Arlinda mulai bergerak gelisah di dalam tidurnya. Ia meraba sisi kirinya dan mulai membuka mata kala tak merasakan Rania ada di sampingnya. Ia pun terduduk dan menatap sekelilingnya. Karna tak melihat Rania, Arlinda berdiri dan membawa lampu senter untuk pergi ke luar tenda.
Rania kemana sih. Tanya Arlinda yang menyorotkan senter kesana sini. Arlinda berjalan perlahan menuju toilet karna mungkin saja Rania pergi kesana untuk buang air kecil. Namun saat sampai disana Arlinda masih saja tak menemukan sosok Rania.
Arlinda semakin ketar ketir dan cemas kala mengingat Rania sering kali berbicara bahwa ia selalu mengigau sambil berjalan. Dengan sedikit tergesa Arlinda pergi menuju tenda yang lain untuk membangunkan Bima, pacarnya Rania.
Saat tengah berjalan, tiba tiba saja ia mendengar orang yang terjatuh. Dengan tergesa Arlinda menghampiri dan melihat Rania yang menggigil kedinginan.
***
Ardhan menghampiri suara dan laget melihat Rania yang kedinginan sedangkan Arlinda yang berusaha memanggil nama Rania.
"Dia kenapa" tanya Ardhan setengah panik.
"Kayaknya kedingian kak"
"Lo ke tenda dan bangunin si Bima!" surah Ardhan yang langsung diangguki oleh Arlinda.
Kini mereka berempat sedang mengerubungi Rania. Berkali kali Bima mencoba menghangatkan ranja dengan memakaikan jaketnya dan Bagas. Setelah dirasa sudah mendingan, Arlinda mengantarkan Rania kembali ke tenda. Setelah sudah melihat Rania tertidur akhirnya Arlinda beranjak dan duduk bersama Ardhan.
"Gak tidur?" Tanya Ardhan heran
"Gak bisa tidur. Kakak?"
"Sama"
Keheningan kembali menyelimuti hingga suara petikan gitar yang berasal dari Ardhan membuat Arlinda menoleh dan memperhatikan Ardhan. Sedangkan sang empunya yang sadar diperhatikan hanya mengalihkan pandangan dari untuk menatap Arlinda.
"Kenapa?" Tanya Ardhan heran.
"Gapapa kok" jawab Arlinda cepat.
"Terus kenapa lo ngeliatin gue?"
"Gue liatin gitarnya"
"Bener? Tapi tadi ngeliatin gue" tanya Ardhan dengan nada jahil
"Apaan si orang cuma liat gitar" jawab Arlinda dengan ketus karna bisa bisanya Ardhan menggoda Arlinda. Padahal selama ia bertemu dengan Ardhan, pria itu hanya menampilkan ekspresi seadanya. Setelah dirasa cukup berada di luar tenda dengan angin yang semakin menusuk kulit, Arlinda pun berpamitan pada Ardhan yang hanya dibalas dengan anggukan.
Punya kepribadian ganda ni orang. Ucap Arlinda dalam hati karna tadi pria itu menggodanya namun sekarang kembali pada sikap awalnya. Acuh.
***
Esoknya, mereka berlima kembali untuk bekerja. Setelah selesai kegiatan, mereka memutuskan untuk bermain di sekitar pantai terlebih daluhu. Terlihat Bagas, Rania, Bima, dan Arlinda sedang bermain air. Sedangkan Ardhan hanya memerhatikan mereka dengan sesekali bergeleng kepala kala melihat tingkah laku adik kelasnya itu.
Saat tengah melihat lihat foto, tiba tiba saja Ardhan dikagetkan dengan sebuah tepukan dipundaknya. Ia segera menoleh dan mendapati Arlinda yang sudah tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Us
Teen FictionBagi Arlinda, Ardhan bukanlah cowok dingin nan cuek yang hobinya balapan dan ikut ikutan geng motor. Ardhan hanyalah Ardhan. Dengan segala sikap yang mampu menjungkir balikan lawan bicaranya. Bagi Ardhan, Arlinda adalah cewek langka. Bukan nerd gir...