Suara deruman motor terdengar bersahut - sahutan di sebuah jalanan yang ramai oleh beberapa anak muda, sementara seorang laki - laki yang duduk di atas motor sport berwarna hitam memandang remeh ke arah laki - laki lainnya.
"Lo enggak akan menang kali ini" ucap laki - laki tadi.
"Kita liat aja nanti" seorang laki - laki dengan tatapan datarnya yang duduk di atas motor sport berwarna merah membalas perkataan laki - laki tadi.
"Gue pastiin Lo akan kalah malam ini Ervan" ucap laki - laki itu dengan rasa percaya diri.
"Dan gue akan pastiin ucapan Lo tadi gak akan terjadi" ucap Ervan, ya laki - laki dengan motor sport merah itu adalah Ervan. Seperti itulah kegiatannya setiap malam dan yang menjadi lawannya malam ini adalah Daniel Anggara, musuh bebuyutannya sedari dulu, Daniel selalu mengusiknya berulang kali ia kalah balapan darinya tapi tidak pernah kapok.
Keduanya sudah berada di garis start dan seorang gadis dengan pakaian minimnya memegang sapu tangan dan kemudian melemparnya ke atas pertanda bahwa balapan baru saja di mulai.
Ervan berserta Daniel mulai menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi sampai akhirnya Ervan tiba di garis finish lebih awal.
"See kali ini gue menang lagi" ucap Ervan dengan nada meremehkan kepada Daniel. Setelah mengatakan itu ia segera menjalankan motornya meninggalkan tempat itu.
Sedangkan Daniel terlihat kesal karena kali ini ia kalah lagi dari Ervan.
"Gue pastiin suatu saat Lo akan tunduk di hadapan gue Ervan". Batin Daniel
Sekarang Ervan menghentikan motornya didepan sebuah bangunan yang cukup besar kemudian ia turun dari motornya dan berjalan memasuki bangunan tersebut.
Saat memasuki bangunan itu ia di sambut oleh 5 sahabatnya mereka adalah Bima Angkasa, Alvaro Januar, Fakhri Bastian, Rezvan Mahesa, Reynand Samudra.
Ervan dan Bima sudah bersahabat sejak mereka SD karena dulu rumah mereka berdekatan, jadi diantara mereka Bima yang paling dekat dengan Ervan dan tau semua yang dialami oleh bahkan sampai masalah Ervan dengan keluarganya sedangkan dengan Alvaro baru bertemu saat mereka SMP, dulu Alvaro anaknya penakut dan sering di tindas tapi waktu itu Ervan dan Bima menolongnya dengan menawarkannya untuk berteman, jadilah mereka berteman sampai sekarang. Dan untuk Fakhri, Rezvan, dan Reynand mereka bertemu di arena balap 2 tahun yang lalu. Mereka memang tidak satu sekolah tapi hal itu tidak menghalangi ikatan persahabatan Meraka, dulunya Ervan, Alvaro, dan Bima satu sekolah tetapi karena Ervan di keluarkan jadilah mereka pisah sekolah, awalnya Bima ingin ikut pindah bersama Ervan karena ia tau Ervan pasti tidak akan memiliki teman mengingat semua orang selalu memandang Ervan dengan buruk tapi Ervan melarangnya dan mengatakan bahwa ia akan baik - baik saja. Mereka semua ada saat Ervan membutuhkan dan seperti rumah kedua bagi ervan, di saat semua orang meninggalkannya mereka tetap berada disisinya. Begitulah sahabat walaupun seluruh dunia menjauh maka ia akan tetap tinggal.
"Dari mana lo ?" Ucap Alvaro
"Biasa" ucap Ervan
Kata biasa yang di lontarkan Ervan membuat semua yang ada di ruangan itu mengerti. Mereka semua tau yang di maksud biasa oleh Ervan adalah balapan.
"Siapa yang jadi lawan Lo tadi ?" Tanya Bima
"Daniel" Ervan menjawab dengan singkat.
"Terus Lo menang er ?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Rezvan dan Ervan hanya mengangguk.
"Gitu aja Lo pertanyain, udah pastilah Ervan menang" ucap Reynand.
"Itu anak gak ada kapok - kapoknya apa ngajak Ervan balapan terus pada akhirnya kala juga" ucap Fakhri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERVAN (Hiatus)
General FictionJangan lupa follow akun ini Ervan Rafardhan. Siapa yang tak mengenalnya ? Seorang laki - laki dengan segala kelakuan buruknya. Seantero SMA Tunas Bangsa juga tau, walaupun dia masih berstatus murid baru tapi semua tau kesalahan yang Ervan perbuat sa...