CANA, sahabat yang disayangi oleh Michel. Dengan ciri khas yang selalu menggunakan pita biru dirambutnya, gadis cantik keturunan Singapura ini orang yang sangat dekat dengan Michel.
Cana anak yang baik, jujur, ceplas ceplos kalo ngomong dan orang yang paling setia dengan sahabatnya.
"Kel." Panggil Cana.
"Iya?"
Cana menatap wajah Michel yang sedang duduk sambil membaca sebuah buku Fisika.
"Sampe sekarang gue nggak ngerti sama hidup lo."
"Gue kenapa?"
Michel langsung mengalihkan pandangannya kearah Cana yang melotot memandangi wajahnya.
"Bisa gak sih, lo nggak usah natap gue seperti itu?" Cetus Michel yang mulai risih ditatap oleh Cana.
"Nggak bisa Kel." Kata Cana yang terus menatap Michel. "Gue memperhatikan bola mata Lo." Lanjutnya.
"Kenapa sih?"
"Kok bola mata lo biru sih? Pakek lensa mata setiap hari, setiap jam, menit dan detik. Sampe lo tidur mata Lo tetap biru, nggak sakit apa di bawa tidur?" Tanya Cana dengan raut wajah sok serius.
Cana mendekatkan wajah nya dan memperhatikan bola mata Michel.
"NGGAK USAH LIATIN NYA KEK GITU JUGA KALI!!" Ujar Michel mendorong wajah Cana agar menjauh dari wajahnya.
"Jawab pertanyaan gue."
"Lo nanya apa?"
Cana menepuk jidadnya mendengar pertanyaan yang dilontarkan sahabatnya ini.
"Lo juara umum tapi bego juga ya, dasar lugu."
"Heh??"
"Gue kan nanya kok mata lo biru dan Lo belum menjawab pertanyaan gue."
Michel menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya. Michel sangat malas untuk menjawab pertanyaan ini, karena Cana sudah hampir 550an lebih memberi pertanyaan yang sama sejak mereka duduk di bangku kelas 10. Pertanyaan itu terus dilontarkan oleh orang yang bernama Cana.
"KELL!!!!" Teriak Cana yang melihat Michel kembali membaca buku nya dan enggan memperdulikan pertanyaan yang ia berikan.
Cana langsung menarik buku di tangan Michel dan membuat Michel menatap nya dengan tajam.
"Lo nggak bosen apa nanya itu Mulu dari kelas 10?" Cetus Michel.
Cana tertawa kecil melihat ekspresi wajah Michel yang mulai kesal. Sebenarnya Michel keturunan Amerika-Indo. Mama Michel berasal dari Amerika.
Oleh karena itu, mata Michel berwarna biru layaknya menggunakan lensa. Michel juga berkulit putih, hidung mancung dan lebih menyukai gandum dari pada padi.
"Kel, gue lelah."
"Yaudah, tidur..."
"Hmm, gue nggak ingin tidur."
Cana langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Ya, saat ini ia sedang berada dirumah Michel. Saat sepulang sekolah tadi Cana merengek untuk pulang bersama Michel dan bermain dirumah Michel.
Hal ini udah biasa dilakukan oleh Cana. Nggak hanya Cana, Amanda dan Adisti juga selalu bermain dirumah Michel. Kadang mereka nginap sampai berhari-hari layaknya udah rumahnya sendiri.
Michel? Mau gak mau menerima mereka dirumah, dengan terpaksa harus menerima. Hihi, Michel bisa dikatakan agak tajam kalo ngomong diantara ketiga sahabatnya. Akan tetapi, hatinya sangat baik dan berjiwa malaikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MICHEL MARCHEL
Teen FictionBagaimana sihh rasa nya mencintai seseorang yang mencintai sahabat kita sendiri? . . . Bagaimana sihh rasa nya dicintai oleh orang yang dicintai oleh sahabat kita sendiri? . . . Cinta yang dapat merusak segala nya, perjalanan kisah cinta yang penuh...