; tiga

710 153 12
                                    

Tanaka meletakkan hoodienya asal di ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tanaka meletakkan hoodienya asal di ruang tamu. Ia baru saja pulang dari studio dance nya.

Tanaka melihat Jayendra sedang mencuci Benjo, vespanya.

Tuk!

“Sakit Tan!”

Tanaka melempar buah mangga kecil, ke arah Jayendra.

“Nanti ke rumah gue ya, langsung ke kamar aja. Gue mau nanya!”

Jayendra mengernyit,
“Nanya apaan? Gue kan gak tau apa-apa.”

Tanaka memutar bola matanya.
“Pasti masalah ginian lo tau, Je.“

Jayendra mengangguk,
“Mandi dulu sana, bauuu.“

“Kurang ajar lo gembuuul.”

“Dih, dasar belalang kayu!”

“Jayendra! Tanaka! Berisik banget ya kalian!” ujar Umi Jayendra dari dalam rumah.

“Ampun Umi! Dama yang salah!”

“Eca yang salah!”

“Apasih Eca-eca!”

“Lo juga manggil gue Dama anjir.”

“Dama nama cowok! Eca cewek!”

“Gapapa sih, lo kan cantik.”

“Sini deketan ngomongnya, gue timpuk mangga nih!”

“Gapapa enak!”

Tanaka menghentakkan kakinya.
“Papi! Jayendra Pi!”

Tanaka anak orang kaya, beda.

“Ampun-ampun, yaudah lo tunggu aja di dalem sana. Gue rapihin Benjo dulu.”

“Okey, Jay!”


Tanaka sedang sibuk menghapal gerakan dancenya, lalu tiba-tiba pintu kamarnya terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanaka sedang sibuk menghapal gerakan dancenya, lalu tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

“Tan, buset dah mantep bener baju lo.”

Tanaka mengernyitkan dahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanaka mengernyitkan dahinya.
“Udah mau tidur Je. Gua males pake baju rapih.”

“Tapi gak usah make baju kayak gini depan gua kek.”

“Kenapa sih anjir, biar adem. Capek gua.”

Jayendra pusing, lalu menghela nafasnya.
“Terserah deh, lo mau nanya apa?”

Tanaka mengambil minuman di meja belajarnya. Lalu melemparkannya ke Jayendra.

“Duduk dulu sono di kasur, gue ngambil snack dulu.”

Jayendra berbaring di kasur sembari memainkan gadgetnya.

Tanaka kembali dengan berbagai snack, seperti biasa.

Jayendra menepuk tempat di sampingnya. Berbalik ke arah Tanaka.

Tanaka membaringkan tubuhnya,
“Capek banget gue hari ini, Je.”

“Sini gue puk-puk biar tidur, nanti aja nanya nya.” ujar Jayendra sembari mengelus rambut Tanaka.

“Gamauuu.”

“Yaudah, cepet tanya.”

Tanaka mengusak matanya.
“Jadi Teandra sempet cerita gitu deh, rahasia pokoknya. Terus gua kayak kepo gitu kan, nah udah tiga harian gua cari tau, tapi kata Teandra sama Dylan gue suruh nanya sama lo, kata mereka lo udah expert.”

“Hmm, okay. Terus?”

“Gua bener-bener bingung nih, tapi jangan di ketawain.”

“Iya sayang.” ujar Jayendra sembari memeluk pinggang Tanaka.

Tanaka menaruh telunjuknya di dahi, berpikir.
“Kalau cowok sama cewek kan, penis masuk ke vagina. Kalau gay? Serius Je gue bingung banget.”

Tangan Jayendra turun hingga menyentuh bokong Tanaka.
“Hmm, kesini nih.”

“Shh ~ Je ih ngapain sih!”

“Kan mau dijelasin.”

Tanaka menatap Jayendra tajam

“Nih, kalo cewek cowok kan lo udah tau. Nah, kalo gay— penis masuk ke bokong, alias anal. Mau nyoba gak?” Ujar Jayendra sembari menaik turunkan alisnya.

“Sini anjing deketan, gua tendang anu lo.”

Jayendra menatap Tanaka kesal.
“Ngomongnya kasar bener! Gue cium nih.”

Tanaka lari ke arah luar kamar.
“Papi! Jayendra mesum aku takut!”

Jayendra mencebikkan bibirnya.
“Ngadu terus aja terus, ntar gua yang kena.”


oof, i love you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


oof, i love you.

flirtationship •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang