Part 2

1 0 0
                                    


Kyo yang sangat kusukai, melihatmu tertawa, aku pun senang. Bila kau tertawa aku pun bahagia. Meski, kamu meninggalkanku, aku tetap akan menyukaimu. Asal kau bahagia, maka aku pun akan bahagia.

"Cheza!" suara cowok yang kukenal memanggilku.
Aku menoleh. Di sana kulihat, Kyo melambaikan tangannya. "Ada apa, Kyo?" tanyaku. Dia tersenyum. "Kamu datang ya nanti malam," ajaknya.
"Nanti malam?"
"Yup. Kan ada pensi."
Tentu aku akan datang. Asalkan kamu datang, maka aku juga akan datang. "Iya, aku

pasti datang, kok," jawabku menyakinkan cowok itu.
Kyo menyerahkan semacam selebaran padaku. "Ini selebaran yang disuruh kubagi." Aku membaca yang tertulis di selebaran itu. 'stand pernak-pernik murah'. "Hah? Stand

pernak-pernik murah?"
Kyo tersenyum. "Iya. Bu Dewi minta aku untuk membagikannya. Eh, ini titip buat Yuri

dan Hiro," kata Kyo sambil menyerahkan dua lembar lagi selebaran yang sama padaku. "Kamu nggak ke ruang musik, Kyo?"
Kyo menggelengkan kepalanya. "Nggak, Che. Aku harus membagikan selebaran ini

dulu. Nanti, kalau sudah selesai, aku pasti ke ruang musik."
Aku tersenyum, menutupi kekecewaanku. "Ya udah. Aku ke ruang musik dulu, ya." Kyo membalas senyumku. "Sampai nanti!" katanya seraya pergi meninggalkanku.
Aku menghela nafasku. Nanti malam, memang ada acara sekolah, festival sekolah.

Diadakannya malam hari. Memang nggak diharuskan datang, tapi banyak banget siswa- siswi yang datang. Festival ini tidak mengharuskan yang datang harus murid sekolah. Karena itu, banyak yang membawa pacar yang bukan dari sekolah ini. Romantis sekali kalau berpacaran saat festival itu. Banyak lampu-lampu kecil yang menyerupai kunang- kunang. Di jam tertentu juga akan ada kembang api. Benar-benar situasi cocok untuk berpacaran. Seandainya, aku bisa berduaan dengan Kyo di sana. Pasti bahagia sekali. Aku menghela nafasku lagi. Itu kan tidak mungkin terjadi.

*

"Yuri! Hiro!" sapaku.

Yuri langsung menghampiriku. "Cheza! Nanti malam, kamu datang, kan? Dandan yang cantik, ya!"

"Iya, iya, Ri. Eh, ini ada selebaran titipan dari si Kyo," kataku sambl menyerahkan selebaran itu.

Yuri mengambil selebaran itu. Dia memandang remeh selebaran ini. "Kamu mau ke sini, Che?"

Kalau Kyo ke situ, aku juga mau ke situ, Ri. "Ya."

Yuri tersenyum senang. "Kalau kamu ke situ, aku juga deh! Meski aku kurang sreg sih."

Kalau kurang sreg, nggak usah ke sana lah! Biar aku sama Kyo aja yang ke sana. Aku tersenyum pada Yuri. "Harus datang lho, Ri!"

Aku mendekati Hiro yang masih asyik menghitung saham keluarganya melewati laptopnya. Memang dasar cowok itu, selalu aja main saham. Aku menyerahkan selebaran itu. "Nih, Hir, buat kamu."

Hiro berhenti mengetik dan mengambil selebaran dari tanganku. Dia melihat selebaran itu sebentar, lalu diletakkannya di dekat laptop kesayangannya. Tanpa komentar, lalu dia melanjutkan bermain saham lewat laptop kesayangannya itu. Memang dasar ya tuh cowok, kalo udah main saham lupa deh segalanya.

Love LabyrinthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang