Tiga

19 12 10
                                    

"De mau pulang bareng abang?" ucap seseorang yang berhasil membuat Arlinda terlonjak saking kagetnya. Sedangkan sang empunya hanya tersenyum jahil karna reaksi yang diberikan oleh Arlinda.

"Abang tuh bisa gak si jangan ngagetin. Kalo gue jantungan gimana?" Sungut Arlinda dengan wajah jengkel karna Arsya mengganggu waktu tenangnya.

"Tapi buktinya lo gak jantungan kan? Eh iya lo sekarang ekskul kan? Abang juga  kebetulan mau tanding futsal. Baliknya bareng ya" pesan Arsya panjang lebar dan langsung berlalu meninggalkan Arlinda.

Dari kejauhan Arlinda bisa melihat Ardhan dengan instruktur ekskulnya. Arlinda tak heran melihat mereka berbarengan karna mengingat  Ardhan juga merupakan bagian dari anggota ekskul fotografi.

Arlinda langsung berdiri dan segera berkumpul kala melihat anggota lain ikut berkumpul dengan instrukturnya.

"Baik anak anak. Jadi disini bapak cuma ngasih tau kalo lusa kita akan pergi ke anyer untuk mendokumentasikan kegiatan anak pecinta alam. Disini bapak hanya akan menunjuk beberapa orang saja. Sepertinya bapak akan menunjuk Arlinda, Bima, Rania, dan Bagas. Dan kalian disana akan ditemani dengan Ardhan. Untuk teknisnya bapak akan serahkan Ardhan untuk menjalaskan. Kalau begitu bapak pamit dulu. Dan hari ini ekskul kita libur" jelas sang instruktur panjang lebar.

Setelah instruktur meninggalkan ruangan, semua murid langsung bubar kecuali orang orang yang akan pergi  ke Anyer.

"Baik gue disini ngegantiin pak Rama. Jadi lusa kita berangkat pake mobil. Urusan mobilnya udh diurus sama sekolah. Mungkin segitu aja teknisnya. Kalian bpleh pulang" Ucap Ardhan yang langsung berdiri dan langsung keluar dari ruangan.

Dengan gesit Arlinda langsung berdiri dan menyusul sang kakak yang pastinya ada di lapang futsal sekola. Sesampainya di lapang futsal Arlinda melihat Ardhan bermain futsal masih menggunakan seragamnya. Lain halnya dengan Daffa dan kakaknua yang sudah berganti pakaian.

Arlinda langsung mengambil langlah dan duduk diantara tas milik kakak dan sahabatnya itu. Dia sempat melirik sebentar ke arah kanan dan melihat ponsel yang tergeletak diatas tas. Dapat Arlinda lihat ponsel otu juga berkedip beberapa kalo menandakan bahwa ada telpon masuk.

Kasi tau gak si. Tapi gue gatau ppnsel siapa otu. Ucap Arlinda dalam hati yang melirik lirik ke seluruh penjuru ruangan. Sejenak Arlinda berfikir mungkin ponsel yang sedari tadi berdering milik Ardhan atau Daffa.

Karna dirasa sudah beberapa kali menelpon akhirnya Arlinda pun mangambil telponnya dan berdiri. Arlinda langsung memilih memasuki lapang dan langsung menghampiri kakaknya.

"Gue gatau hp siapa. Bunyi terus kayaknya penting" ucap Arlinda berbisik sambil memperlihatkan hpnya.

Arsya hanya menatap sekilas handpone ditangan Arlinda dan langsung berteriak pada Ardhan bahwa ada yang menelpon. Setelah teriakan Arsya, Ardhanpun langsung menghampiri Arlinda dan segera mengangkat telponnya. Dan Arlinda pun kembali untuk duduk.

Setelah menelpon terlihat Ardhan buru buru menghampiri Daffa dan Arsya. Setelah mengobrol, mereka menghampiri Arlinda dan langsung mengajak Arlinda tanpa banyak berbicara.

Di satu sisi Arlinda merasa heran karna sekarang mereka berada di mobil Ardhan dan pergi ntah kemana. Sesekali Arlinda melirik Ardhan yang terus saja mengecek ponsel miliknya. Beberapa menit menikmati perjalanan, Arlinda menyadari bahwa mobil mulai memasuki pekarangan rumah sakit. Dengan cepat mereka keluar dan Ardhan langsung saja berlari.

"Kak kita ngapain sih?" Tanya Arlinda yang akhirnya membuka suara.

"Adeknya si Ardhan jatoh terus dibawa ke rumah sakit. Udah jan banyak tanya kita ikutan aja" jawa Arsya yang langsung menyusul Ardhan dan Arsya.

For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang