17. The Truth (III)

4K 323 29
                                    

Kau perlu tahu, segalanya tidak akan sama jika kau tidak berlaku jujur dalam janji yang telah mengikatmu dalam sebuah pernikahan.

"Aku tidak selingkuh."

Suaranya pelan bahkan teramat sangat pelan, namun Kakashi masih dapat menangkapnya.

Kakashi yang memulainya, ia sudah menahan pertanyaan itu sejak pertama bertemu dengan Hinata di depan rumah sakit.

Saat pria kecil yang mencuri semua perhatian dari istrinya telah terlelap dalam keranjangnya, Kakashi tidak bisa menahan lebih lama lagi. Ia menginginkan kebenaran.

"Berhenti membohongiku Hinata."

Hinata menatap Kakashi. Wajahnya lelah dan lingkar matanya mulai berubah kehitaman. Kumisnya terlihat kasar. Hinata ingin memeluknya, mengelus rambut halus suaminya. Mungkin itu akan menenangkannya namun Hinata hanya bisa melihat ke dalam pelupuk mata hitamnya.

"Kau sangat pandai membohongi ku."

"Maaf.. aku tidak bermaksud."

Kakashi terkekeh. Kata-kata yang diucapkan istrinya sama sekali tidak masuk akal.

"Kau diluar dari yang ku bayangkan."

Hinata bungkam, sebagian besar kata itu benar.

"Kenapa kau selingkuh?"

Kakashi menatapnya putus asa. Hinata mengalihkan pandangannya. Ia sendiri berusaha keras menahan sakit di dadanya.

"Hn? Bagaimana kau bisa bermain di belakangku? Kapan? Siapa dia?"

"Karena aku kasar? Karena aku memukulmu?"

"Kakashi-kun.."

"Pria seperti apa dia? Apakah dia  sangat memperhatikanmu? Atau kau mau membalas perbuatan ku dengan Sakura dulu?"

"Itu.. tidak benar,"

"Lalu.. kenapa kau selingkuh?"

Kakashi menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya, ia berusaha untuk tidak berteriak karena dapat membangunkan anak itu dan mencuri perhatian dari istrinya lagi.

"Aku.." Hinata tidak tahan lagi. Ia menggigit bibirnya yang gemetar, cairan bening mengalir dari matanya namun ia menghapusnya cepat.

"Aku tidak selingkuh. Maaf-"

Kakashi menengadahkan wajahnya. Menahan sesuatu untuk tidak mengalir dari onyx hitamnya.

"Sini.."

Kakashi menggenggam pergelangan Hinata, ia menariknya keluar kamar agar tidak menyebabkan kebisingan disana.

"Bayi itu. " Kakashi menunjuk kasar ke pintu kamar tempat mereka keluar tadi.

"Kau menghasilkan bayi itu bersama pria lain. Lalu bagaimana kau mengatakan-,"

Kakashi mengatupkan bibirnya rapat. "Akhhh!"

Suara itu menggelegar. Kaki Hinata bergetar karena tergertak. Bayangan ketika Kakashi menamparnya muncul dalam pikirannya.

"Hinata aku bisa saja membunuh  bayi itu jika aku mau!"

Dua tangan besar kakashi menggenggam pundak Hinata, menekannya hingga Hinata terdorong menempel pada dinding rumahnya.

"Akh.."

"Jadi kumohon jangan katakan hal yang tidak masuk akal atau aku akan membunuhnya di depan mata mu!"

"Ja..jangan..." Hinata menarik baju Kakashi. Lavender basahnya menatap onyx kelam Kakashi.

"Aku bersumpah aku tidak selingkuh. Sebelum aku mengenalmu-,"

Not A Perfect WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang