Gadis Piyama dan Minuman

13 2 0
                                    

Berjalan menelusuri koridor sekolah, menatap dan sesekali membalas sapaan dari teman-temannya, tidak memperdulikan orang yang tertawa karena penampilannya.

Gadis yang berjalan menelusuri koridor itu masih menggunakan piyama tidur berlengan panjang ke sekolah, tas yang dia sampirkan di bahu kanannya dan memakai sendal jepit.

"Adzwa astaga!!! Lu mau sekolah apa mau tidur sih?!" Sapaan pagi yang didapatkan Adzwa setelah sampai dikelas nya oleh seorang gadis berambut sebahu.

Yang dipanggil Adzwa hanya nyengir kuda, menampilkan gigi rapinya.

"San, temenin ke toilet yuk, gue mau mandi" Ajak Adzwa ke Sani, cewek yang berambut sebahu itu.

Sani melotot tak percaya, Adzwa belum mandi? Hey kenapa sudah ke sekolah!!!

"Lu belum mandi!??! Astaga Adzwa, niat sekolah gak sih?" Tanya sani masih tak percaya

"Niat lah, ayok ah, nanti telat" Adzwa menarik Sani ke arah toilet. Sani hanya menurut masih menatap tak percaya ke arah temannya yang satu ini.

"Kenapa gak mandi dirumah Adzwa?" Tanya Sani sambil mengikuti Adzwa

"Takut telat, dari pada dihukum mending mandi disini aja, hemat air juga" jawab Adzwa santai membuat Sani melongo tak percaya dengan jawabannya "Oh yaa, Ravi mana?" Tanya Adzwa, memberhentikan langkahnya. Sekedar info Ravi adalah kakak dari Sani sekaligus pacar dari Adzwa

"Dipanggil Guru tadi" jawab Sani ikut memberhentikan langkahnya, memperhatikan Adzwa yang tampak sedang berpikir hingga lipatan kerut di dahinya terlihat begitu jelas, Sani mengernyit "Kenapa?" Tanyanya

Adzwa tersadar dari pikirannya, mengerjabkan matanya dua kali
"Gak papa" Jawabnya lalu melanjutkan langkahnya kembali, Sani hanya ber-oh ria

'-'-'

Adzwa dan Sani kini berada di kantin, menikmati bakso Mang Mamat diselingi canda tawa. Harmonis sekali hubungannya:v

Hingga..

Braak
"Astagfirullah" Refleks Sani beristigfar

Seseorang menggerbak meja dari kedua gadis itu, hingga kuah bakso keduanya hampir tumpah.

Adzwa menatap tajam kearah orang yang menggerbak meja tersebut, yang ditatap hanya membalasnya dengan senyum manis.

"Adam, lo apa-apaan sih?! Ngagetin aja, untung gue gak punya riwayat penyakit jantung" omel Sani kearah orang yang dipanggil Adam sang penggerbak Meja.

"Nyamuk" Jawab Adam sambil nyengir tak berdosa

Hening
Sedetik kemudian

"Dam, Adzwa mukanya merah ntar lagi meledak, gue duluan yah, bye" Ucap pamit teman Adam, Saka sambil berbisik. Dan melangkah menjauh dari Adam.

"AADDD__" Teriakan Adzwa tertahan karena Adam membekap mulutnya. Sani sudah menutup telinganya.

"Udaaah...Udaaah yah sayang, gue traktir mau?" tawar Adam masih membekap mulut Adzwa menggunakan tangannya

Adzwa berusaha melepas tangan Adam dari mulutnya, namun nihil usahanya tidak membuahkan hasil sedikitpun

Adzwa menghela nafasnya panjang, menatap Adam dengan kesal, yang ditatap hanya tersenyum manis.

"Gimana? Mau makan apa?" tanya Adam lagi, yang dibalas delikan tajam dari Adzwa

"Dam, gimana mau jawab si Adzwa nya, kalau mulutnya aja lo bekap kuat gitu" Celetuk Sani jengah, ia kembali melanjutkan suapan baksonya kemulutnya.

Adam nyengir, melepas tangannya dari mulut Adzwa secara perlahan.

"Sayang-sayang, bapak lo naik kuda di laut!" Omel Adzwa geram terhadap Adam

"Ya kali nik kuda dilaut, kagak bisa lah sayaaang" celetuk Adam, kemudian merangkul Adzwa dan duduk disampingnya.

"Ekhem, berasa nyamuk gue, ingat pacar kalian woy" Dehem Sani menyadarkan Adzwa dan langsung melepas rangkulan Adam dari pundaknya

"Ck, SAKAAA!!" teriakan Adam membuat seluruh penghuni kantin menoleh kearahnya, tapi diacuhkan Oleh Adam "Sini woy Sani nyariin lo" panggil Adam lagi, Sani melototkan matanya, memukul pelan bahu Adam.

Malu Woy, Seluruh isi kantin menatap mereka, Sani menggerutu dalam hati. Mau ditaruh dimana wajahnya sekarang.

Saka berdecak, namun tak urung mengikuti  panggilan Adam, ia berjalan kemeja Adam.
"Apa?" tanya nya memasang wajah datar karena masih kesal dengan Adam. Sedangkan Sani sudah menyembunyikan wajahnya dengan menunduk.

"katanya Sani dia kangen" ujar Adam yang langsung dipelototi oleh Sani. Bukan rahasia lagi kalau memang Sani menyukai Saka, namun belum mendapatkan rasa balasan.

"Apaan sih!" Sani menendang kaki Adam yang membuat siempunya meringis.

Adam berdiri, mengelus kepala Adzwa kemudian berucap
"Gue beliin minum yah?" Tawar Adam dengan senyum manis.

"hmm" jawab Adzwa lempeng

Adam beranjak ke stand minuman untuk membelikan Adzwa minuman, owh jangan salah yah, Adam itu tidak sebaik itu, sebelum membawa minuman rasa coklat itu ke Adzwa dia singgah dulu ke tukang bakso untuk menambahkan kecap plus sambal sedikit agar warnanya tidak berubah.

Adam memberikan minuman itu ke Adzwa, Adzwa menerimanya tanpa merasa curiga, toh dia juga sudah haus.

"Dzwa, gue duluan yah, Sila kayaknya udah nyariin nih, Saka yok cabut!!" Adam pun meninggalkan kantin dengan cekikikan.

"Napa lo?" tanya Saka saat diluar kantin.

"Lo denger yaa, tigaaa....duaaaaa..." Adam menghitung mundur "Satu!"

"ADAAAAAAAAMMMMM!!!!!" tepat saat hitungan terakhir teriakan Adzwa menggema, membuat Ketawa Adam meledak.

Hello mamen, Sorry yah kalau gaje, maklum ini yang pertama, kalau bagus jangan lupa vote yah:') kalau gak bagus yah vote aja:v karena vote itu geratisss!!!

AA (Adam & Adzwa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang