"Hakase! Apa maksudmu? Anak itu akan tinggal disini!?" Bentak Haibara pada Hakase
"Iya, ai kun abangnya akan pergi ke Irlandia untuk satu alasan yang penting. Maaf baru memberi tau mu" Ucap Hakase sambil memperhatikan Oriza yang tertidur pulas di sofa depan televisi
"Hah terserah sajalah!" Bentak Haibara lagi
"Nee Shiho neechan, jangan memarahi Hakase dia tidak bersalah" Ucap anak yang baru bangun dari tidurnya, ia mengucek kedua matanya
"Lagi pula ini tengah malam dan di luar hujan" sambung anak itu
"A.. apa ka...kau bilang?" Haibara tergagap
'Duh, keceplosan, mulut mulutttt!' batin Oriza"Aku bilang jangan memarahi hakase" Oriza beruhasa tenang
"Bu.. bukan itu, kau tau namaku?" Haibara sangat ketakutan, ditambah lagi di matanya Oriza mengeluarkan aura yang tidak biasa
"Tentu saja, Ai Haibara itu namamu" Oriza menguap
"Tapi tadi kau memanggilku"
"Hemm apa? Jadi, bolehkah aku tidur disini?" Oriza menyeringai
"Ah sudahlah, mungkin aku salah dengar" gumam Haibara
"Terserah kau saja!" bentak Haibara lalu pergi"Oriza kun, tidurlah di atas pada pintu kedua di kanan" Tawar Hakase
"Sudahlah tak apa, aku tidur disini saja" dan Oriza pun kembali merebahkan badan mungilnya ke sofa empuk itu.
🦋🦋🦋🦋🦋
"Selamat pagi" sapa seorang anak yang tengah berkutat dengan sejumlah sayur mayur
"Apa kau lakukan disini!?" Tanya Haibara yang sedang jalan menuruni anak tangga
"Kau tidak lihat, aku membuat kan sarapn untukmu" Ia menaikkan sebelah alisnya
"Aku tidak mau makan itu"
"Owh ayolah, kau perlu disuapkan?" Oriza menyeringai
"Ogah ah, najis gua" teriak Haibara sambil mengenakan sepatu
"Aku berangkat, Hakase"
"Nee Ai ku apa kau tidak mau makan dulu?"
"Tidak usah kalau dengannya!" Ucap Haibara sambil membanting pintu
"Jaa, Hakase aku ingin pulang sebentar ke apartemen ku yaaa" Ucap Oriza sambil menyodorkan semangkuk salad pada Hakase
"Kau sama saja seperti Ai kun, Oriza kun" Keluh Hakase
Hakase mencicipinya dengan sangat perlahan dan ternyata itu sangat lezat
"Ini sangat lezat, Oriza kun"
Di apartemen super duper mewah milik kakak beradik Alex
"kakak" panggil Oriza
"Apa kau tidak merindukan adikmu ini?"
"Tidak" Ucap William"Kak, aku butuh kendaraan" Curhat Oriza sambil bermain rubik dan duduk di atas sofa
"Apa yang kau ingin kan?" William menatap adiknya
"Bagaimana kalau sepeda, tapi itu tertalu merepotkan, kalau skuter itu juga merepotkan, kalau sepatu roda itu telalu kuno, kalau skateboard bagaimana"
Oceh Oriza"Tapi kan detektif itu juga punya" Ucap William
"Nah, bagaimana kalau Hoverboard?"
Oriza mendapat ide yang bagus"Kau merancangnya dan aku akan membuatnya" Ucap William sambil mengelus rambut ungu milik Oriza
"Yeeaayy" Oriza sangat antusias
"Kak, ngomong ngomong kalau aku meletakkan pistol yang bisa di lengketkan ke tangan itu bagaimana" Oriza menunjuk lengan kanannya dengan telunjuk kirinya
"Boleh saja, tapi apakah semua senjata di tas pinggang mu itu belum cukup?" William menaikkan sebelah alisnya
"Belum, bagaimana kalau ketinggalan atau di sita oleh Conan?" Oriza memasang wajah memohon
"Ya ya ambil saja" William mengiyakan
"Kalau brecelet phone itu"
"Ambil saja, tapi itu tidak anti peluru"
"HO RE" Oriza tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
DETECTIVE CONAN : BUTTERFLY AND THE DREAM
De TodoNamanya Oriza Alexandria. Kupu kupu yang hidup semaunya. Dunia adalah miliknya. Anak kecil yang tidak suka dipanggil "anak kecil".✨ Taukah kalian? Bahwa ketika orang lain ingin kembali mengulang masa kanak kanak nya, dia malah ingin menjadi remaja y...