Tegar ❀

54.1K 6.2K 479
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejaknya 😇 eaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejaknya 😇 eaaa

Kenan meringis pelan saat merasakan ada yang menjewer telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenan meringis pelan saat merasakan ada yang menjewer telinganya. Dia melepaskan pelukannya dengan Ayana. Matanya perlahan-lahan terbuka, menyesuaikan cahaya lampu yang cukup terang.

"Mami, Papi? Ko-kok kalian ada disini?" Kenan syok, apalagi tatapan Maminya yang ingin menerkamnya saja.

"Bagus ya kamu, bagus sembunyikan peristiwa ini dari kami."

"Aw-aw ampun Mi, ampun." Kenan meringis, dia mengikuti arah telinganya ditarik.

"Kenan, ini bukan masalah kecil. Untung Lala nangis-nangis manggil mommynya kalau nggak kita nggak bakalan tahu Ayana kayak gini." Feren memijat tengkuknya, subuh-subuh dia ke rumah sakit melihat kondisi menantunya.

Ayana mendesah pelan, keributan yang diciptakan Kenan, Shalsa, dan Feren tidak mampu membangunkannya. Kenan langsung melompat dari ranjang, membiarkan Ayana meneruskan tidur. Padahal mimpi dia sangatlah indah, dan sang mami begitu tega membangunkannya dengan jeweran.

"Sekarang kamu pulang siap-siap untuk sekolah," titah Shalsa tidak menerima penolakan.

Kenan menggeleng cepat, dia tidak ingin meninggalkan Ayana sendirian. Apalagi Mami dan Papinya orang sibuk, pasti mereka akan pulang sebentar lagi. Dia sudah berjanji tidak akan jauh-jauh dari Ayana, dia sudah sangat trauma.

KENAN [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang