Dendam ❀

66.4K 7.9K 314
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kebetulan lagi gabut, aku up double aja deh buat hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kebetulan lagi gabut, aku up double aja deh buat hari ini. Eeest jangan lupa tinggalin jejak ya.

"Setiap orang punya luka, punya rasa sakit yang tak terlupa. Namun, hanya orang berjiwa besar yang mampu hidup tanpa dendam." Kalimat Ayana tersebut kini membebani pikiran Kenan.

Dia menggeram kesal, dia menendang asal kaleng minuman soda di depannya. Angin sepoi-sepoi membelai lembut pipinya, mengingat masalah dengan sang papi membuat dia tidak mood untuk mengikuti proses belajar di kelas. Tidak semudah itu untuk memaafkan, apa Ayana kira dia pria yang tidak gentle hingga hidup dalam kebencian.

"Argh," erang Kenan menjambak rambutnya sendiri.

"Lo nggak ngerasain gimana rasanya saat lo ada namun nggak dianggap ada, Ayana. Lo nggak ngerasain gimana rasanya dikucilkan sama keluarga sendiri. Yang lo rasain cuman dibuang, cuma itu dan sekarang lo bebas ngelakuin apa yang lo mau." Kenan terus bermonolog.

Kenan tertawa sumbang, "Lo kira gue mau jadi anak durhaka? Nggak pernah Ayana, gue mau jadi anak yang berbakti sama orang tua. Tapi dia sendiri yang nggak mau anggap gue."

Kalimat singkat Ayana semalam sungguh sangat menyiksa Kenan, dia takut dianggap sebagai orang pendendam dan kejam oleh istri sendiri. Kenan frustasi, semua tugas diabaikan begitu saja. Kenan tidak sekejam yang orang kira, dia masih manusia, masih punya beberapa persen bagian hati yang berfungsi dengan baik.

Dia pernah membunuh? Memang, hidup tidak melulu selalu tentang putih ada kalanya kegelapan lebih menguasai. Puncak ketidaksukaannya dengan Feren tepat satu tahun yang lalu. Dimana Feren tidak mengundang Kenan di acara peresmian Feren sebagai pewaris perusahaan Wijaya selanjutnya. Kenan merasa tidak dianggap dan menyalurkan emosinya dengan ikut bersama Roy ke dunia malam. Disanalah Roy membebaskan Kenan untuk melakukan apa yang dia sukai. Yah, dunia Roy lebih bahaya dari dunianya Edward-kakek Kenan dari pihak Feren. Dengan mudahnya Roy menutup mulut orang-orang atas kematian yang telah dilakukan oleh cucunya itu.

"Bang," panggil seseorang. Suara yang sangat Kenan kenali.

Kenan berdecak, melihat siapa yang melangkah menghampirinya. Cowok dengan tatapan tenang dan tutur kata yang sangat halus. Sesampainya dia di hadapan Kenan, dia langsung meraih tangan Kenan lalu menyalaminya.

KENAN [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang