Part 1

2.4K 97 2
                                    

Oh Sehun.

Seorang laki-laki yang hidup sendirian semenjak kedua orangtuanya yang merupakan workaholic. Umurnya yang masih 16 tahun ini cukup bisa hidup mandiri. Dengan kepintarannya yang luar biasa ia mendapatkan beasiswa dan memasuki Sikshin Senior High School yang katanya sekolah elit yang menerima murid-murid berprestasi. Hari ini adalah hari pertama ia memasuki SMA barunya. Ia sedang mempersiapkan alat-alat sekolahnya. Setelah selesai ia memakai tas ranselnya dan berjalan keluar kamarnya. Tiba-tiba ia berhenti dan berkaca sebentar, merapikan sedikit rambut hitam legamnya. Puas dengan penampilannya, ia beranjak pergi dari rumahnya.

.

.

.

.

.

Sehun selalu berangkat ke sekolah naik sepeda. Menurutnya itu hemat uang. Ya, walaupun Sehun terlahir dari keluarga kaya, tetap saja ia tidak boleh memboros dan menjadi anak manja. Karena suatu saat nanti pasti ia akan tinggal sendiri--dan sekarang sudah saatnya. Karena itu Sehun selalu menolak uang kiriman dari orangtuanya dan mencari uang sendiri dengan bekerja sebagai penyanyi di sebuah kafe. Walaupun penghasilannya sedikit, setidaknya Sehun tidak langsung memakainya, melainkan menabungnya sampai ia menginginkan sesuatu. 10 menit kemudian ia sampai di sekolahnya. Begitu sampai di pintu gerbang, Sehun turun dari sepeda dan mengamati sekolah itu. Sekolahnya benar-benar besar. Ada 3 gedung dan Sehun yakin ia akan pusing mengingat semua ruangan yang didalamnya.

.

.

.

.

.

Seperti yang biasa setiap sekolah lakukan, para peserta murid baru pasti harus melaksanakan masa orientasi siswa. Sehun bertemu lagi dengan sahabat sehidup sematinya, Kim Jong In. Ya bisa dibilang mereka sudah bersama semenjak mereka masih ingusan. 

"Eoh, Oh Se Hun?! Ya, kita bertemu lagi!"

Yang dipanggil hanya mengangguk sebagai jawaban, dan tidak menolak ketika Jongin mulai merangkulnya. Jongin sudah terbiasa dengan kelakuan dingin Sehun, karena Jongin tahu pasti tidak akan bisa berubah. Dan mereka mulai mendengarkan pidato dari kepala sekolah sebagai sambutan kedatangannya peserta murid baru. Dan tentu saja Sehun menganggapnya sebagai angin berlalu. Ia selalu bosan mendengarkan pidato dan semacamnya. 

"Sehun, kata kakakku kita harus hati-hati sama sunbaenim yang bernama Lu Han."

"...."

"Katanya ia galak sekali, sekali kita melakukan kesalahan saja atau melanggar peraturan sekolah ia akan memarahi kita dengan kata-katanya yang pedas. Kata kakakku wajahnya cantik dan imut secara bersamaan, tetapi itu semua tertutup karena ia sangat galak,"

MeltedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang