Siapa Dia

220 21 3
                                    

"Baiklah, aku akan menyapa adiknya" kata Oriza sambil minum teh di apartemennya."Wanita yang mirip dengan mantan tunangan ku yang sangat kau sayangi itu?" William memastikan. "Tentu".

Oriza sudah menghabiskan teh nya dan dia beranjak dari tempat duduknya untuk mencuci piring.

Mereka,sepasang adik kakak alex itu sedang sarapan di ruang makan. Wanita yang mereka bicarakan adalah aggota organisasi hitam yang berjubah putih itu.

Dia mirip mantan tunangan William. Sagat mirip, bahkan Oriza merasakan aura yang sama, oleh karena itu dia mengikutinya dua minggu lalu.Oriza dan mantan tunangan kakaknya itu sangat akrab. Bahkan ia mengganggap wanita itu adalah ibunya.

"Kau ingin rubik-kan? Akan kubelikan nanti" William menatap Oriza yang sedang mencuci piring .

"Baiklah, belikan yang ada warna ungunya oke?" Oriza tersenyum ke arah kakak laki-lakinya itu "Hmm" William mengiyakan. Dan oriza selesai mencuci piring.

William adalah korban obat APTX 4869 itu. Sebenarnya ia adalah pria berumur 29 tahun yang kembali menjadi sosok remaja berumur 19 tahun. Ia bersyukur karena itu, karena dia juga harus move-on karena tunangan-nya yang di bunuh oleh organisasi itu .

"Pastikan kau mengubah suaramu saat bicara denganya" William mengingatkan "Aku tidak mau jika mereka megincarmu dan merebutmu juga" pria bersungrai ungu itu ber jongkok didepan Oriza dan tersenyum sambil mengelus rambut adik satu-satunya itu, keluarga satu-satunya

Benar saja, ayah mereka menghilang saat oriza dalam kandungan dan ibu mereka meninggal tepat seteleh Oriza lahir. Mengenaskan bukan???

🦋🦋🦋🦋🦋

Oriza menedang nendang bola kakinya sambil berjalan menuju markas organisasi itu. Ia ingin menyapa wanita berambut pirang berjas putih itu.

'Akhirnya sampai' ucap Oriza sambil memandangi bangunan tua itu.

Duk

Oriza sengaja menendang bolanya tepat mengenai meja. Terlihat dua orang berlawan jenis sedang berdiri di depan meja itu dan kini perhatian mereka menuju pada bola itu dan seorang gadis kecil yang berlari meengejar bola itu.

"I get it" Oriza mengambil bola yang sengaja ia tendang itu.

"Heh kenapa ada anak kecil disini hah!" Bentak salah seorang pria yang bercodename Gin.

"Sorry" Oriza menunduk "I accidenttaly" ucap Oriza dan dia masih dalam posisi menunduk hingga topi yang ia kenakan jatuh, namun Oriza tidak segera meraih topi itu, ia mengangkat kepalanya, dan memperhatikan pasangan pria wanita itu.

'Hehe, mudah sekali menemukan mu, Shiho neechan' batin Oriza.

"kalian sangattt.. eummm. What is Japanese from harmonious?" ucap Oriza sambil menyeringai.

"Serasi?" Wanita yang bercodename sherry itu menjawabnya, tentu saja ia pandai berbahasa, tidak seperti gin yang hanya pandai membunuh.

"oh iya" oriza terkekeh, lalu tersenyum.

Gin yang mulai paham pun terkejut dan sedetik kemudian ia tersenyum. "Cepat pergi dari sini" Gin mengusir anak bermata ungu itu itu.

Baik ucap Oriza sambil memandangi sekeliling.

"But, where is the way out?" Tanya Oriza.

"There, where you entered earlier" Sherry menunjuk.

"Cepatlah!" Gin menodongkan pistol ke arah anak itu.

Sherry yang melihat hal itu, memungut topi oriza dan memakaikannya ke kepala Oriza seraya berkata "come out, and don't ever come here again"

Oriza mengambil bola yang tadi ia tendang dan berjalan untuk keluar. 'Aku belum puas' batinnya.

Dan entah apa yang dipikirkan Oriza, dia mengikuti Sherry ke Labnya, dan untungnya tubuhnya kecil, jadi dengan mudahnya ia menyelinap.

Dan sampailah ia di laboratorium empat yang pintunya tertutup rapat.

Ia hampir kembali pulang dan beruntung, ada seseorang yang keluar dan langsung saja ia masuk.

🦋🦋🦋🦋🦋

Ia memperhatikan wanita cantik yang bercodename Sherry itu dan wanita itu tidak menyadarinya.

Lalu dengan tenang ia memainkan bola kaki nya, ia telah berhasil merebut perhatian wanita itu dari layar komputernya.

"Hei dik, pergi dari sini. Tunggu! Bagaimana cara mu masuk ke dalam ruangan yang hanya sherry yang bisa membukanya?"

"Aku belajar dari ahlinya" sekarang ia berganti bermain bola basket. Memantul mantulkan bola itu.

"Apa maksudmu, bocah?" Sherry memperhatikan Oriza bermain.

"Jangan panggil aku bocah"

Lalu Oriza melempar bola ke keyboard komputer Sherry, tepat di huruf P dan mesin print Sherry menyala.

"Bolekah aku meminta data obat yang kau buat? Shiho neechan".

"Siapa kau sebenarnya?"

"Aku bukan siapa siapa, tapi kau bisa memanggilku Irene"

"Baiklah Irene, jelaskan padaku, apa yang kau tau?" Sherry menatap sinis.

"Aku tau kau sedang membuat obat APTX 4869, itu bisa meemundurkan semua organ tubuh sampai masa kanak kanak. Kakak laki laki ku adalah korbannya" Jelas Oriza.

"Jadi kau ingin penawarnya hah?" tanya Sherrry dengan sarkas.

"Tidak, justru aku ingin membuat lawannya. Agar aku bisa secepatnya menjadi remaja. Aku bosan dengan tubuh ini.  Memang,  Manusia tidak bisa memajukan atau memundurkan waktu.  Tapi aku ingin menentang itu "
Oriza masih menatap gadis pirang di depannya itu.

"Kau pintar sekali" Itu bukan pujian,  tapi ejekan, sherry berjongkok untuk mensejajarkan tinggi nya.

Oriza tetap tenang, " Waktu itu berjalan,  seiring berjalannya waktu,  kenangan akan ikut bersamanya, yang baik atau yang buruk, senang atau sedih.  Nasib manusia sudah di tentukan,  tapi kita masih bisa merubah nasib kan?."

Oriza tersenyum,  itu senyum yang dapat melelehkan hati sherry yang beku itu.

"Detik ini" Lanjut Oriza seraya mengarahkan tinju kanannya kedepan wajah sherry yang berjongkok di depannya.

"Akan menjadi kenangan untuk sekarang"

Oriza membuka tinjunya dan ia menggenggam setangkai bunga violet yang indah,  memberinya pada sherry.

Wanita itu tersenyum dan mengambil bunga itu.

"Ini tidak beracun kan? " sherry menyelidik, mengambil bunga itu.

"Akemi onee chan telah mereka rebut darimu,  aku sarankan untuk berhati hati, kau tau kan? Organisasi ini mengerikan. Kalau kau mau aku bisa melindungimu dan aku janji,  kau tidak akan mati kecuali aku yang mengizinkan nya"

Oriza nendongak, memperlihatkan mata ungunya, walaupun kepalanya ditutupi topi,  tapi mata ungu nya itu masih tetap menyala.

Sherry yang mendengarkan itu terkejut. "Apa tujuanmu kemari? " tanya Sherry.

Oriza kembali memainkan bolanya "Hanya menyapamu dan menawarkan perlindungan dari ku, kak shiho." Dia tersenyum kembali.

Sherry terpana dengan senyumannya.

Oriza berhenti bermain dan ia mengambil kertas yang tadi ia print dan memasukan kertas itu ke tas pinggang nya.
Sherry yang melihat itu hanya diam saja.

"Aku pergi dulu ya kak" Oriza memanjat jendela yang tembus ke hutan belakang markas.

"Sampai jumpa shiho neechan" ucap Oriza seraya melompat keluar dan tersenyum.

'Siapa dia?' batin sherry.

             
                                🦋🦋🦋🦋🦋

DETECTIVE CONAN : BUTTERFLY AND THE DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang