CHAPTER 1

3.6K 234 57
                                    

Aku tu ga tahan mau nulis cerita ini >_<

Happy Reading

"Aku tidak mau makan!" gadis berambut pirang bergelombang dengan netra biru itu melipat kedua lengannya di dada. Bibirnya mencebik cemberut sembari melempar wajahnya ke samping, malas menatap makanan di hadapannya.

 Bibirnya mencebik cemberut sembari melempar wajahnya ke samping, malas menatap makanan di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Venus, sudah seharian ini kamu tidak menyentuh nasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Venus, sudah seharian ini kamu tidak menyentuh nasi." Mamanya yang berdarah asli Rusia itu menimpal khawatir dengan Bahasa Indonesia seadanya. "Jangan membuat Papa dan Mama khawatir, sayang."

"Aku memiliki darah Rusia, Mama. Tidak makan nasi tidak akan membuatku mati." sahut gadis itu masih dengan ekspresi cemberut.

"Venus." akhirnya sang Papa harus turun tangan. "Papa janji akan mengajakmu ke Maldives jika kamu menurut kali ini dan memakan makanan yang telah disiapkan Mama."

"I don't need Maldives, Papa! I want Axel!!!" pekik anak itu.

Mark menghela napas lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Anak perempuannya ini benar-benar tergila-gila dengan bocah itu. Kutukan yang dikatakan Billy benar-benar terjadi. Bahwa anaknya akan tergila-gila dengan anak Jonathan dan Hana. Sial!

"I want him so bad." Venus berkata dengan nada memelas. "Tolong jadikan Axel suamiku, Papa. Kami akan jadi pasangan yang serasi di Bumi ini."

"Venus, stop!" Mark tak tahan lagi mendengarnya. "Kamu baru berusia sepuluh tahun, oke? Jangan mengada-ngada. Cepat makan makananmu." titahnya lalu kembali meraih sendok dan melahap makanannya.

"Tidak sebelum Papa berjanji untuk menikahkan kami nanti!" Venus berteriak mengancam.

"Tidak. Papa tidak akan pernah melakukan itu." timpal Mark cuek.

"Papa, ini demi masa depan anakmu dan garis keturunanmu nantinya!"

"Sayang," Halena berusaha melerai perkelahian kecil yang selalu terjadi setiap harinya antara Ayah dan anak itu. "Sudah, kalian-"

"Jangan ikut campur, Mama. Ini urusan orang dewasa." Venus berbicara dengan intonasi tegas sementara kedua matanya masih melotot kepada Ayahnya.

Mark meletakkan sendoknya. Ia menatap Venus sejenak sebelum akhirnya mengangguk-angguk. "Baiklah. Papa akan berbicara dengan Paman Jonathan dan menjodohkann kalian." ucapnya akhirnya.

You are my HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang