Part 2

8.5K 438 48
                                    

Kim Taehyung berdecak sebal kala mendapati notif dari ponselnya yang berisi pesan dari direktur tampannya.

[From Jeon Jungshit Direktur Iblis : Hyung, tolong jemput Sean. Aku bersama Ibel, katakan padanya aku ada acara perusahaan penting. Ah iya, piagamnya Sean tergeletak diatas meja kerjaku. Kau bisa mengambilnya. Thanks!]

Netra Taehyung menatap ke arah jarum jam dengan lidah yang bermain dalam mulutnya, ia menghembuskan napasnya sebelum akhirnya berjalan keluar ruangan dan menemukan Jimin yang berdiri di depan pintunya.

"Ada apa sialan? Aku harus menjemput keponakan tersayangku, daddy kinky'nya sibuk make out dengan Ibel."

Suaranya terdengar sekali menahan kesal membuat Jimin menahan tawa dengan wajah sialannya. Kian membuat Taehyung kesal bukan main, "Park Jimin shi, menyingkirlah."

"Tae, kau akan menyesal menyuruhku menyingkir. Aku membawakan hidangan untukmu, Shin Julieanna. Dia akan makan malam denganmu, nanti—jika kau tidak keberatan."

Fuck!

Iras Taehyung sontak berubah, ia lebih tenang dari sebelumnya. Bahkan kini netranya berbinar-binar, mencipta smirk sialan dari kedua sudut pria tampan itu.

"Kau bajingan tengik Jim."

"Kau membicarakan dirimu sendiri? Sekarang pergilah, Sean tidak boleh sendirian disekolah. Kau harus cepat, dan aku akan menyiapkan makan siangnya."

Taehyung mengangguk lantas berlari dengan cepat menuju tempat parkir. Bergegas menuju sekolah Sean dengan mobil mewahnya.

"Paman V!!"

Sean berlarian menuju Taehyung, mengacungkan tangannya berlalu naik dalam gendongan Taehyung.

"Dimana daddy? Apakah daddy sibuk, paman?"

"Tentu saja sayang, daddymu kan ketua diperusahaan. Jadi, dia sibuk sekali ada banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan."

Pekerjaan menuntaskan hasratnya tentu saja.

Ketusnya dalam hati, namun ia masih bisa memasang wajah manis di depan Sean. Mereka berjalan keluar dari halaman sekolah Sean.

"Hari ini kita bermain apa paman? Emm Sean ingin bermain bola, Sean ingin bermain dalam kolam bola, boleh ya paman?"

Taehyung tersenyum lantas mengangkat Sean dalam gendongannya, berlalu menyentuhkan hidung mancungnya pada hidung Sean, mencipta tawa menggemaskan yang kian membuat Taehyung menekankan hidungnya.

Baik Jimin maupun Taehyung, keduanya adalah paman yang sangat menyayangi Sean layaknya Sean adalah putra biologis mereka. Sean mendapat tempat tersendiri di dalam hati mereka.

"Sean ingin es krim?"

"Boleh, tapi nanti jika daddy marah? Daddy selalu mengomel jika Sean memakan es krim, paman."

"Tidak akan, asal Sean tidak memberitahu daddy. Daddy tidak akan tau, kalau Sean makan es krim. Bagaimana?"

Selain memberi contoh yang baik. Jimin dan Taehyung terkadang memberi contoh sinting yang kerap kali menguji emosi Jungkook.

"Maksud paman, Sean harus berbohong pada daddy?"

Taehyung menggeleng, gelengan yang membuat Sean mengerutkan alisnya serta bibir yang mencebik maju.

"Ini bukan berbohong, lebih tepatnya menjaga rahasia."

Seperti itulah, Kim Taehyung dalam mendidik putra semata wayang Jeon Jungkook.

**

Jungkook mengusap lembut pipi kanan Ibel yang masih terlelap dalam dekapannya. Setelah pergulatan panas mereka Ibel terlelap sebab kelahan, terlebih Jungkook melakukannya banyak kali tak memikirkan kondisi Ibel yang sudah lelah sebab bekerja.

DADDY JEON (M) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang