Antara Percaya dan Tidak Percaya

3 1 0
                                    


Rendy bengong melihat laki-laki itu dan hanya bisa terdiam saja. Beberapa menit mereka hanya saling bertatap-tatapan tak lama kemudian Rendy tertawa haru dan memeluk laki-laki itu.

"Fikri!!! Lo kemana aja ga ngasih kabar sama sekali" kata Rendy gembira.

"maafin gue yang tiba-tiba pergi tanpa ngasihtau kalian" kata Fikri.

"tega ya lo ninggalin gue sendirian, kapan lo nyampe?" kata Rendy.

"baru banget gue nyampe dan langsung kerumah lo" kata Fikri.

"haha terus mau nginep dimana dong? Kan rumah lo ada yang nempatin" kata Rendy.

"rumah om gue kebetulan juga gue ke Indonesia gabakal lama paling cuma 2 mingguan lah, gue beneran nyesel ren. Kenapa dulu gue gamau bilang dulu sama Nara" kata Fikri yang tiba-tiba menunduk.

Rendy yang awalnya sumringah langsung berubah dengan ekspresi kesal sekaligus bingung karena baru tadi saat dia balik ke dua tahun yang lalu bahwa dia menyuruh Fikri untuk bilang ke Nara biar tidak menyesal. Sementara, sebelum dia bisa kembali dua tahun yang lalu Rendy sama sekali tidak ngomong dan menyuruh Fikri karena emang dia tidak tahu kalo Fikri akan keluar negeri. Masa lalu berubah mungkin jika Rendy tidak kembali bisa saja Fikri tidak pulang ke Indonesia.

"kalo Fikri aja bisa pulang kesini, ada kemungkinan juga kalo gue bisa nyegah Nara ga pergi ngejar mobil dia bisa hidup sampai sekarang" gumam Rendy dalam hati.

"lo mau anter gue ke makamnya Nara sekarang?" kata Fikri mengagetkan Rendy.

"oh...iya ayo mumpung masih sore ntar keburu maghrib" kata Rendy.

"naik motor lo aja ya. Biar mobil gue parkir disini" kata Fikri.

Mereka pun berboncengan menuju tempat pemakaman umum yang jaraknya memakan waktu sekitar 10 menit. Rendy dan Fikri berjongkok di depan makam Nara. Diam-diam ternyata Fikri telah membawa buket bunga yang tersimpan di tasnya.

"ra, ini gue Fikri. Maafin baru sempet nyekar lo sekarang. Gue sibuk banget di Aussie dan sempat ada masalah ekonomi juga makanya gue gabisa balik balik" kata Fikri.

"maafin juga gue gak sempet bilang kalo mau belajar keluar negeri dan maafin juga gue ga sempet nyelametin lo saat kecelakaan. Coba aja kalo gue posisinya ada di deket lo pasti gue cegat lo" lanjut Fikri.

"gue juga ngerasa bersalah banget karena setelah pergi keluar negeri sama sekali hilang kontak dengan Rendy. Pasti lo sedih ngeliat kita sama sekali jauh satu sama lain" kata Fikri.

Rendy melihat Fikri mencoba tersenyum sedikit.

"udah udah yang jelas gue kan ga kenapa-napa buktinya masih sehat" kata Rendy.

"haha. Udah dulu ya ra, gue sama Rendy ijin mau pulang dulu. Tenang disana ya Nara" kata Fikri meletakkan bunga diatas makam Nara. Mereka kembali ke rumah Rendy dan tampaknya Fikri kangen dengan suasana rumah Rendy. Dia pun masuk dan duduk di kamar Rendy.

"ah nyamannya disini. Gue tebak itu poster dari dulu gapernah dicabut awas loh jamuran nanti" kata Fikri.

"gue rajin bersihin kamar kali ah. Tuh barang-barang lama gue udah gaada disini" kata Rendy kesal.

"kuliah lo gimana lancar kah?" tanya Fikri.

"lancar jaya bos cuma kalo nugas harus dikerjain deadline terus. Lo sendiri gimana disana?" kata Rendy.

"lancar juga kok. Cuma waktu awal awal kuliah sempat ada masalah ekonomi aja yang memaksakan gue harus kerja sambilan disana buat biaya kuliah" kata Fikri.

Reverse TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang