[05] SOML

37 29 0
                                    

Hai guys maaf yah baru up.
Semoga kalian suka dengan part ini dan part selanjutnya dan tunggu kejutannya ya guys.
••••☆••••

Matahari mulai tenggelam ke arah barat. Perlahan meninggalkan warna orange kekuningan yang membelah indah, angin sore pun perlahan menerpa wajah cantiknya.

Tasya tengah duduk di kursi dekat sebuah danau yang sangat indah. Tempat itu selalu menjadi tempat favorit bagi Tasya dan dia. Seulas kenangan bersama dia pun terputar kembali dimana mereka sangat bahagia.

"Aku kangen sama kamu Fi." Batin Tasya lalu tiba-tiba mimik wajahnya berubah sendu memandang langit yang sangat indah.

Tiba-tiba rintik hujan turun dan membasahinya, inilah yang di tunggu-tunggu oleh Tasya. Tidak ada mendung ataupun langit yang hitam pertanda akan hujan, yang ada hanyalah senja yang menghiasi langit. Tasya tidak mengerti kenapa bisa hujan? Sedangkan tidak ada tanda-tanda akan turunnya hujan.

Oh iya, Tasya ingat seseorang yang pernah mengatakan 'mendung belum tentu hujan' , dan 'hujan belum tentu mendung'.

Tasya mengingat sesuatu lalu dia melihat jam di pergelangan tangannya, seketika dirinya menepuk jidatnya.
"Astaga udah 3 jam gue di sini, pasti mama khawatir nyariin gue." Ucap Tasya lalu segera pergi dari tempat tersebut dalam keadaan basah akibat hujan.

Tanpa dia sadari, ada seseorang yang sedari tadi bersembunyi di balik pohon dan memperhatikannya, lalu tersenyum getir.

"Kamu gak berubah ya Ra, masih tetap sama seperti dulu." Batin seseorang itu dengan menatap kepergian Tasya sendu.

****

"Assalamualaikum Tasya pulang." Kata Tasya.

"Waalaikum salam, sayang kamu dari mana aja kenapa bisa basah begini sih." Tanya Amira dengan wajah khawatir.

Tasya pun menghela nafasnya lalu tersenyum untuk menutupi kesedihannya.
"Aku cuma keluar mah cari angin, Tasya juga lupa bawa payung jadinya kehujanan." Balas Tasya.

Tangan Amira mengusap kepala anaknya itu lembut lalu tersenyum.
"Yaudah mandi gih biar gak masuk angin, mama akan buatin susu buat kamu."

"Iya mah, yaudah aku naik dulu ya." Jawabnya lalu mencium pipi Amira dan bergegas naik menuju kamarnya.

Saat berjalan menuju kamarnya, Tasya berpapasan dengan Vino yang mau turun.

"Dari mana dek, kok baru pulang, terus kenapa bisa basah gini, kamu gak bawa payung ya." Tanyanya.

"Cari angin kak, aku lupa bawanya." Jawabnya dengan cengirannya membuat kakaknya menggelangkan kepalanya.

"Aku duluan ya kak mau mandi." Lanjutnya dan pergi ke kamarnya.

"Iya yaudah sana mandi cepat biar gak sakit."

"Siap bos ku laksanakan." Jawab Tasya sambil hormat lalu berlari menuju kamarnya. Vino yang melihat itu pun tertawa kecil akibat tingkah adiknya itu, "sungguh menggemaskan." Batin Vino lalu turun ke bawah.

****

Seorang laki-laki saat ini tengah berada di ruang keluarga bersama dengan keluarganya tentunya, sekedar ingin kumpul-kumpul saja karena orang tuanya kadang pulang malam. Tapi, dirinya sadar bahwa orang tuanya pasti begitu juga untuknya.

"Gimana sekolah kamu baik-baik aja kan." Tanya sang mama.

"Baik kok mah, malah baik banget." Jawabnya dengan senyuman dan itu juga membuat kedua orang tuanya tersenyum.

"Di sekolah kamu baik-baik aja kan, gak pernah sakit lagi." Tanya sang papa.

Pemuda tersebut menghela nafanya, orang tuanya sungguh mengkhawatirkannya.
"Baik pah, mah. Udah gak usah khawatir aku gak papa kok."

"Humm yaudah kalau terjadi apa-apa bilang ke papa atau mama ya." Ucap papa pemuda tersebut.

"Iya pah, yaudah aku ke atas dulu ya pah mah."

"Iya sayang." Jawab kedua lrang tuanya serempak.

Belum sampai di anak tangga yang hendak ia ingin naiki, pemuda tersebut sudah tergeletak di lantai tidak sadarkan diri dan membuat kedua orang tuanya panik bukan main.

"Astagfirullah pah, anak kita ayo kita bawa ke rumah sakit." Panik sang mama.

"Iya mah sudah jangan panik ya." Jawab papa pemuda itu berusaha tenang agar istrinya tidak terlalu panik.

Sesampainya di rumah sakit, mereka cepat memanggil dokter dan dua suster pun datang dan membawa pemuda tersebut masuk ke ruang ICU.

"Maaf ya bu, pak. Tolong tunggu di luar." Kata seorang dokter tersebut dan di turuti oleh suamj istri itu.

"Pah, mama takut keadaan anak kita semakin parah." Katanya sambil menangis.

"Tenang mah. Kita pasrahkan semuanya kepada yang di atas, semoga anak kita dapat selamat yah." Jawab suaminya sambil mengelus puncuk kepala sang istri. Sebenarnya dirinya juga takut akan hal itu, tapi dia yakin Allah pasti memberikan yang terbaik kepada mereka.

"Pak Anton." Panggil dokter itu. Dokter yang telah lama merawat anak dari pak Anton dan Susan.

"Ada apa dengan anak saya Dokter. Apa dia baik-baik saja." Dokter tersebut menghela nafasnya.

"Ayo ikut saya, kita bicarakan di ruangan saya." Ucapnya.

"Baik dok, mah tunggu di sini dulu ya, papa akan cepat kembali. Terus berdoa kepada Allah semoga anak kita baik-baik saja. Kata Pak Anton dan Susan pun mengguk sebagai jawaban.

Setelah sampai di ruangan Dokter Surya.
"Ada apa dokter Surya. Apa yang terjadi dengan anak saya." Tanya Pak Anton.

Dokter Surya sekali lagi menghela nafasnya.
"Anak Pak Anton harusnya sering ke sini untuk cek up. Tolong beritau dirinya ya Pak kalau tidak, kondisinya akan semakin parah. Anak bapak itu keras kepala."

"Huff iya dok nanti saya yang akan dampingi dia agar dia sering cek up."

"Kalau begitu saya permisi dulu ya Dokter Surya. Assalamualaikum. " kata Pak Anton.

"Iya pak waalaikum salam."

Setelah keluar dari ruangan dokter Surya, pak Anton segera pergi ke kantin rumah sakit untuk membelikan istrinya makanan, lalu segera menemui istrinya di dalam ruangan yang dimana sang anak di rawat.

"Mah, makan dulu yuk." Kata Anton yang telah muncul di ambang pintu dan melihat istrinya yang duduk di samping putranya.

"Mama gak laper pah." Jawab Susan tanpa mengalihkan pandangannya dari anaknya.

Anton menghela nafasnya, kalau begini terus pasti istrinya itu akan sakit bila tidak makan.

"Mama makan dulu, memangnya mama mau anak kita sedih liat keadaan mama seperti ini." Bujuk Anton.

"Hemm iya pah."

"Pah mama mau berhenti kerja dulu ya, mama mau jaga anak kita." Lanjut Susan.

"Iya mah, yaudah sini makan." Ajak Anton dan Susan pun segera duduk di dekat suaminya.

~~~~♡~~~~
Hello readers maaf yah banyak typo.

Jangan lupa untuk vote dan komen.




10/06/2020.




Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang