Mengatakan yang sebenarnya

249 30 10
                                    

    "Terkadang mecintai itu harus melakukan pengorbanan, seperti halnya kau ingin membuatnya bahagia kau harus membuatnya tertawa dengan sikap bodohmu, dan ia tertawa tapi dia menganggapmu bodoh beneran, itulah yang harus dikorbankan, sedikit memalukan tapi tidak apa hanya untuknya apapun akan dilakukan, dasar kau Bucin!!!"

Hari ini Renjun pulang ke rumahnya, karena permintaan Jisung kemarin malam, maka dia kabulkan, dia sangat menyayangi Park Jisung, anak itu sudah dia anggap sebagai adik kandungnya.

Cklek

Renjun membuka pintu, rumahnya saat ini terlihat kosong, tidak ada orang , mungkin saja ayah ibunya sedang berpergian ke luar atau saja pulang ke rumahnya di Jilin. Renjun sangat mengharapkan ayah ibunya pulang ke Jilin karena dia tidak ingin perjodohan ini terjadi, nasib memang untuknya, bagaimana bisa ada perjodohan direncanakan sebelum dia lahir di dunia ini, itu sangat konyol bukan??

"Sepi amat dah " Renjun mendudukkan dirinya disofa ruang tamu

"Ah tuan muda sudah pulang rupanya, apa tuan mau makan? Akan saya siapkan tuan " bibi xuhan lai sangat bersemangat melihat Renjun pulang ke rumah

"Tidak bi, aku udah makan bi di rumah Jisung, bibi aja yang makan!" senyum Renjun kebibi Xuhan Lai

"Begitu rupanya, saya kebelakang dulu tuan, permisi " bibi Xuhan Lai membungkukkan badannya ketika ia berbalik Renjun menahannya

"Ada apa tuan ? " tanya bibi Xuhan Lai bingung

"Bunda sama ayah kemana?" Renjun menahan tangan bibi Xuhan Lai dan melepaskannya ketika bibi Xuhan berbalik ke arahnya

"Pergi ke luar tuan, katanya mau jalan-jalan sekalian cari tuan Renjun" kata bibi Xuhan

"Oh okey, aku mau keatas dulu bi, makasih bi udah ngasih tau, bibi jangan terlalu bekerja , sudah malam, lebih baik bibi istirahat! Setidaknya cintai diri bibi dahulu baru aku hahaha" Renjun mengambil tas dan menunju tangga

"Iya tuan, hahahah tuan bisa aja, ada-ada saja tuan Renjun " Bibi Xuhan hanya tertawa

Renjun POV

Renjun merebahkan dirinya diatas kasur, hari ini sangat melelahkan. Terlintas di fikiran ia untuk menghubungi Putri. Renjun mengambil handphone di dalam saku celana, dan mengirim beberapa pesan kepada kekasihnya

LINE

                                          Renjunhg_
                                              Put..

                                          Renjun hg_
                                     Syg km udh mkn?

Ia sudah mengirim pesan tidak ada balasan dari gadis pujaan hatinya, mungkin Putri sudah tertidur , sebenarnya ini baru jam 9 malam, sangat mustahil jika gadis itu tertidur, bisa saja dia kelelahan dan memilih tidur lebih awal dari biasanya.

Renjun lebih memilih membersihkan badan, ia pergi ke kamar mandi. Setelah itu ia memilih tidur, besok harus kembali lagi ke sekolah, ia ingin libur, tapi bagaimana pun pendidikan lebih penting dari segalanya, seperti pepatah mengatakan bersakit sakitlah dahulu bersenang senang kemudian, ia harus berusaha keras walaupun menyakitkan pada awalnya maka akan ada hal yang membahagiakan pada akhirnya, seperti itulah sekolah, memang tugas sangat banyak, jika dikerjakan maka tugas itu akan berkurang, hari ini tidak ada tugas sekolah jadi ia memilih tidur lebih awal , memang membosankan, menatap langit kamarnya yang berwarna putih, matanya masih saja tidak bisa tertutup , susah sekali untuk tidur. Memejamkan matanya lagi dan lagi tetap saja tidak bisa tidur, ia melihat jam di dinding, jam itu menunjukkan pukul 11 Malam . Ia memutuskan untuk pergi ke balkon , membuka pintu, dan berjalan ke arah balkonnya, menatap langit, ada berjuta bintang yang bersinar di malam yang tenang ini, udaranya juga sejuk, berbagai bunyi terdengar, hewan-hewan yang beraktivitas dimalam hari ini sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing seperti kelelawar, burung hantu, cicak dan tokek. Mereka mengeluarkan suara yang bersahutan satu sama lain.

Renjun sangat menyukai malam, karena setiap malam ia bisa melihat berbagai bintang dan bulan, ia menyukai bintang lebih tepatnya, bintang itu bersinar bulan juga bersinar, sinarnya bisa menerangi bumi di malam hari, bayangkan jika tidak ada bulan di malam hari dan juga tidak ada bintang? Maka akan gelap gulita bahkan jika tidak ada bintang , mungkin langit tidak indah , karena bintang itu seperti penghias dimalam hari, memanjakan mata siapa saja ketika melihatnya. Bintang mempunyai berbagai bentuk di setiap malamnya, itulah sebagai penghibur untuk Renjun. Malam hari adalah waktu yang tepat untuk melepaskan penat, jadi Renjun melihat bintang dengan berbagai bentuknya untuk menghiburnya dari kelelahan aktivitas yang ia lakukan di waktu siang.

Menghembuskan nafas panjang, Renjun melirik jam di tangannya, pukul sudah menunjukkan jam 1 malam, waktu sangat cepat berlalu. Ketika melihat bintang dan bulan Renjun selalu lupa waktu, bintang dan bulan sangat berpengaruh dalam hidupnya, Renjun jadi teringat waktu ia kecil, dahulu ia mempunyai penyakit kanker , dia selalu berobat pergi keluar negeri dan berpindah-pindah tempat hanya untuk berobat saja, umur dia juga diramal oleh dokter , kata dokter usia Renjun tidak lama lagi, nyonya huang saat itu terkejut bahkan ia hampir saja melukai tubuhnya, nyonya huang tidak terima jika putra bungsunya harus meninggal di usia muda, saat itu usia Renjun menginjak 10 tahun . Ketika mengingat moment itu, rasanya Renjun ingin menangis saja, tidak ada harapan untuk dia hidup saat itu, setiap malam ia selalu keluar rumah melihat bintang dan bulan , menurutnya itu saja sudah cukup membuatnya bahagia. Hari demi hari ia selalu melihat bintang dan bulan, pada saat itu bintang jatuh, ia jadi teringat kisah kakeknya , kata sang kakek jika bintang terjatuh maka permohonan akan terkabul, maka dari itu ia meminta permohonan agar dia bisa hidup lebih lama lagi, bisa bernyanyi lagi seperti sedia kala, ah Renjun itu seorang penyanyi , ketika mengidap kanker ibunya melarang keras agar Renjun tidak bernyanyi lagi. Jika Renjun sembuh maka dia bisa kembali bernyanyi. Setiap mengingat masa lalu Renjun selalu saja hampir meneteskan liquid bening dimatanya. Lalu ada sebuah tangan menyentuh bahunya.

"Renjun ah, kamu tidak tidur nak?" tanya sang ayah

"Ayah, tidak " Renjun hanya menggelengkan kepalanya

"Sudah malam lebih baik kamu tidur!
Akhirnya kamu pulang nak " tuan Huang tersenyum melihat anak semata wayangnya

"Iya ayah, tapi ada yang ingin aku bicarakan" Renjun menggaruk tangannya karena gigitan nyamuk

"Apa hm? Tidak seperti biasanya, apa tentang seorang gadis" ayahnya seolah menggoda Renjun

"Ah ayah benar, aku sudah memiliki kekasih ayah, namanya Putri" Renjun sangat senang jika membahas hal mengenai gadis pujaannya itu

" Benarkah itu? Wah ternyata anak bungsu ayah laku juga" Tuan huang menunjukkan wajahnya yang terkejut namun terlihat tenang, seperti tidak terjadi apa-apa

" Ayah " Renjun cemberut

"Hahahaha sudah malam nak, lebih baik kau tidur! Besok saja kita lanjutkan bicaranya ajak sekalian ibumu , biar dia tau kalau kau punya kekasih " ayah Renjun mengusap rambut Renjun dan meninggalkannya seorang diri

" Aish, ayah kebiasaan terburuknya keluar lagi, selalu tidak mau serius mendengarkan ceritaku" Renjun berbicara sendirian

"Aku harap ibu dan ayah mengerti perasaanku, aku tidak ingin dijodohkan " Renjun berbicara sendirian dengan suara nyaringnya menatap langit sambil memejamkan kedua matanya

Tanpa sepengetahuan Renjun , ayahnya mendengar itu semua
"Renjun jika kau tidak bicara seperti itu pun ayah sudah tau perasaanmu nak, hanya saja ayah tidak bisa apa-apa, ibumu lah yang menginginkan perjodohan itu nak" Tuan Huang berbicara didalam hatinya dan memilih keluar dari balkon kamar , tanpa sepengetahuan anak bungsunya itu.
























TBC

Jangan lupa vote dan komen guys!!!

Next?



 










    

 My Love// NCT RENJUN 💚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang