Sudah beberapa hari ini, Nafiz dan sahabatnya sibuk belajar karena mereka mengikuti UTS pada semester ini. Alan juga sudah pulang sejak jum'at siang dari luar kota dan jum'at malamnya lagi berada di rumah Nafiz.
"Gimana urusannya di luar kota udah selesai Al?"
"Alhamdulilah udah selesai Naf"
"Kalau boleh tau emang apa urusannya sampai kamu yang harus kesana sendiri?"
"Biasa Naf perusahaan disana ada yang ngga beres sampai aku yang masih kuliah harus kesana"
"Oh, ya udah bagus deh kalau udah selesai urusannya kamu disana"
"Iya Naf. Diperhatiin kamu sekarang dekat yah sama Raihan?"
"Ngga kok biasa aja kaya teman biasa kok. Kan dia teman sekelas kita Al"
"Naf, beneran kamu ngga ada perasaan sama aku?"
"Aku sayang sama kamu Al tapi sebagai sahabat aku dari kecil. Aku udah nganggap kamu abang aku. Ya karena kamu selalu ada buat aku."
"Aku akan nunggu kamu Naf"
"Maaf Al jangan nunggu aku nanti kamu kecewa"
"Ngga Naf aku tetap mau nunggu kamu"
"Al sebenarnya aku udah dijodohin oleh orangtua aku"
"Sama siapa kamu dijodohin Naf?"
"Raihan Al"
"Oh, jadi karena dijodohin kalian dekat Naf? Dan sekarang kamu lebih memilih dia daripada aku yang udah kamu kenal sejak kecil? Aku ngga nyangka Naf"
"Aku ada alasan kaya gitu Al. Aku mohon sama kamu kalau udah tau alasannya kamu ngga berubah sama aku Al"
"Alasan? Alasan apa yang kamu maksud Naf? Kamu ngga lagi cuma cari alasan buat nolak aku kan Naf?"
"Al aku ngga bisa maksain perasaan aku kalau aku suka sama Raihan sejak masuk kuliah. Dan aku juga mau menjaga perasaan sahabat aku yang suka sama kamu Al"
"Sahabat kamu? Siapa Naf?"
"Clara, dia suka sama kamu Al"
"Tapi aku sukanya sama kamu Naf"
"Coba buka hati kamu buat Clara"
"Aku ngga tau, tapi untuk saat ini aku belum bisa Naf"
"Iya pelan-pelan aja, aku yakin kamu pasti bisa"
Mereka mengakhiri pembicaraan jum'at malam itu. Alan pamit pulang ke rumah.
Keesokan harinya, Nafiz seperti biasa berangkat kuliah bareng Alan. Namun pada saat mau berangkat ke kampus, Raihan datang menjemput Nafiz untuk berangkat kuliah bareng.
"Raihan? Kamu kok disini?"
"Iya Naf aku kesini mau jemput kamu untuk berangkat kuliah bareng"
"Nafiz berangkat kuliah bareng aku Rai"
"Al mulai sekarang biarin Nafiz berangkat bareng aku ya Al?"
"Kenapa gitu Rai?"
"Iya soalnya kan aku calon tunangan kamu Naf. Dan aku sudah dapat izin dari orangtua kamu biar aku yang jemput kamu untuk berangkat kuliah mulai saat ini."
"Tapi aku sudah mau berangkat bareng Alan, Rai"
"Kamu berangkat bareng Raihan aja yah Naf, aku baru ingat hari ini aku izin ngga masuk kuliah karena ada urusan mendadak"
"Urusan apa Al?"
"Nanti aku kasih tau. Sekarang lebih baik kalian berdua berangkat kuliah daripada nanti telat dan aku minta tolong izinin ke dosen mk hari ini yah? Kalau ada tugas, aku dikasih tau ya Naf, Rai"
"Iya Al nanti aku kasih tau. Ya udah kita berdua jalan duluan ya Al?"
"Iya Naf, hati-hati ya"
"Iya Al, ayo Rai kita jalan"
"Iya Naf. Al duluan yah"
"Iya Rai"
Raihan dan Nafiz pun berangkat kuliah. Alan melihat mereka menghela nafas. Karena dia tidak bisa memiliki Nafiz seutuhnya, tetapi dia bisa menjadi sahabat Nafiz saja sudah cukup baginya. Dia akan mencoba menghapus perasaan itu dan akan mencoba untuk membuka hatinya untuk sahabat Nafiz yaitu Clara. Dia berharap semoga Clara adalah jodoh yang ditakdirkan untuknya seperti halnya Raihan dan Nafiz.
"Aku harus bisa ikhlas melihat orang yang aku sayang, bahagia dengan orang yang dia sayang dan cinta dia. Semoga Raihan dan Nafiz berjodoh seperti yang diinginkan oleh kedua orangtua mereka."
Alan pun pergi dari rumah Nafiz dan menuju kantor orangtua Alan. Sedangkan Raihan dan Nafiz sudah sampai diparkiran kampus dan ketemu dengan Alfa dan Bella.
"Hai Rai, Naf"
"Oh, Alfa dan Bella. Hai juga"
"Kalian berangkat bareng? Kok ngga bareng Alan sih Naf?"
"Iya Bel. Alan lagi ada urusan katanya jadi dia izin ngga masuk kelas hari ini. Dan yah sekarang aku berangkat kuliahnya bareng Raihan"
"Kenapa gitu Naf?"
"Aku ngga mau ada yang patah hati karena aku dekat sama Alan"
"Siapa Naf?"
"Clara"
"Clara? Dia suka sama Alan, Naf?"
"Iya Bel"
"Ya wajar dong kalian dekat kan kalian teman dari kecil Naf"
"Iya sih tapi aku ngga enak sama Clara, Bel"
"Iya udah terserah kamu, Naf"
"Ya udah masuk kelas yuk"
"Yuk"
Mereka semua menuju kelas. Di kelas mereka ketemu Clara, Gio dan Diandra. Sekarang mereka menjadi dekat satu sama lain. Raihan-Nafiz, Alfa-Bella, Gio-Diandra dan terakhir Alan-Clara. Namun Alan-Clara masih belum ada tanda-tanda kalau mereka lagi dekat. Jika Gio-Diandra mulai dekat saat Gio mengantar Diandra pulang, akhirnya Gio mengutarakan perasaannya dan mereka jadian.
"Duh kok aku merasa jomblo sendiri yah? Alfa sama Bella, Gio sama Diandra, dan Raihan sama Nafiz. Hidup aku kok gini amat yah?"
"Sabar Ra, nanti Alan juga peka kok. Kamu tinggal kode-kode aja biar dia peka sama perasaan kamu ke dia"
"Mau kode gimana lagi sih Di? Dia itu sukanya sama Nafiz, ya kali aku bisa buat suka sama aku? Mana mungkin, Di"
"Jangan pesimisi gitu dong Ra, kita bakalan bantu kamu buat dekat sama doi kok, tenang aja Ra"
"Iya Ra, benar yang dibilang Nafiz. Kita bakalan bantu kamu kok"
"Iya Bel. Makasih ya semuanya. Aku beruntung punya sahabat kaya kalian."
"Iya sama-sama Ra. Kita sebagai manusia ciptaan Allah harus saling bantu"
Mereka akhirnya berhenti berbincang lantaran udah ada dosen yang masuk untuk mk hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Short StoryNamanya Nafiz Syakilla Atmarini. Dia adalah mahasiswi jurusan Akuntansi di sebuah Universitas Swasta di Jakarta. Dia sejak awal masuk kuliah sudah menyukai seorang teman di jurusannya. Namun lambat laun rasa suka itu menjadi rasa cinta. Dia hanya ma...