan seragam yang sedikit lusuh.

"Nav, jangan bilang lo terlambat bangun?" Ujar Adara dengan sinis.

"Kenapa lo tumben telat ke sekolah, lihat deh sekarang jam berapa nav, ckck" Tambah Gita dengan lebih sinis.

Navisha menjelaskan kepada kedua sahabatnya alasan mengapa ia sampai hampir terlambat ke sekolah, "Gue tadi mondar-mandir terus depan cermin dara, gita."

Kedua sahabatnya pun menggeleng-gelengkan kepala setelah menerima alasan yang cukup lucu namun tidak ingin tertawa dari sahabat mereka itu.

"Lain kali kalo udah pake seragam, langsung turun, sarapan. Tuh cermin gak bakal rupa bentuk lo navisha, hahahah" Canda Adara dengan cengiran khasnya.

Navisha akhirnya dibuat kesal setengah mati setelah menceritakan hal tersebut kepada kedua sahabatnya itu. Bel tanda jam pelajaran dimulai pun berbunyi, hari ini mata pelajaran kimia dengan guru yang killer membuat sebagian besar siswa dalam kelas tersebut menatap nanar pintu kelas, ada sebagian lainnya lagi yang sudah menguap, ada sebagian lainnya lagi yang acuh tak acuh dengan hal tersebut. Namun, bukan hal yang rumit bagi Navisha dan Atha, keduanya memang sekelas. Dan keduanya juga sama-sama menyukai mata pelajaran itu.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh anak-anak! Sekarang dikeluarkan buku paket kimianya, lalu dibuka halaman 145 pada point B ada latihan 3, sebelum itu saya akan kasih contoh dan diperhatikan baik-baik! Kalo kedapatan yang bermain saat saya menjelaskan, maka silahkan angkat kaki dari kelas ini, dan jangan lagi masuk ke jam pelajaran saya sampai kalian Ujian!" Ujar guru killer itu dengan tegas.

Semua penghuni kelas menjawab salam dan patuh terhadap apa yang diperintahkan oleh guru killer tersebut.

"Siapa yang bisa mengerjakan soal nomor 5 dan 6 dipapan tulis, saya kasih bonus bebas tidak ikut Ujian akhir semester" Ucap guru killer itu dibumbuhi tawaran kepada anak didiknya.

Beberapa saat kelas diam membisu dengan berbagai macam pikiran yang membuat mereka kalut dan takut. Tiba-tiba terdengar suara dari sayap kiri dan kanan deretan bangku pertama dan ketiga secara serempak.

"Saya bu!" Ujar keduanya secara bersamaan. Membuat seluruh penghuni kelas itu menoleh ke arah suara, termasuk si guru killer yang lagi tersenyum ke arah keduanya. Mereka tidak lain dan tidak bukan adalah Navisha Megara Kusuma dan Atha Rafki Shafar.

Navisha menghela nafasnya dengan berat.

"Huh, dia lagi... dia lagi." Gumamnya kecil dan hampir tak terdengarkan kecuali Adara sahabatnya yang duduk disampingnya.

Setelah mereka selesai menyelesaikan soal-soal dipapan tulis. Tidak sengaja Atha menyenggol bahu Navisha dan membuat Navisha semakin geram kepadanya.

"Maaf" lirih Atha

Navisha tak menjawab permintaan maaf dari Atha lalu sudah mendahului Atha untuk segera sampai ke tempat duduknya di sayap kiri dengan malas. Suasana hati Navisha pagi ini memanglah dibuat tidak baik oleh Atha. Kecil kemungkinan untuk Atha meyakinkan Navisha agar mau menerimanya di kehidupannya.

Ya, memang. Atha termasuk kedalam kategori manusia yang suka mempermainkan cewek, ditambah lagi dengan kepintaran yang ia miliki, Atha selalu mewakili sekolah untuk lomba basket, atau perlombaan sains-sains lainnya. Kehidupan Atha memanglah tidak semudah yang dibayangkan, orang tuanya yang selalu sibuk kerja dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendengarkan keluh-kesah antara Atha dan adiknya.

*** back to topic

Bel istirahat pun berbunyi, hal itu sedari tadi ditunggu-tunggu semua siswa SMA Nusa Bangsa. Semuanya merapikan buku diatas meja dan bersiap-siap untuk mengenyangkan perut masing-masing, begitu juga dengan Navisha dan kedua sahabatnya.

"Guys, kantin yuk. Sebelum kehabisan tempat duduk". Ajak Adara

"Yuk!" Jawab Navisha dan Gita secara bersamaan.

Sesampainya dikantin, Adara segera memesan makanan dan minuman untuk mereka bertiga, hari ini berpapasan jadwal Adara untuk memesan menu tersebut. Sembari menunggu makanan dan minuman datang.

Atha dan kawan-kawan menghampiri meja dipojok sana, ya tidak lain itu adalah meja Navisha dan kedua sahabatnya.

"Gue minta maaf soal tadi, gak sengaja nyenggol bahu lo" Ujar Atha penuh sesal

Navisha yang dibuat mabuk kepayang, kedua sahabatnya juga menganga didepan ketiga cowok itu. Bukan Navisha namanya jika harus menunjukkan kepada Atha bahwa ia kegeeran dengan siap lembut Atha barusan. Navisha bersikap agar tetap terlihat cuek.

"Okay" Jawab Navisha dengan acuh.

"Kita duduk disini juga ya, udah full semuanya, disini kursinya lagi sisa 3 cukup buat gue dan teman-teman" Ujar salah satu teman Atha. Alvin Addison dan Avandy Absyan, teman yang sudah dianggap saudara sendiri oleh Atha.

Gita dan Adara berusaha mengiyakan dengan kesadaran yang belum sepenuhnya pulih. "Iya...boleh kok." Ujar mereka bersamaan

Mendengar hal itu, Navisha melotot ke arah kedua sahabatnya itu. Bagaimana tidak, dengan susah payah Navisha menghindari Atha, lalu kedua sahabatnya tanpa seizinnya mengiyakan. Makin menambah kekesalan dalam hati Navisha besar.

"Gak, gue gak mau!" Bentak Navisha

Sudah sejam bel sekolah berbunyi, menandakan bahwa mata pelajaran hari ini sudah selesai. Namun, Navisha kembali dibuat marah dengan menunggu jemputannya. Dihentak-hentakan kakinya, lalu kembali dengan penuh sabar Navisha menunggu Ayahnya menjemputnya.

Tiba-tiba ada suara klakson motor dari arah belakang, Navisha menoleh ke belakang dengan malas.

"Nav, bareng aja yuk." tawar Atha

"Gak" balas Navisha

***
Ditunggu kelanjutannya ya guys. Jangan lupa divote dan dikomentari yang membangun ya!!!

Love Story [TERBIT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang