Memasuki Semester Akhir

4 1 0
                                    

Pagi yang sangat cerah. 

Akhirnya, aku kembali ke asrama lagi. Tak perlu menumpang di warung internet. Tapi, masih harus menjalankan tugas sebagai web master. 

"Qiu Liu, kamu kemana saja? Kenapa belum datang untuk bekerja? Warnet ini sudah penuh, aku tidak bisa mengerjakan pekerjaan ini sendirian." Tiba-tiba saja Gun Gun meneleponku.

"Maaf, Bos Gun! Aku lupa memberitahumu, hari ini aku mulai kuliah lagi. Dan hanya bisa bekerja paruh waktu."balasku.

"Baiklah, nanti saja kita bicarakan hal membagi waktu."

"Aku tutup telponnya! Sampai jumpa!"

"Tut, Tut, Tut,"

Menandakan pembicaraan berakhir.

Kelihatannya, aku tak harus secepat ini meninggalkannya, mengerjakan pekerjaan sebagai web master sendirian. 

"Baiklah, Bos Gun! Aku tak akan meninggalkanmu." ucapku sembari tersenyum sinis. 

Ku lirik jam di tangan kananku, sudah menunjukkan pukul delapan, kelas pagi ku sudah dimulai. Aku harus berlari sekencang-kencangnya agar tak didahului oleh sang dosen. 

Akhirnya, pak dosen belum datang. 

"Uh, melelahkan!" Mataku segera mencari tempat duduk yang nyaman.

"Ha, disitu saja!"

Aku memilih tempat duduk dibarisan kelima dan duduk di kursi yang kedua. 

Tak terlalu dekat dengan sang dosen, dan juga tak terlalu jauh. Sedang saja. 

Kubuka buku pelajaran yang akan dibahas, dan mengulang pelajaran lalu. Masing-masing dosen memiliki trik dalam mengajar, dan aku sangat hapal dengan trik yang dimiliki oleh dosen ini. Dia pasti akan memilih seorang mahasiswa ataupun mahasiswi untuk menjelaskan pelajaran lalu. 

Tiba-tiba saja,

"Apakah kursi ini kosong?" 

Seseorang bertanya kepadaku. Dengan refleks, aku menoleh ke sumber suara itu.

"Apa? Kenapa lelaki tampan ini bisa berada disini? Bukankah, dia seorang mahasiswa jurusan seni lukis? Untuk apa memasuki kelas kimia?" Aku bergumam dalam hati sembari menatapnya dalam.

"Bolehkah aku duduk disini?" 

Lelaki ini melontarkan pertanyaan yang berbeda padaku. 

"Boleh!"jawabku singkat.

Lelaki ini dengan segera mengambil posisi duduk di kursi kosong yang ada di sebelahku. 

Oh, tidak! Kenapa kau mengizinkannya untuk duduk di sebelah mu. Sama saja, itu artinya kau ingin membunuh dirimu sendiri.

Rasanya aku sudah tersetrum berkali-kali, tubuhku mulai melemah.

"Siapa sebenarnya pria ini? Hanya dia yang bisa menyetrum ku dan tidak tersetrum olehku." Lagi-lagi aku bergumam didalam hati. 

Aku berusaha menahan rasa sakit ini. Walaupun harus menyimpan luka bakar di tubuhku. 

Sang dosen melangkah memasuki ruangan ini. Kelas kimia pagi ini telah dimulai. Meski begitu, kelasku pagi ini tidak dalam ketenangan. Pria ini membuatku lebih fokus menahan rasa sakit yang diberikannya. 

Aku sama sekali tak bisa mendengarkan penjelasan dari sang dosen. Setruman ini terasa sangat kuat. 

"Kamu, gadis yang duduk di barisan kelima tepatnya duduk di bangku kedua!"

Apa? Dosen itu menunjukku? Bagaimana aku menjawabnya? Aku tidak mendengarkan pertanyaannya. 

"Emmm" 

Aku hanya terbungkam.

Pria ini membisikkan sesuatu kepadaku, "Pertanyaannya, sebutkan nama unsur ke 22, 33, dan 100 di dalam tabel priodik"

Tau diri juga, sudah tau menyakitiku sekarang membantuku. Kelihatannya, pria ini tidak terlalu kejam.

"Unsur ke- 22 adalah Titanium, unsur ke-  33 adalah Arsen, dan yang ke- 100 adalah,...."

Oh, tidak! Aku lupa. Nama unsur itu...

"Fermium" Pria ini membantuku untuk yang kedua kalinya. 

"Yang ke- 100 adalah Fermium, Pak!"

"Jawabanmu sangat memuaskan ku, Terimakasih! Kau boleh duduk kembali." 

Aku kembali merebahkan tubuh di kursi nyaman itu. Kulirik pria itu, 

"Terimakasih karena telah membantuku!"ucapku.

"Sama-sama!"

Rasa sakit ku tak berkurang sedikitpun sampai kelas berakhir. Aku tak berdaya lagi. Kakiku tak kuat untuk berjalan. Semua orang telah keluar dari ruangan.

 Tinggal aku sendiri. 

Aku mencoba untuk menghubungi teman asramaku, Ran Shu. Sama sepertiku, dia juga memiliki kekuatan, kekuatan yang menjadikannya bak udara dan angin. 

"Hallo, Qiu Liu! Ada apa?" 

"Datanglah ke kelas kimia pagi! Aku tak bisa berjalan lagi." 

"Ha, baik! Aku segera datang."

Ponselku terjatuh, tubuhku sudah rusak parah. 

Tak berapa lama, Ran Shu sampai di hadapanku. Dia langsung pergi membawaku dengan awan. 

"Apa yang terjadi?"tanyanya.

"Senior tampan jurusan seni lukis, pagi tadi dia duduk di sampingku. Dan ketika berada disampingnya, tubuhku terasa di setrum berkali-kali. Aku tak tau kenapa bisa terjadi hanya ketika berada di sampingnya"jelasku.

Ran Shu terlihat sangat kebingungan.

"Apa yang harus kulakukan, tak mungkin hanya berdiri diam. Sementara, tubuhku semakin melemah. Aku juga tak bisa menyentuh tubuhmu."ujarnya bingung.

"Bawa aku ke warung internet yang biasa aku datangi. Hanya ada satu orang yang bisa mengobati ku"titah ku.

Ran Shu segera mengeluarkan awan dan membalut tubuhku didalamnya. Membawaku ketempat tujuan.

Sesampainya disana, aku langsung menyenderkan tubuh didinding depan. 

"Panggilkan seorang lelaki yang bekerja di warung internet ini!" Aku menyuruh Ran Shu untuk mencari Gun Gun. 

Tak lama kemudian, Gun Gun datang menghampiriku. 

"Apa yang terjadi padamu? Apa kau melakukan hal bodoh lagi?"

Gun Gun langsung membawaku ke kamar. Aku sudah tak sadarkan diri. 




















WO AI NITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang